part 1

3 0 0
                                    

Pagi ini jam menunjukkan pukul 06.45. dengan malas aku segera lompat dari tempat tidur dan pergi mandi. sebelum aku keluar kamar , aku sempatkan mengintip cermin yang kugantungkan di sebelah pintu kamar , tepatnya di dekat meja rias . kudapati luka memar disebelah mata yang kukira sudah tidak membekas , ya itu bekas luka kecelakaan yang aku alami dengan andra dua hari yang lalu.

"Shania cepet turun , lo mau kesekolah naik bus umum apa mau jalan kaki dasar lemottttt !! "teriak dimas dengan suara kesal nya.

"Yaelah bentar bang gak perlu teriak teriak keleus " jawab Shania sembari keluar dari kamarnya menuju mobil abangnya dan segera masuk mobil.

"Sebenernya gue capek harus teriak teriak tiap hari karena lo yang kelamaan !!" jawabnya sambil mengendarai mobil keluar halaman.

"Habis gue kemarin gabisa tidur bang , sakit banget ini sakit , lo liat aja ni memar kaya tahu gosong " sambil melihatkan lukanya ke dimas

"Udah lo obatin kan tapi , gue gamau adik gua yang paling gua sayang ini harus masuk rumah sakit gara gara mukanya gosong" ucap dimas sambil mencoel pipi shania .

"Awww sakit bego , lo kebiasaan ya bang bikin gue kesel "sambil memegangi pipinya dan terus memaki dimas.

"Ck! Iya iya sory , abis lo imut aja pas kaya gini" , dimas terkekeh melihat wajah adiknya yang mulai memerah.

"Terus aja lo bikin gue melayang bang ". sambil menolehkan wajahnya ke kaca jendela .

Dan setelah itu hanya suara mesin mobil yang terdengar , tidak ada pembicaraan dari kedua kakak beradik itu karena shania yang sibuk memainkan ponselnya , dan dimas fokus mengendarai mobilnya .
Sesekali dimas menoleh kearah shania untuk sekedar memandang wajah serius shania . hingga dimas mengangkat bicara karena merasa bosan dengan suasana keheningan di mobilnya.

"Shan lo udah nyoba nanya kabar andra ke teman-temanya?". Tanya dimas sambil sesekali menatap wajah shania dengan tatapan penuh tanya .

"Gak bang , gue rasa udah cukup gue ada di kehidupan andra , gue takut semakin gue deket sama dia , dia malah banyak masalah" jawabnya dengan mata yang berkaca kaca .

" lo jangan gitu shan , dia itu sebenernya baik , gue udah cukup lama buat kenal kehidupan dia , memang sih mamanya rada sedikit aneh ". Dimas menjelaskan

"Maksud lo?" tanyaku sambil mengerutkan dahi.

"Ya. mamanya kaya gak pernah nganggep andra itu ada , dia lebih sering merhatiin adiknya andra , deva ."jelas dimas

"Gue bingung bang dia lagi sakit tapi gak tau kenapa gue malah pergi ngejauh dari dia, gue egois ya bang?" tanya shania dengan mulai sesenggukan.

"Udah lah San, lo bukannya egois. Lo ngejauh kan juga karena lo perduli sama Andra" ucap Dimas mencoba menenangkan adiknya.

Tak lama kemudian mobil sport berwarna silver berhenti didepan gerbang SMA Soedirman. Sania menyeka sedikit air mata dipipinya sebelum berpamitan kepada Dimas dan keluar dari dalam mobil untuk menuju kekelasnya meninggalkan Dimas yang masih akan menuju parkiran untuk mengistirahatkan mobil kesayangannya.

-------------

Sania memasuki kelas saat bel masuk berbunyi. Kedua sahabatnya melambaikan tangan mereka kepada Sania mengisyaratkan agar Sania segera menemui mereka dikursi pojok. Tempat bersemayam para pelajar tandus.

Mereka sering sing song layaknya sedang berkaraoke walaupun ada guru yang sedang mengajar, ya mereka memang seperti itu. Anak yang sangat ramah yang sering mengunjungi Pak Bayu di ruang bp. Baju model crop tee, rambut ombre berwarna merah, sepatu kets berwarna warni, rok span yang press body dan apalagi yang bisa kau bayangkan tingkah laku dari seorang most wanted di sekolah

Sebelum guru pelajaran masuk kelas , shania dihadiahi banyak pertanyaan oleh kedua sahabatnya dan tanpa ada jawaban dari shania karena kejadian tadi pagi bersama dimas membuat shania sekarang malas berdebat dengan kedua sahabatnya yang selalu penasaran dengan kehidupan Bang Dimas. Wajar sih, mereka memang panggemar Bang Dimas yang selalu tidak menerima kenyataan jika aku adalah adiknya.

Selama pelajaran berlangsung Shania sama sekali tidak memperhatikan pelajaran, abel yang mengetahui keanehan shania segera memberi kode kepada cindy untuk bertanya kepada shania.

"Shan lo kenapa sih?" tanya cindy dengan sedikit berbisik karena meja shania dan cindy berdekatan.

"Hah? Enggak , nggak kenapa kenapa" jawab shania masih dengan malasnya.

"Aneh deh lo , Dengerin tuh penjelasan pak rey , lo gak lagi ngidam lari keliling lapangan kan?" tanya cindy dengan tatapan mengintimidasi .

"Ck! Ya enggak lah gue cuma males aja hari ini , badan gue rasanya copot semua " sambil merubah posisi yang tadinya menghadap cindy sekarang membelakanginya.

"Dasar lo tu shan , terserah lo aja deh awas aja kalau nanti lo di kantin ambil jatah minum gue gara-gara keliling lapangan enembelas kali" ucap cindy mulai emosi

Setelah adu mulut dengan cindy tanpa sadar shania malah tertidur pulas karena mengantuk semalaman tidak tidur merasa kesakitan di area pipinya, hingga sekarang dia dikagetkan oleh deringan dari i-phone nya yang menampilkan nama dimas di sana. Shania mengerutkan dahinya bingung sebelum akhirnya menjawab panggilan dimas.

"Kutu lo dimana sekarang?" dimas langsung bicara setengah berteriak saat Shania baru menggeser tombol hijau di layar i-phonenya dan menjauhkan dari telinganya karena kaget

"Lo kenapa teriak-teriak sih , gue di kelas , kenapa?" jawab Shania kalem karena masih ada pembelajaran di kelasnya

"Gue mau lo buat ikut jenguk Andra sekarang , gue sama yang lain nunggu lo diparkiran, gue minta lo cepet gak pake lemott " Dimas mulai menjelaskan tujuannya mendial Shania.

"Hah? Kenapa sekarang sih ini masih pagi baru aja guru masuk kelas dan lo mau gue cabut ? Kenapa gak pulang sekolah aja sih?" jawab Shania sambil sesekali melirik pak rey yang menulis di papan tulis.

"Ya tadinya sih gitu tapi Rendy baru aja dapet telfon dari Andra dia nyuruh kita semua buat kesana katanya penting, udah pokoknya gue sama yang lain nunggu lo di depan , cepetan keluar!" jawab dimas dan langsung mematikan sambungan tanpa menunggu shania bicara lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Untitled StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang