Ini kisah aku dan sahabat ku. Sahabatku, namanya Valeria Nadia, aku lebih suka memanggilnya Aria namun orang-orang memanggilnya Val. Kami bersahabat sangat dekat sejak TK. Ke mana ia pergi aku juga di sana. Ketika aku bersembunyi, dia yang akan pertama kali menemukan Ku. Begitu sebaliknya. Ketika ada masalah, kami akan menceritakan kepada satu sama lain sebelum bercerita ke orang lain. Kami tak pernah terpisahkan. Ibuku bahkan berkata bila kami berdua lebih dekat dari saudara kandung.
Kami memiliki banyak kesamaan. Nama ku Talya Diana, biasa dipanggil Ana, namun Aria lebih suka memanggilku Alya, katanya biar kami berdua semakin mirip, Aria dan Alya. Usia kami juga tak terpaut jauh, aku lahir di tahun dan bulan yang sama dengan Aria, hanya 1 minggu lebih muda. Ibu Aria juga akan berkata bahwa aku adalah kembaran tak sedarah Aria.
Bahkan ibu kami berpikiran serupa.. hahaha
Bagaimana kami bisa bertemu?
Hmm... karena kami masih sangat kecil saat itu, mungkin versi cerita antara Aku dan Aria akan sedikit berbeda. Namun, satu hal yang pasti, kami bertemu dalam keadaan sama-sama menangis. Imut ya?
Waktu itu sedang hujan. Aku sedang menunggu orang tua ku menjemput ku di TK. Saat itu aku sedang berjalan mondar-mandir di depan kelas di sebelah ruang guru. Semua teman-teman ku sudah pulang saat itu, jadi aku tinggal sendirian. Karena bosan akhirnya aku bernyanyi dan bermain sendirian.
Ibu guru saat itu sedang asik menulis di sebuah buku besar. Tak berapa lama kemudian ada dering telepon, Ibu guru mengangkat teleponnya. Aku belum mengerti apa yang sedang dibicarakan saat itu, namun yang pasti ibu guru langsung berdiri dan terlihat panik. Ibu guru keluar kantor dan berkata "Ana kamu sendirian? Tadi lihat teman ana yang rambutnya hitam pendek, pakai baju warna biru muda seperti Ana tapi sepatunya warna merah?"
"Nggak lihat bu guru"
"Oh ya udah, Ana tunggu di sini ya, jangan ke mana-mana, bentar lagi ibu Ana datang jemput"
"Baik bu guru, Ana boleh bantu apa bu guru?"
"Nggak apa Ana sayang. Tunggu sebentar ya. Jangan ke mana-mana ya."
"Iya bu guru"
Bu guru kemudian pergi ke arah taman bermain menggunakan payung warna abu-abu.
Karena memang sifat ku yang bandel dan agak tomboy, aku kemudian pergi ke luar kelas dan berkeliling sekolah. Karena badan ku kecil, semua benda disekitar ku terlihat seperti raksasa dan berat luar biasa. Membuka pintu pun aku harus menggunakan seluruh badan Ku. Satu demi satu kelas ku buka dan aku akan berteriak "Halo ada orang nggak ya?", namun tak pernah ada jawaban.
TK ku cukup besar, tempat bermain dan belajar nya berbeda-beda, ruangannya pun sangat banyak. Gedungnya pun bertingkat. Karena aku bosan aku terus mencari hingga ke lantai atas.
Waktu terus berlalu. Kaki ku mulai lelah. Badan ku mulai sakit semua. Perutku lapar. Lampu tiba-tiba mati semua. Kelas-kelas semakin gelap. Aku tak tahu aku di mana. Hujan semakin deras. Ada suara keras seperti suara petir tapi g ada kilat. Tangga-tangga menjadi sangat gelap gulita. Aku tak berani ke sana. Aku ketakutan..
"Ibu guru? Ibu guru? Ibu di mana? Ibu, Ana takut" Teriak ku
Aku terus berjalan dan terus berjalan hingga mencapai ujung koridor bangunan
"Huhuhu.. ibu guru, ibu guru.." aku pun menangis
"Mama, Ana takut.." aku menangis dan terus menangis, namun aku tetap berjalan tak tahu arah hingga aku melihat pintu besar berwarna hijau.
"Aku ingat pintu ini", pikirku sejenak. Aku pun membuka pintu itu, ternyata dugaan ku benar, ini pintu teras luar, tempat taman bunga lantai atas. Seingat ku ada sebuah tangga yang berhubungan dengan taman bermain bawah tempat ibu guru tadi keluar. Aku pun segera berlari ke arah tangga tersebut.
Hujan terus menerus turun dan seluruh tubuh ku basah olehnya.
"Bu guru, bu guru" teriak ku sambil menangis dan terus menuruni tangga satu persatu. Namun saat aku tiba di bawah ibu guru sudh tidak di taman lagi. Aku pun kebingungan.
Aku terus menangis dan menangis. Aku menangis ditengah taman bermain dan terkena hujan yang deras. Akupun berjalan menuju sebuah pohondi ujung taman bermain dekat dengan taman untuk berteduh. Sambil terus berjalan mendekati pohon aku mendengar isak tangis dari balik pohon tersebut.
"Siapa di sana?" Tanyaku masih sambil terisak
"Shh.. jangan berisik. Hiks, hiks" jawab suara dari balik pohon sambil menangis
"Cepat kemari. Kita harus bersembunyi" lanjut suara itu.
Aku pun berlari ke balik pohon. Di sana aku terkejut melihat seorang anak perempuan seusiaku yang secantik boneka. Kulitnya putih bening seperti boneka porselen ku di rumah oleh-oleh teman papa dari Rusia. Matanya dan rambutnya hitam dan pendek seperti boneka berkimono oleh-oleh paman waktu berjalan-jalan ke Jepang. Bajunya sama sepertiku namun sepatunya berwarna merah, ia pun semakin mirip boneka.
"Eh tunggu, rambut pendek sepatu merah" ucap ku dalam hati, "ia yang tadi dicari ibu guru kan?"
"Kamu kenapa di sini?" Tanya ku padanya "Tadi bu guru mencari kamu tau.., kenapa kamu malah sembunyi di sini? Aku juga tadi ikut mencari mu sampai aku ketakutan."
"Shh, jangan berisk. Tadi ibu guru yang nyuruh aku sembunyi di sini.."
"Ibu guru yang nyuruh?"
"Iya, ibu guru" Jawabnya sambil berbisik
"Tapi kenapa? Ibu guru ke mana sekarang?" Tanyaku, ia pun mulai menangis lagi dan bercerita.
"Tadi waktu aku bermain di taman bawah tiba-tiba turun hujan, jadi aku berteduh di bawah seluncuran. Terus tiba-tiba ada orang aneh yang bilang kalau dia yang mau jemput aku. Aku bilang kalau aku g mau ikut karena mama g ngasih tau g bisa jemput, terus dia paksa aku dan gendong aku ke luar pagar" ia bercerita sambil terisak
"Terus?" Tanyaku penasaran
"Terus aku nangis. Aku dipaksa masuk mobil. Tapi aku g mau. Terus tiba-tiba ibu guru langsung datang dan narik aku dari orang-orang aneh itu. Ibu guru lari bawa aku. Terus tiba-tiba ada suara keras dan ibu guru terjatuh. Kakinya keluar air warna merah terus ibu guru kesakitan.
Ibu guru bilang "Val lari, cepat lari dan sembunyi, cepat.." jangan sampai mereka menangkapmu, lari sayang"
"Jadi Aku terus berlari dan sembunyi di sini" ia mengakhiri ceritanya sambil menangis.
"Ibu guru bagaimana?"
"Aku nggak tahu."
"Kita harus bergerak, kita harus bantu bu guru" jawabku
"Tapi gimana caranya?" Tanyanya
"Orang tua ku bentar lagi datang menjemputku, tapi aku nggak tahu berapa lama" kata ku "kamu tahu no telepon orang tua kamu? Mungkin tadi mereka yang nelepon ibu guru"
"Aku tahu no mama ku"
"Bagus, sekarang kita ke kantor bu guru, kamu telepon mama kamu kasih tahu ada orang jahat di TK dan ibu guru kesakitan karena orang jahat itu, mereka pasti tahu harus bagaimana selanjutnya" ungkap ku kepadanya
"Tapi bagaimana kalau orang jahatnya datang lagi?"
"Aku akan mengawasi di luar, nanti kalau ada yang aneh langsung aku kasih tahu" ungkap ku. "Ayo kita harus cepat,"
"Huhu,..baiklah" jawabnya sungkan
"Dihitungan ke tiga kita lari sama-sama ya?" Kata ku sambil melihat ke wajahnya yang basah karena hujan dan air mata. Kemudian sambil menenangkan diri, kami berpegangan tangan dan bersiap berlari. "Satu, dua, tiga.. lari..." kami pun berlari secepat dan sehening yang kami bisa.
Disetiap belokan kami berhenti dan melihat ke sekitar. Ketika benar-benar kosong kami baru berlari lagi. Akhirnya kami sampai di kantor ibu guru. Kami pun masuk dan langsung mengunci pintu.
"Ayo cepat telepon mama mu"
"Iya"
"Aku akan mengawasi dari jendela" Aku mengawasi daerah luar dari jendela. Gadis tadi menelepon mamanya dari balik meja. Suasana sangat hening. Terkadang terdengar suara langkah kaki di dekat kantor guru. Kami pun langsung bersembunyi di bawah meja. Setelah 2 kali gagal mencoba telepon, akhirnya telepon ke tiga di angkat.
"Halo mama, ini Val, ada orang jahat di TK, Ibu guru kesakitan mama sapai g bisa jalan tadi."
"Val sayang kamu nggak apa-apa? Val di mana sekarang?" Tanya suara di telepon
"Mama cepat ke sini. Val di kantor guru. Gelap. Tadi barusan ada suara langkah kaki di luar." Jawab nya ambil menangis.
"Val, kunci pintunya dan tetap di sana. Jangan ke mana-mana. Ngerti sayang? Mama akan segera ke sana."
"Iya mama" jawab nya dan kemudian menutup telepon
"Gimana?" Tanyaku
"Kata mama tunggu di sini dan kunci pintunya" jawab nya
"Ok, pintunya sudah aku kunci dari tadi" jawabku "kamu ngak apa-apa?"
"Iya, kamu gimana? Tanya nya.
" G apa-apa. Hehe". Jawabku. "Oh iya kita belum kenalan, nama aku Talya tapi sering dipanggilnya ana, nama kamu siapa?"
"Aku Val" jawab nya.
"Ok val, kita cuma bisa nunggu sekarang"
"Iya"
"Dingin ya?"
"Iya.. hoam" jawab val sambil menguap
"Hoam" aku pun ikut menguap.Tak berapa lama kami berdua pun memejamkan mata.
Kami pun tertidur di bawah meja dalam kegelapan dengan tubuh yang basah.
-----------------------------------------------------
![](https://img.wattpad.com/cover/88783947-288-k891633.jpg)
YOU ARE READING
Bahaya Kecantikan
Mystery / ThrillerCerita ini menggambarkan tentang persahabatan, pertemuan, dan petualangan yang akan membawa kita untuk berpikir lagi mengenai makna kecantikan.