Rival 1

17 1 0
                                    

"Rival" suara bariton lelaki paruh baya yang melihat ruang tamu begitu berantakan karna banyaknya sampah bungkus permen milk kita, siapa lagi yang memakannya kalau bukan saja anak tunggalnya yang hobi memakan permen tersebut.

"Hadir ayahku tayangggg anakmu yang ganteng datanggggggg" dengan wajah tak berdosanya menghampiri ayahnya tersebut.
"Beresin! Ayah gak mau tahu!" Ucap ayahnya.

"Lah ko rival sih ? Emang rival yang makan apa ?"
"Siapa lagi yang suka permen milk kita kalau bukan kamu ?" Ucapnya.
"Bukan rival ayah , bunda mungkin yang makan , lihat aku aja lagi gak makan permen kan ?" Ucapnya.

"Hei.. ada apasih panggil bunda ? Allahuakbar rival ini bungkus permen milk kita kamu" bundanya sambil menggelengkan kepala.

"Masih mau ngelak iya ?" Ucap Adit ayah Rival.
"Hehe sayang ayah sama bunda mwah" sambil menciumi kedua orang tuanya.
"Bersihin cepat abis ini ayah mau ngomong sama kamu" ucap ayahnya.

"Bunda bersihin sih aku baru pulang sekolah nih cape" rengeknya pada bundanya.
"rivall" ayahnya sambil melototinya
"Hehe canda yah rival bersihin dulu ya"

Dengan terpaksa ia pun membersihkan bungkus permen tersebut, memang siapa lagi yang memakan permen zaman sd itu kalau bukan dia sendiri.

Setelah membersihkannya ia langsung saja pergi ke lantai 2 tempat favorite ia melakukan apa saja disana. Kamar. Meskipun tidak terlalu besar tapi nyaman untuk seorang lelaki macam rival yang tidak mau ribet.

Sambil memakan permen kebanggaanya itu ia pun ke balkon kamarnya niatnya hanya sekedar ingin melihat pemandangan diluar rumah, tapi tiba-tiba ada sesuatu yang menarik perhatian ia. disebrang rumahnya tepatnya disamping rumahnya ada seorang cewe yang ia baru lihat hari ini. Ia pun memperhatikan gerak-gerik cewe tersebut. Rambutnya sebahu berwarna coklat , matanya pun serasi dengan warna rambutnya, manis dan ahh ia seperti artis artis hollywood.

Saat sedang asik-asiknya melihatnya, tiba-tiba matanya pun bertemu.
Deg. Jantungnya tiba-tiba berdetak sangat cepat dan bunga-bunga cinta berterbangan. Lebay ?  Receh ? Ah tidak memang ia merasakannya. perasaan yang berbeda saat melihatnya. Entahlah ada rasa penasaran saat melihat cewe tersebut. Sampai bundanya datang pun ia tidak sadar.

"Astagfirullah rivalllll" rival pun kaget dan seketika permennya yang ada di mulut jatuh dan pecah menjadi berkeping-keping.

"Permenku aaaa bundaaaa ngaggetin aja liat tuh permen rival jatuh sampe pecah ah bunda" sambil merengek. Memang rival kalau bersama orang tuanya akan kelihatan manja.

"Ha ? Masa sih ? Jatoh ya duh maafin bunda ya sayang" dengan berpura-pura menyesal sudah mengaggetkan anaknya.

"Kenapa sih bunda ? Kan sampahnya udah aku bersihin udah bersih juga"

"Iya udah bersih tapi lihat kamar kamu lihat" sambil mengadahkan pandangannya.
"Kotor , jorok , sampah permen dimana-mana sampai-sampai ada diselipan pintu. Kamu ini yaampun nak . Bersih kek bunda capek kalau liat kamar kamu gaada pemandangan bagus-bagusnya" oceh bundanya.

"Udah deh ngoceh terus dah bunda udah"ucapnya sangat pelan supaya bundanya tidak mendengarnya.
"Hey, bunda denger loh yang kamu tadi omongin" ucapnya.
"Hehe sayang bunda , sebentar ya bun nanti aku bersihin lagi ada pemandangan baru nih aku lg cuci mata"

"Cuci mata cuci mata , liat apaan sih?"jawab bundanya sambil menghampiri anaknya yang sedang melihat pemandangan disebelah rumahnya.

"Oh pantesan aja ga dikerjain lagi liat keponakannya tante nanda" ucap bunda sambil menganggukan kepala.
"Oh iya denger-denger dia mau tinggal disini tau val."ucap bundanya.

"Dih ko bunda tau ? Bunda kaya cenayang dih"
" heh bunda taulah apasih yang bunda gak tau. Kamu mau nanya apa? Kucing tetangga kita yang hamil terus? Bunda tahulah. Sampai Zayn Malik balikan lagi sama Gigi Hadid bunda tau" dengan sombongnya mengucapkannya.

RIVALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang