[Hoseok × Yein] Jung sibling

610 91 4
                                    

Matahari sudah bergerak ke barat saat gadis tinggi semampai itu masuk ke pelataran rumahnya. Matanya melirik sepeda yang terparkir di garasi mobil yang kosong. Berjalan lebih cepat, gadis itu mengabaikan tatanan rambutnya yang berantakan dan keringat yang membasahi pelipisnya.

Pintu rumahnya ditutup dengan kencang, menghasilkan suara yang tidak ramah lingkungan. Jika ibunya ada di rumah pasti dia akan mendapat ceramah tentang etika selama minimal 5 menit dari wanita yang telah melahirkannya itu. Gadis dengan seragam sekolah menengah atas itu melepas sepatu asal-asalan lalu berlari menaiki tangga. Bukannya masuk ke dalam kamarnya sendiri, gadis itu malah membuka pintu kamar tepat disamping kamarnya dengan bar-bar.

"Astaga!" sang pemilik kamar yang baru saja mengambil kaos berwarna putih dari lemarinya terkejut, "ya, Jung Yein! Tidak bisakah kau mengetuk pintu dulu?"

"Ups, maaf," ucap Yein tanpa rasa bersalah. Kakinya berjalan masuk, tanpa lupa menutup pintu, lalu melemparkan tasnya sembarangan. Gadis berambut kecokelatan itu kemudian menjatuhkan tubuhnya di ranjang empuk berwarna putih.

Jung Hoseok hanya menggeleng pelan melihat tingkah laku adiknya, sudah terlalu terbiasa. Laki-laki 21 tahun itu memakai kaos lalu mengambil ponselnya yang tergeletak diatas nakas. Hoseok ikut naik ke ranjangnya, duduk bersandar pada sandaran ranjang dengan kaki lurus.

"Kenapa?" tanya Hoseok pada adiknya yang mendadak diam sambil menyembunyikan wajahnya di bantal. Dia takut Yein kehabisan napas. Meskipun Yein menyebalkan, tapi dia menyayangi adik perempuannya itu. Dia belum siap jika harus ditinggal adiknya. Astaga, apa yang sedang dipikirkan pemuda Jung itu.

Yein mengganti posisi tidurnya menjadi miring, mendongak untuk melihat kakaknya yang sedang tersenyum memandangi ponsel. Penasaran, Yein bangun dari tidurnya dan duduk disamping Hoseok.

"Seo Jisoo?" Yein membaca nama yang tertera pada kolom percakapan dari salah satu aplikasi chat yang ada di ponsel Hoseok.

"Cantik kan?" Hoseok tersenyum sambil menunjukkan foto dari gadis bernama Seo Jisoo. Yein mengangguk. Yein akui kakaknya pintar dalam menilai penampilan perempuan. Terkadang laki-laki itu menceramahi Yein tentang penampilannya yang terkesan tomboy.

"Dia calon kakak iparku?" tanya Yein. Mereka berdua sering berbagi cerita, termasuk kisah romansa keduanya. Jadi, bukan hal yang aneh jika Yein bertanya demikian.

"Belum. Do'akan saja ya," Hoseok tersenyum lebar. Lalu mendadak senyumnya hilang mengingat pertanyaannya tadi belum dijawab oleh Yein, "oh iya, kau kenapa?"

Gadis itu mendadak cemberut. Bibir bagian bawahnya maju. Ingatannya memutar kembali kejadian di sekolah siang tadi. Kesal? Marah? Sedih? Entahlah, yang jelas Yein ingin sekali mengumpat jika mengingatnya.

"Jeon Jungkook?" tebak Hoseok tepat sasaran. Yein mendengus mendengar nama tersangka yang membuat gadis itu kesal setengah mati, "apalagi yang dilakukannya?"

Hoseok sudah kelewat hafal dengan cerita Yein tentang kakak kelasnya yang bernama Jeon Jungkook. Laki-laki yang sering mengganggu adiknya, begitu kesimpulan Hoseok tentang Jungkook. Adiknya sering marah-marah tidak jelas sepulang sekolah karena ulah Jungkook. Entah itu mengambil minuman Yein saat gadis itu makan di kantin, tiba-tiba masuk ke kelas Yein saat istirahat hanya untuk menilai tatanan rambut Yein, hingga menarik rambut Yein saat gadis itu melintas di depannya.

