1

29 1 0
                                    

Cahaya yang cerah memasuki kamar Assyila yang masih tidur
"Syilaa,bangunnn udah siang" bisik dion— kakak pertamanya,ditelinga assyila

"Emmm masih ngantukk bang 5 menit lagi deh" jawab syila menarik selimut hingga menutupi tubuhnya

"Aduhhh syila ini udah jam berapa,kamu kan harus sekolahh" ucap dion kesal dengan adiknya yang satu ini memang  assyila susah untuk bangun pagi "Bangunnnnn Assyila mahiraa deniandraaaaaaaa" lanjut dion yang sekarang berteriak sambil lompat lompat dikasur milik assyila

"Ihhh bang dion apa apaan sihh,turunnn" ok syila menyerah abangnya yang menang kali ini

"Bangun makanya" ucap dion turun dari kasur assyila

"Iyaa udah bangun ini, sana keluar" jawab assyila mendirong abangnya agar keluar dari kamarnya

"Jangan tidur lagi ya"

"Iyaaa"

Sesampainya assyila disekolah,matanya selalu mencari batang hidungnya emma—orang yang selalu membuat Assyila tertawa lepas namun tetap saja dibalik senyumnya masih ada rasa kesedihan di hatinya. Emma tau assyila membutuhkan orang yang tepat untuk menutupi rasa kesedihan itu kesedihan itu sangat permanent  sudah 10 tipis
rasa kesedihan itu masih ada,Assyila memang tidak banyak bicara kepada orang lain kecuali abang abangnya dan temannya

Asyilla melewati koridor disekolah,semua mata tertuju pada assyila,bagi assyila ditatap oleh orang banayak adalah hal yang paling menyebalkan namun ia tak peduli,assyila ini dingin dia tidak mudah bergaul dino abangnya kangen sekali dengan wajah ceria adiknya yang real  bukan fake.

"Pagi syil" sapa emma memeluk assyila sekilas. Namun assyila menjawabnya hanya dari senyum tipis

Bunda batin assyila



TBC

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 06, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Darkness Where stories live. Discover now