Song by: Rossa
WARNING!!!!!!
Typo dimana-mana!!
Seorang gadis sedang duduk di sebuah bangku taman sambil menyandarkan kepalanya di pundak sang kekasih. Dialah Aurel Farasia dan Anggi Permana kekasihnya. Mereka salah satu mahasiswa/i dari Universitas Nusantara, Jakarta. Mereka adalah dua sejoli yang selalu bersama. Aurel tak pernah memperdulikan masa lalu Anggi yang terkenal dengan julukan playboy cap kapak. Yang ia fikirkan hanyalah 'Sekarang Anggi udah berubah'.
"Nggi, kamu nggak akan balik kayak dulu lagi kan?"
Anggi tersenyum, ia membelai rambut kekasihnya dengan lembut.
"Enggak akan baby, kamu percaya kan sama aku?"
Aurel hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Ia memejamkan matanya berusaha memposisikan kepalanya senyaman mungkin. Alam hitam hampir tiba, namun suara dering ponsel mengusirnya kembali.
"Bentar ya by, mamaku nelfon" Anggi menyingkirkan kepala Aurel perlahan.
"Ya? Halo?" Anggi bergerak menjauh dari Aurel.
"Hm, mungkin itu privacy-nya sama mamanya, biarin lah."
Aurel memandangi Anggi, pujaan hatinya. Anggi sedang tersenyum bahagia di sana. Terlihat bahwa Anggi sangat menyayangi mamanya. Sesekali terlihat Anggi tertawa tanpa beban, sepertinya mama sangat berarti baginya. Hingga akhirnya Aurel melihat bibir Anggi mengucapkan kata 'I Love You' untuk menutup telfonnya, membuat hatinya meleleh melihat bagaimana sayangnya Anggi pada mamanya.
"Udah telfonannya Nggi?"
"Udah kok baby, pulang yuk" Anggi tersenyum sambil menggandeng tangan Aurel. Aurel? Pastinya ia hanya tersenyum dan mengikuti kata Anggi.
~~~
Kring~
Telfon genggam Aurel berbunyi, tertulis disana 'Satu pesan belum terbaca dari Adam'. Dengan malas Aurel berjalan menuju laci dan membuka pesan tersebut. Siapakah Adam? Dia adalah teman Aurel sejak SMP, dan sejak saat itu Adam selalu mengikuti kemanapun Aurel pergi. Adam Anggara orang pertama yang menyatakan perasaannya pada Aurel, dan orang pertama yang mendapat kata 'tidak' dari Aurel. Ia tak begitu saja menyerah, ia selalu berusaha mendapatkan hati Aurel. Tentu dengan cara yang baik, bukan cara licik bagai di sinetron TV.
"Rel, tadi kamu ke taman nggak?"
"Iya, kenapa bray?"
"Sama siapa Bek?" Bray dan bebek adalah panggilan sayang antara mereka berdua. Ya, mereka bagai terjebak dalam friendzone. Atau bisa disebut teman rasa pacar.
"Sama Anggi bray, emang kenapa?" Sudah lima menit berlalu setelah pesan dari Aurel tersebut tekirim, namun belum ada balasan dari Adam. Hampir saja Aurel menaruh ponselnya, benda kotak itu kembali berbunyi.
"Maaf, aku tadi habis sholat. Cuma sama Anggi?"
"Iya, cuma sama Anggi! Kenapa sih Bray?
"Enggak sama mamanya Anggi?"
"Ada apa nih anak? Kenapa dia malah kepo masalah mamanya Anggi? Apa jangan-jangan papanya ada hubungan khusus sama mamanya Anggi? Tapi apa mungkin? Papanya kan, seorang yang baik bahkan alim" Aurel berdeham sejenak, memikirkan kenapa Adam menanyakan mamanya Anggi.
"Enggak kok, emang kenapa Bray? Jangan bikin kepo dong!!"
"ehm, sorry nih ya sebelumnya. Tadi aku duduk-duduk di taman dan ngelihat kamu sama Anggi, dan Anggi tiba-tiba ngejauh dari kamu. Nah, kebetulan di tempat Anggi berdiri itu dekat aku. Aku dengar semuanya, dari awal hingga akhir. Dia, nelfon seseorang yang dia panggil sayang.Kamu bilang kamu nggak sama mamanya Anggi kan? Nah, Anggi bilang dia lagi jalan sama mamanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan Untukmu
Teen FictionBagaimana mungkin dia menyebutku sebagai mamanya? Apa aku mau dikenalin ke mamanya, dan bilang kalau aku mama dari anak-anaknya nanti? Aw, soo sweet!!