"Itu anak baru, Han?" tanya Ara sambil menyipitkan matanya untuk melihat dengan jelas lelaki gagah itu.
"Kayaknya sih gitu Ra." jawab gadis bernama Hana itu sambil mengunyah roti bermerk ternama itu.
Ara yang mendengar itu hanya manggut manggut mengiyakan.
•SOMEDAY•
Seperti biasa, pelajaran kimia yang mengharuskan para pelajarnya melakukan praktikum di lab yang telah di sediakan.
"Kalian paham? Kalau belum paham, silahkan tanya dulu daripada nanti malah bingung sendiri." ujar Pak Indra selaku guru kimia sambil menurunkan kacamatanya untuk melihat para murid didiknya.
"Paham, Pak..." jawab semuanya serentak.
"Yasudah, silahkan dimulai saja bersama kelompoknya."
Semua siswa sibuk dengan kerjaannya masing masing.
"Ra, ra, ini gimana?" tanya Rio yang memang sekelompok dengan Ara.
"Lo celupin dulu ke aer, terus rebus ajon," jawab Ara yang masih sibuk mencatat perubahan benda yang ada di depannya.
"Araa, ini udah kan?" tanya Hana sambil menunjuk perangkat di depannya.
"Belom, tunggu 3 menitan lagi."
Ara melanjutkan mencatat perubahannya. Saat ia rasa sudah cukup, Ara mengedarkan pandangannya ke arah lain. Mulai dari kelompok temannya yang lain sampai menengok ke arah jendela. Ia menopang dagunya dan Ara melihat seorang lelaki yang ia bicarakan dengan Hana tadi pagi. Lelaki itu tertawa lepas sambil sesekali berbicara membuat jakunnya bergerak naik turun. Dan tanpa disadari, lelaki yang belum ia ketahui namanya itu, menoleh ke arahnya dan melemparkan senyuman manisnya. Refleks, Ara melengkungkan bibirnya membuat segaris senyuman yang manis. Lelaki lain di sebelahnya yang mungkin temannya, menyenggol bahu lelaki tadi yang membuat lelaki itu menoleh.
Ara meneguk salivanya dan berkata dalam hati, "Nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan?"
•SOMEDAY•
"Han, lo jadi nginep rumah gue ga?" tanya Ara yang sibuk menancapkan kunci di motor maticnya.
"Umm, jadi mungkin Ra. Ntar gue pulang dulu ye, mau minta ijin sekalian pamit bonyok." jawab Hana yang membuat Ara mengangguk dan mendorong penyangga motornya ke belakang dengan menggunakan kakinya. Ara memutar kuncinya dan memencet tombol gas sambil memegang rem motornya.
"Mau bareng?" tawar Ara yang jelas jelas ditolak Hana.
"Enggak, lo duluan aja, Papa gue masih otw."
"Yaudah, duluan ya Han, paipai!"
"Najis!"
Ara tertawa dan melajukan motornya keluar area sekolah.
•SOMEDAY•
"Permisi," teriak seorang perempuan dari luar rumahnya seraya mengetuk pintu rumahnya.
Ara yang sebelumnya hanya duduk di ruang keluarga sambil menonton TV, langsung berdiri dan berjalan menuju pintu rumahnya.

YOU ARE READING
SOMEDAY
Teen FictionApakah suatu saat aku akan bahagia? Apakah suatu saat kesedihanku akan berakhir? Apakah suatu saat juga ia akan kembali? Semoga saja. Suatu saat. Someday-