"Jeon Jungkook jelek! Menyebalkan! Aku benci dia!" Yein mengambil nafas panjang lalu memulai ceritanya setelah puas memaki pemuda itu, "oppa, kau ingat gelang yang kau berikan padaku saat aku ulang tahun yang ke-15?" Hoseok mengangguk, "laki-laki menyebalkan itu menghilangkannya!"

Hoseok masih diam, mendengarkan. Tangannya menepuk-nepuk pundak adiknya, "tadi saat aku baru keluar dari toilet, aku akan memasang gelang itu. Tapi orang itu tiba-tiba merebut gelangku. Aku berlari mengejarnya, dan saat aku bisa menangkapnya gelang itu terlempar ke semak-semak. Aku sudah mencari gelang itu, tapi tidak ketemu," ujar Yein dengan dramatis.

"Aku bisa membelikan gelang lagi untukmu," ucap Hoseok menenangkan.

"Iya aku tahu. Tapi kan..." Yein mendengus, lagi, "entahlah."

Hoseok tersenyum. Tangannya mengelus puncak kepala Yein. Ah, romansa anak sekolah, pikirnya. Kalau tebakan Hoseok tidak salah, laki-laki bernama Jeon Jungkook itu menyukai adik perempuannya. Jangan salah, Hoseok juga pernah mengalaminya. Masa sekolah, masa dimana kau belum bisa menunjukkan perasaan sukamu pada lawan jenis dengan baik dan benar.

"Kalau aku boleh tahu, Jeon Jungkook itu sudah punya kekasih atau belum?" tanya Hoseok hati-hati. Yein menoleh kearah Hoseok dengan pandangan terkejut. Buat apa kakaknya tiba-tiba menanyakan hal itu?

"Mana aku tahu! Dan aku tidak mau tahu!" jawab Yein menggebu-gebu. Hoseok terkekeh. Respon adiknya terlalu berlebihan.

"Kau suka padanya?" goda Hoseok.

"Tidak mungkin!" teriak Yein.

"Kalau begitu dia yang suka padamu," ujar pemuda Jung itu santai. Yein mengerutkan kening, mana mungkin laki-laki menyebalkan itu menyukainya. Kalau dipikir-pikir lagi, pemuda Jeon itu memang tampan, Yein akui itu. Jeon Jungkook juga pandai dalam bidang olahraga. Laki-laki itu cukup terkenal di sekolah. Banyak gadis yang ingin menjadi kekasihnya, tapi Yein tidak pernah melihat Jungkook bersama dengan seorang gadis. Jeon Jungkook hampir setiap hari menghantui Yein di sekolah. Jadi, apa benar yang dikatakan kakaknya?

"Kau sedang memikirkannya kan?" Hoseok menusuk-nusuk pipi adiknya dengan jari telunjuknya. Wajahnya menampilkan ekspresi konyol.

"Ah, ini semua gara-gara oppa!" Yein memukul lengan kakaknya keras. Hoseok tertawa lebar melihat pipi adiknya yang merona.

"Jangan berlebihan saat membenci seseorang, nanti jadi suka loh," Hoseok menangkup wajah Yein, lalu mencubit pipi adiknya gemas.

"Ngomong-ngomong, sekarang sudah hampir petang. Pergi ke kamarmu, mandi, lalu ganti baju. Kau bau, Jung Yein!" goda Hoseok yang kemudian mendapat cubitan keras di pinggang. Yein bangkit dari ranjang kakaknya. Dia berjalan mengambil tasnya lalu keluar dari kamar Hoseok.

Satu detik kemudian pintu kamar Hoseok kembali terbuka, kepala Yein melongok, "oppa, kau sudah berjanji membelikanku gelang lagi," ucap Yein sambil mengedipkan mata.

Hoseok tersenyum melihat tingkah polah adiknya. Setelah kepergian Yein dari kamarnya, laki-laki itu kembali fokus pada ponselnya. Dia membuka aplikasi chatting lalu membalas pesan Jisoo yang sempat terabaikan.

















"Jung Yein! Yein-ah!"

"Apa yang kau lakukan disitu?" tanya Yein dari balkon kamarnya.

"Aku ingin mengembalikan ini," pemuda bertubuh tinggi dengan wajah tampan yang memakai seragam sekolah sama dengan milik Yein berdiri di depan pagar rumah keluarga Jung sambil mengangkat sebuah gelang.

"Oh, jadi dia yang bernama Jeon Jungkook?" ucap Hoseok pada dirinya sendiri, "ah, sebentar lagi aku punya calon adik ipar."

BTS × Lovelyz OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang