First of all, gue mau kasih tau ya guys tentang vote..Gue biasanya ngevote itu dibaca dulu.. Nah mohon juga feedbacknya dibaca juga cerita gue..
Trus kalo yang minta feedback tapi kalian ngevote asal, gue juga bakal mgevote asal 'tanpa' baca cerita kalian..
Intinya kalo kalian bener" baca, gue juga gitu..
*****
Ceccel menggenggam tangan kanan cowok yang ada di hadapannya. Rasanya tak adil jika aku meninggalkannya, pikirnya. Cowok itu hanya menatap nanar TV di depannya.
Biasanya, cowok itu yang membuka percakapan. Namun akhir-akhir ini dia bungkam. Pikiran Ceccel berkecamuk, tak tahu apa yang akan dibicarakan.
Cowok itu menggerakkan tangannya yang telah lama digenggam Ceccel. Dia mengaduh saat Ceccel tidak melepaskan genggamannya. Ceccel tersadar saat melihat sebelah tangan cowok itu dikibaskan di depan matanya. "Saking khawatirnya sama gue lo sampe gak berkedip ya, Cel." Dia terkekeh selama sepersekian detik.
Ceccel hanya meringis.
"Lo gak perlu setiap hari disini nungguin gue berjam-jam. Gak pegel apa?" tanya cowok itu sambil menyunggingkan senyum jail. Dia tidak tahu betapa Ceccel bingung dengan sikapnya yang tiba-tiba diam dan sedetik kemudian jadi cowok cerewet.
"Kalau gak mau liat aku nunggu disini, cepat sembuh dong, Kak," ucap Ceccel dengan nada sedikit memohon.
"Kalau gue sembuh kasih gue kecupan mesra ya, Cel?" tanyanya lagi.
Ceccel tertegun. Dia menghela napas berat, "Apaan sih!" katanya kesal.
Dia terkikik. Cowok itu kemudian mengaduh ketika mendapati kepalanya terasa pusing. "Jangan gitu dong, Cel. Masa sama abang lo gitu? Lagi sakit nih."
Ceccel mendengus kesal. "Ntar kalo elo sembuh, gue mau kenalin ke banyak cewek, Kak."
Mendengar ucapan Ceccel, cowok itu memasang ekspresi serius. "Selama gue disini, gak apa-apa kan gue masih suka sama lo? Jujur nih, gue seneng lo disini."
Ceccel terperangah. Dia menatap sepasang mata cowok itu lekat-lekat. "Sejujurnya, gue pengen bawa banyak cewek sekarang juga," ujar Ceccel menyindir sambil membuang muka.
Cowok itu menyeringai seketika. "Kalau gue sembuh, gue janji deh bakal ngelupain lo. Gue bakal bener-bener nganggap lo adek gue. Tapi sekarang, gue nggak bisa."
Ceccel berdecak desal. "Kenapa?"
"Ya, gue harus manfaatin kesempatan ini mumpung lo belum baikan sama cowok lo."
Ceccel tidak mengerti jalan pikiran cowok ini, selama beberapa hari dia di rumah sakit, baru kali ini dia ngomong panjang. Apa beberapa hari sebelumnya dia irit ngomong untuk mempersiapkan ocehan hari ini? Bingung sekali rasanya. "Kalaupun gue nggak baikan sama dia, gue gak yakin masih ada kesempatan buat kakak."
Cowok itu berdeham pelan. "Kalau nanti gue sembuh, yang pasti, gue bakal cari tahu apapun tentang kakak lo," ucap cowok itu sambil berusaha mengambil segelas air di meja di sebelahnya. Dengan inisiatif Ceccel, dia meraih gelas itu dan menyodorkannya ke cowok itu.
"Ya, asal jangan sampe digebukin sama adu jotos lagi," kata Ceccel datar. "Oh iya, besok yang lain bakal datang lagi. Mereka bertekad untuk gangguin lo sepanjang hari," lanjutnya.
Cowok yang sedang meneguk air minum itu pun kontan terbatuk-batuk mendengarnya. "Ke-kenapa?"
"Abis kata mereka lo nyebelin. Mereka dateng lo diam aja."
Cowok itu mengusap-usap dagunya sambil berpura-pura berpikir. "Tapi kan orang sakit itu butuh istirahat. Kok gue diperlakukan beda? INI NGGAK ADIL!" seru cowok itu dengan semangat yang malah terkesan aneh.
"Ya, kayaknya emang ada pengecualian buat lo," balas Ceccel acuh tak acuh.
Cowok itu menyeringai penuh arti. Namun dengan seringainya itu membuat Ceccel tak dapat berkutik, bulu kuduknya berdiri. "Zaman sekarang, semuanya kan setara, Cel." Ceccel mengedikkan bahunya. "Makin sayang deh gue sama lo yang makin suka bergurau," lanjutnya.
Apa sih maksudnya? Tanya Ceccel dalam hati. Sementara di permukaan, Ceccel memasang ekspresi dongkol.
Halo.... selamat membaca cerita saya yang masih newbie ini ^,^ ditunggu vommentnya ya!
Just info, prolog ini sudah di bagian dimana Ceccel udah tau cinta pertamanya ^^ jadi part 1 sampai selanjutnya ceritain awal mulanya
Oh iya.. Ceccel itu bacanya sama kayak "sesil" yahh...
PLEASE CONTINUE TO THE NEXT PART 😉😉
hope you guys like my story!
8 november 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Cracks of Empty Heart
Teen FictionCeccel, gadis blasteran Indo-Jerman-Belgia sebelumnya mengalami keterbelakangan mental. Suatu hal mengejutkan harus dia hadapi lagi. Laki-laki yang menjaganya selama inilah penyebab semua penderitaannya. Pembunuh orangtuanya.. Masalahnya di sekolah...