***
Author:
Hello semua! Yang baca fanfiction ini mungkin sebagian ada yang penasaran dan sebagian lagi fans Arima Kishou seperti Rinata! 😁 Dikarenakan sangat sulit mendapat bacaan tentang Arima Kishou, Rinata memutuskan untuk membuat karya fiksi doi. 😊Baiklah. Silakan dinikmati. ❤
***
Arima Kishou. Mendengar namanya saja sudah membuat bulu kuduk para ghoul merinding. Seorang ketua tim penyidik ghoul yang mereka sebut sebagai malaikat pencabut nyawa. Malam ini Arima bersama bawahannya mendapat misi untuk memberantas ghoul di distrik tiga belas. Kelompok mereka berpencar sesuai strategi, dengan earphones selalu menempel di telinga.
Jika anggota pria itu menyebar dalam jumlah dua orang, lain hal dengan dirinya yang menembus kegelapan gang seorang diri. Arima adalah orang yang percaya diri. Berjalan sambil menenteng dua koper hitam dan putih miliknya.
"AAAA!!! TOLONG!"
Lengkingan itu terdengar sangat jelas di telinga Arima. Hingga saat tiba di pertigaan gang, dapat dia lihat sesosok ghoul tengah mengejar seorang gadis. Langsung saja Arima dengan ketenangan stabilnya mengeluarkan kagune dari dalam koper putihnya. Sedetik kemudian, kilatan cahaya menyambar di udara.
Ghoul itu terkejut saat tubuhnya tersengat listrik tersebut. Lalu berbalik menoleh dan menemukan Arima berdiri datar di sana. Mata ghoul itu membelalak seketika. Terjadi pertarungan di antara mereka, yang sejenak membuat ghoul itu mengabaikan gadis incarannya.
Tidak begitu sulit bagi Arima untuk menundukkan lawannya yang merupakan ghoul tingkat rendah. Karena belum ada sepuluh menit bertarung, ghoul itu sudah tewas mengenaskan. Aksi mereka ditonton oleh gadis yang tampak terduduk lemas itu di pinggir.
Dia masih mengatur kerja jantungnya yang hampir copot karena kejaran ghoul. Benar-benar nyaris mati tadi, kalau saja tidak ada yang menolongnya. Gadis itu terbongong, sampai sepasang kaki berdiri di hadapannya, membuat kesadaran si gadis tersentak. Dia mengerjap, lalu menaikkan dagunya untuk menatap pria bermantel putih panjang ini.
Wajah angkuh terlihat dari bawah. Lidah gadis itu kelu saat mata mereka bertatapan. Dingin dan tak tersentuh adalah kesan gadis itu ketika menatap Arima yang mengeluarkan aura bak kutub. "Apa kau terluka?" Arima bertanya. Suaranya yang bariton, mengalir mulus di rungu gadis itu seperti air dari pegunungan. Gadis itu segera menggeleng.
"Aku akan menghubungi ambulans," kata Arima. Sontak gadis itu terkejut. "Tidak perlu! Aku sama sekali tidak terluka, sungguh. Hanya terkejut saja," sanggahnya panik.
"Kalau begitu kembalilah ke rumah, jangan berkeliaran di tempat sepi," pesan Arima. Namun, gadis itu menyendu. "Aku... Tidak punya rumah," liriknya sedih. "Aku baru saja diusir dari kosan. Sekarang aku tidak punya tempat tinggal."
"Menginaplah di rumah temanmu," saran Arima. Lagi, gadis itu menggelengkan kepala dengan lemas. "Aku tak punya teman," jawabnya sedih.
Arima menghela napas.
"Eh, (nama)?!!" pekik seseorang. Mereka serempak menoleh. Terlihat salah satu anggotanya, seorang pria berbadan kekar bernama Amon Kotarou, berdiri terkejut melihat keberadaan gadis ini.
***
Next or not?
Ig: rinata_ackazenia
