Jaejoong berdiri di hadapan Yunho yang terlelap, Jihoon dan Taehee sudah kembali ke Seoul tanpa mereka sendiri sadari. Bagaimana itu bisa terjadi? Jawaban atas pertanyaan ini hanya Jaejoong yang tau.
"Tidak ada seorang pun yang dapat membawamu pergi Yun, tidak ada! Tidak satupun!" Jaejoong menatap Yunho yang tengah terbaring pada ranjangnya, setelah itu Jaejoong kembali menghilang.
.
.
Pagi pun tiba, Yunho telah terbangun dari tidurnya. Ia menatap sekitar kamarnya. Kosong. Bukankah semalam kedua orangtuanya kemari dan tidur dalam kamar ini? mungkinkah mereka telah terjaga? Yunho segera beranjak dari ranjang tersebut menuju kamar mandi. Ia membasuh wajahnya dengan air yang cukup sejuk. Ia menatap wajah tampannya di sebuah cermin. Entah mengapa terasa begitu melelahkan, ia tidak bermimpi atau pun melakukan aktivitas berat sebelumnya, tetapi terasa sangat lelah yang Yunho rasakan.
Yunho segera keluar dari kamar mandi tersebut dan menuju ruangan lain. Di mana Appa dan Ummanya? Itulah yang terlintas di fikiran Yunho saat ini.
"Selamat pagi Tuan muda." Sapa seorang butler kepada Yunho. Yunho pun tersenyum dan membalas ucapan sang butler.
"Pagi Ajhussi. Dimana Appa dan Umma? Mengapa tidak terlihat?" tanya Yunho, Sang Butler pun hanya mampu menyeritkan dahinya, ia sama sekali tidak mengetahui kedatangan tuan dan nyonyanya, bahkan tidak ada satupun security ataupun penjaga lainnya memberitahukan kedatangan Tuan dan Nyonya Jung.
"Mereka bukannya ada di Seoul Tuan muda?" Yunho terdiam sejenak, benarkah? Lalu yang semalam itu? Apakah ia bermimpi? Tetapi mengapa terkesan begitu nyata?
"Semalam Appa dan Umma datang, Ash! Apa aku hanya bermimpi?"
"Maaf, sepertinya begitu. Baiklah, aku akan menyuruh maid menyiapkan sarapan untuk anda." Yunho mengangguk.
"Baiklah, aku juga akan menemui Jaejoong hari ini. Aku kembali ke kamarku, letakan saja sarapanku di meja makan, aku akan memakannya setelah selesai mandi." Sang butler pun mengangguk, Yunho kembali menuju kamarnya. Sejujurnya ia masih tidak percaya jika orangtuanya tidak berada di tempat ini, tetapi ia pun tidak dapat mengelak bahwa Appa dan Umma Yunho tak datang kemari.
.
Begitu sejuk dan tentram ketika angin menyapu wajahku.
Begitupun hadirmu.
.
Jaejoong mengayunkan kakinya di udara, ia tersenyum menyambut pagi yang begitu indah, ia masih setia duduk di dahan pohon besar yang begitu kokoh. Suara indahnya pun terdengan bersenandung.
"Jae! Turunlah." Ujar seorang wanita berparas cantik dengan gaun berwarna putih selutut yang ia kenakan. Jaejoong tersenyum melihat wanita tersebut.
"Aniyo Noona. Aku masih ingin bersantai, sebaiknya noona pergi dan urusi saja suami dan anak noona." Ujar Jaejoong, wanita itu tampak begitu kesal mendengar ucapan Jaejoong. Tak lama Jaejoong pun turun dengan cepat dari pohon tersebut, ini bukan karena ucapan wanita tersebut, melainkan ia merasakan hawa keberadaan Yunho mulai mendekati hutan tersebut. Wajah Jaejoong nampak begitu riang, ia pun segera berlari mengejar Yunho tanpa mempedulikan teriakan noonanya tersebut.
Di lain tempat, Taehee pun terkejut, mengapa ia berada di kamarnya di seoul? Taehee segera membangunkan Jihoon, wajahnya kini sudah memucat dengan apa yang ia alami.
"Jihoon-ah! Ireona!" Jihoon pun terbangun dan menatap Taehee dengan separuh sadar.
"Kenapa sayang, ini masih begitu pagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
(IM)POSSIBLE✔
FanfictionTak peduli akan duniaku dan duniamu, pada intinya kau milikku dan harus bersamaku. kemarilah tinggal bersamaku di duniaku. Aku yakin, tidak ada kata tidak mungkin untuk kita, Jung Yunho.