Berat rasanya perpisahan tanpa ada kata selamat tinggal. Aku hanya bingung bagaimana cara untuk memberitahumu bahwa aku ingin pertemuan hari itu adalah yang terakhir. Aku tidak ingin berurusan denganmu lagi. Apapun itu. Perihal kenangan, biarkan aku saja yang menyimpannya sendiri. Barangkali sesekali aku mengenang dalam sepi. Entah akan tersenyum atau justru menitikan air mata, biarlah hal itu menjadi hukuman bagiku sendiri. Hukuman untuk seorang perempuan yang selalu menyengajakan suatu kebetulan demi kebahagiaan diri sendiri. Hukuman untuk seorang perempuan yang menari-nari bahagia di atas kegamangan orang lain. Hukuman untuk seorang perempuan yang meng-atasnamakan konspirasi semesta agar semuanya terlihat benar.
Aku sadar, tidak ada yang benar-benar selesai dalam hubungan ini. Bahkan kita tidak pernah tahu kapan kita memulai dan mengapa pada akhirnya kita putuskan untuk mengakhiri. Karena ini bukan hubungan yang benar. Bukan seperti apa yang dibayangkan orang-orang. Bukan hubungan sepasang kekasih yang menjalin cinta lalu memutuskan untuk berpisah. Bukan. Kita hanya sepasang sahabat yang entah bagaimana caranya secara tidak sadar mulai saling membutuhkan. Kita hanya sepasang sahabat yang kata mereka tidak mungkin ada persahabatan yang murni di antara laki-laki dan perempuan, karena salah satunya pasti ada yang menyimpan rasa. Dulu aku menyangkal, tapi hari ini aku mengakuinya. Dan jangan tanya siapakah si salah satunya itu.
Jika kau tanya mengapa aku pergi, itu karena aku sudah kalah untuk membentengi hati ini. Aku kalah bertahan untuk tidak menyukaimu. Aku kalah. Dan seorang pecundang tidak pantas untuk terus bersama seorang pemenang. Maka dari itu aku memilih untuk pergi. Ingat kutipan lagu yang kau nyanyikan? Lagu tentang perpisahan yang kau senandungkan dengan indah, namun entah mengapa sakit rasanya. Kau katakan untuk tidak memaksakan genggaman. Kau katakan untuk tetap percaya bahwa apapun yang terjadi, aku tetap teman baikmu. Ingat? Dulu aku menolak, tapi hari ini aku terima. Ya, aku terima. Tapi maaf, aku tidak percaya kau tetap teman baikku. Mudah bagimu, tapi akan sulit bagiku. Jika kita tidak bisa berteman, bukankah hanya ada satu kemungkinan? Mungkin lebih baik kita tidak saling mengenal.
"You'll come back when it's over. No need to say goodbye"
-Redrostella-
'Sayap-Sayap Patah di Ujung Jembatan'