5

828 84 10
                                    

Sudah seminggu lebih semenjak Jihoon dan Soonyoung bertemu di cafe waktu itu. Dan selama itu pula, hubungan diantara mereka semakin erat. Kadang Soonyoung menelpon atau mengirim pesan ke Jihoon, dan begitu pula sebaliknya.

Seperti sekarang ini, mereka sedang asik berbicara lewat sambungan telepon seluler. Bercanda gurau dan kadang diselipi tawa dari keduanya.

"Ceritamu itu konyol Soonyoung-ah. Membuatku ingin tertawa keras kau tau?" Jihoon menepuk-nepuk meja belajarnya yang penuh dengan tumpukan buku dan beberapa barang yang tak berguna. Sepertinya barusan Soonyoung bercerita lucu pada Jihoon yang membuatnya ingin bergulingan di lantai sekarang.

"Yak! Berhenti menertawaiku. Aku bercerita bukan untuk menerima tawaan mu Hoon-ah!"

"Ya ya ya, terserahmu sajalah Soon. Aku mau tiduran. Ppai~"

"Hei, jangan dimati-" Jihoon memutus sambungan telepon dengan sepihak. Ia masih ingin tertawa mendengar cerita dari Soonyoung tadi. Entahlah apa yang dikatakan Namja bermarga Kwon itu padanya sampai ia tertawa dengan mata berair.

Jihoon menghela nafas pelan. Kepalanya ia dongakan ke atas menatap langit-langit kamar yang dicat berwarna biru muda. Menatap kosong lampu yang menggantung ditengah langit-langit kamar.

"Kenapa...  Dia mirip sekali dengannya? Apa dia memang Soonyoung sobat lamaku?? Kalau benar, kenapa aku masih ragu seperti ini???" monolog Jihoon. Tatapan sendu terlihat di kedua manik gelapnya. Mulut kecilnya masih setia menggumamkan kalimat-kalimat tanya yang tak akan ada yang bisa menjawabnya.

'Tuhan, jika dia memang orang yang selama ini kucari dan kutunggu kedatangannya, maka kumohon dengan sangat, pertemukanlah kami...'

Otaknya memutar memori beberapa tahun lalu. Saat ia masih bersama dengan Soonyoung. Saat ia masih tertawa bersamanya. Saat ia masih menangis dipelukannya. Dan saat ia menjadikan Soonyoung sebagai sandarannya dikala terpuruk dan jatuh.

Jihoon terisak pelan. Bulir kristal yang sudah menggenang di pelupuk mata mulai berjatuhan membasahi pipi gembilnya. Hidungnya memerah. Matanya memanas. Tangannya gemetar. Handphone yang ada digenggaman nya basah karena air mata.

'Sudahlah... Lupakan Lee Jihoon. Dia sudah jauh disana. Tak mungkin dia kembali lagi. Mungkin juga... Dia sudah lupa... Akan keberadaan seseorang yang selalu menantinya disini..' Jihoon membatin. Dengan kasar, dihapusnya air mata yang semakin deras itu dengan kedua tangannya.

TOK TOK!

"Jihoon hyung, ini Chan. Kau kenapa? Kok menangis??" suara sang adik terdengar mengkhawatirkan keadaannya sekarang. Ia mengulas senyum getir diwajah mengenasknnya sembari menjawab pelan.

"Gwaechana.. H-hyung tidak apa-apa"

"Kau serius? Apa perlu kutemani?"

"Ani. Kau tidur saja. Aku sedang tidak mau diganggu"

"..... Ne hyung.."

Kemudian samar-samar terdengar derap langkah seseorang menjauh dari pintu kamar. Jihoon yang tidak mau dipusingkan lagi oleh seorang Kwon Soonyoung pun memilih tiduran di ranjang. Mungkin dengan cara itu bisa sedikit meringankan beban pikirannya.

TBC~

----------------

Heloooh~ Chigo kambek setelah sekian lama hiatus tanpa pemberitahuan. Hwehehehh.. Maap kan dakuh yak, readers sekalian...

O iyak, Chigo mau tanya, salah ga sih kalo orang suka svt? Soalnya sampe skrg Chigo masih kesel sama temen ku gegara bilang "cakepan EXO tau dari pada seventeen. Seventeen mah kayak banci" oke, Chigo tau kok kalo EXO lebih keren, (soalnya Chigo juga EXO-L) tapi kenapa kudu menghina gitu. Dia kpopers, tapi menghina kpop. Kan sama aja ngehina sebangsa nya sendiri.

Trus kenapa minoritas selalu jadi target bullyan. Yang Chigo maksud itu kpop. Kenapa kpop jadi bahan bullyan ama yang hate sama kpop? Why???!!

Eh, ngapa jadi curhat?? Maap yaak, maap pisan..  Chigo cuma mau cerita aja. Maap ya..

Okeh sekian dari Chigo, makasih yang udh setia nunggu dan baca dan voment dan masukin reading list. Sampai jumpaaaa~~😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 08, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Because of youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang