Prolog

6 5 1
                                    

“Anak anak, duduknya couple ya? Miss Dinar bakal pilih. Sekarang yang perempuan masuk kelas duluan!” perintah guru matimatika sekaligus wali kelas-ku itu. “Huh!!” keluhku. Aku tidak suka duduk couple, apalagi banyak gossip yang aku dengar tentang cowok2 di kelasku itu tdk menyenangkan, lagipula aku pernah punya masalah dengan cowok, yang membuatku benci dengan cowok.Dengan terpaksa aku masuk kelas. Aku duduk di meja baris ke 2. Akupun menunggu siapa cowok yang akan dipilih Miss Dinar untuk duduk disebelahku.
“Aldi, duduk sebelah Kristyn.” Ucap Miss Dinar terdengar sampai kesini.Terlihat cowok tinggi itu masuk dan menaruh tas-nya di lantai.Menurutku, Aldi itu orangnya (a)bad boy (b)sok jago (c)sok ganteng dan (d)nyebelin bngt  “Hei! Kok diem aja si? Ada orang nih” protes Aldi  “Hai”jawabku simpel  “Ihh.. Jutek banget sih” ucapnya. Aku hanya diam saja. “Anak anak! Sementara Miss keluar, kalian kerjain dulu matematika halaman 46. Nomor 1-10! Boleh kerja sama, tapi jangan berisik! “ucap Miss Dinar, dan keluar. Anak anak senang, karena boleh kerja sama. Kebetulan aku udah belajar tentang soal ini di rumah, Jadi aku bisa ngisi jawaban soal2 ini. Pas banget di barisan ini, Cuma ada 3 cowok, yang satu didepanku, yang satu di belakang aldi, yang satu paling belakang. “Dik, lu ngerti nomor satu?”tanya Aldi “Gua ga’ tau, tanya sama sebelah lu aja”ucap Dika, aku yg tidak sengaja mendengarnya merasa tersinggung. “Kristyn, lo tau cara nomor satu gak?” tanya Aldi “Liat cara diatasnya” jawabku singkat, dia menggangguku. Aku sudah nomor 6 dan Aldi masih bertanya nomor 1. “Tapi gue ga ngerti, ajarin bentar dong”pinta Aldi “Ughh! Tanya yang lain kek!” ujarku kesal “Cuma lo yg ngerti.”ucap Aldi, lalu dia menoleh ke buku-ku “Tuh kan, lo udh nomor 7 lagi, bantuin dong! Kan boleh kerja sama kata Miss Dinar”ucap Aldi “uughh! Iya, tp lo harus tunggu gue sampe selesai!!!”ucapku sambil meneruskan tugas. “Tapi..” “Kalo mau dibantu, ga ada tapi-tapi an!”ucaku memotong perkataan Aldi. Dia kelihatan kesal, biasanya dia berulah tapi, tumbenan dia gak ngapa2in.

“Udah! Sini buku lo, caranya..” Aku menjelaskan caranya pada Aldi dengan penuh rasa kesal. “oh gitu! Bilang dong dari tadi, gini doang mah gue juga bisa! Coeg lu”ucap Aldi dengan nada yang membangkitkan rasa marah “ Lo tuh ya? Udah bagus gue jelasin, masih aja ngomel ngomel”ucapku marah “ya, lo bukannya jelasin dari tadi, gini doang kan cepet jelasinnya! “ucap Aldi “Udah! Gue ga mau bantu orang kaya lo lagi! Udah dijelasin bukannya bilang makasih malah ngomelin gue! Gue ga mau bantu lo lagi!” ucapku geram dan langsung menutup buku-ku agar tidak dicontek. Beberapa lama kemudian, terlihat Aldi kebingungan, “pasti dia linglung, nomor 6-10 kan rumusnya beda. Puas deh lo,Aldi. Gue gak mau bantu lo lagi”ucapku dalam hati. Entah Aldi tau dari mana dia sudah menutup bukunya dan membalikkan badannya, dia ngobrol dengan temannya di belakang.
“Sudah?”tiba tiba Miss Dinar datang dengan membawa sejumlah berkas. “Sudaaaah..” jawab anak anak. “Oke! Tukar dengan temen sebelahnya”ujar Miss Dinar “Nih! Periksa yg bener.”ucap Aldi melempar bukunya “Gausah dilempar bodoh!”ucapku marah, dasar ga sopan! Aku memberi buku-ku untuk diperiksa. Saat aku melihat jawaban Aldi, ternyata dia menjawabnya asal asalan dengan rumus yang aneh. “Nomor satu, 34,5. Nomor dua 77,2. Nomor tiga, …………” setelah selesai, aku menghitung pekerjaan Aldi dan hasilnya, dia hanya betul 4 dari 10 soal. Berarti, nilai dia hanya 40.
“Betul dikali 10, sekarang sebut nilai orang yang dipanggil!”ucap Miss Dinar “Adna!” “80!” “Afina!” “90” “Aldi” “40!” “Apa? 40?” “Iya miss ...” “Lah? Lo serius? Mana sini?” ucap Aldi sambil menarik buku-nya. “Anjuu, nilai guaa”ucap Aldi “Puas kan? Udah itu, keburu nama gue disebut” ucapku  “Kiani!” “90!” “Kristyn!” “100!” “Bagus,Kristyn” “Lanjut, Livia!” “70!”

C-OUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang