Sederhana

61 9 3
                                    

Gaun sederhana itu tampak membalut tubuh ringkih Miku indah. Warnanya putih, polos tanpa renda dengan pita putih di sisi pinggang gadis itu. Syal rajut putih yang tebal tergantung di leher jenjangnya, menghangatkan bagian kulitnya yang terekspos.

Len tersenyum samar. Tak pernah disesalinya tindakannya keluar dari rumah otoriter itu jika untuk bersama gadis itu. Memustuskan koneksi dengan Kagamine jika dengan gadis itu-walau dia berpenyakit. Bagi Len, gadis itu kuat-dengan segala ketegarannya.

"Aku bersumpah," Len berucap di bawah bubungan tinggi gereja sepi malam hari. Tangannya menggenggam jemari Miku yang bersarung tangan lembut.

"-Akan terus berada di sampingmu," Len tersenyum memandang gadis yang tertunduk di hadapannya itu. Menyembunyikan wajah manisnya dengan sepasang batu zamrud yang menawan hati.

Len mengangkat dagu Miku dengan jemarinya yang lain. "-dalam suka maupun duka,"

Kursi gereja kosong, tanpa eksistensi lain yang hadir selain mereka berdua. Agung dan sepi, atmosfer yang begitu menenangkan. "-kala sakit ataupun sehat,"

Len menyingkirkan anak rambut samudra hijau Miku yang menghalangi wajahnya. Menatap gadis pujaannya itu lembut dengan manik lazuardinya. "-hingga maut memisahkan."

Bibir mereka bertemu, berbagi hangat di malam musim dingin itu. Sehari setelah Natal, larut malam di gereja yang jauh dari pusat kota.

Sungguh, andai bisa bersama dengan gadis itu, Len rela membuang nama keluarganya demi hidup damai dengan gadis itu.

Bel gereja berdentang keras, bergema dalam ruang-ruang kosong di sana. Hari kedua setelah Natal.

Miku tersenyum lembut, "Selamat ulang tahun, Len."

Len tersenyum, merengkuh gadis itu erat dalam dekapannya. "Terima kasih, Miku. Aku mencintaimu."

Ya, dia mencintainya. Karena gadis itu selalu bisa mengingatkannya akan hal-hal kecil yang telah dilupakan pemuda pirang madu itu.

Karena Len mencintainya dengan sederhana-sesederhana salju yang turun dan meleleh di luar sana.

.

.

(A/N)

Halo. Pendek ya? Anggap aja drabble 'A' #slap. Maaf, ya, kalau feels-nya enggak dapat, akhir-akhir ini Alice kehilangan motivasi. Hehe #nangis.

Anyway, hope you like this~!

Regards,

Kuroyuki Alice.

[Vocaloid Fanfiction] SederhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang