Gue kira, gue sudah berhasil melupakan segala macam tentang lo. Gue pikir gue siap membuka hati gue untuk seseorang yang baru. Usaha gue begitu keras untuk mematikan perasaan ini. Segalanya memang gak mudah karna perjuangan yang gue lakukan terus berlanjut.
Gak mudah mematikan perasaan pada seseorang yang bisa kita temui setiap hari. Lo udah jadi bagian dari hari hari gue, hampir setiap hari gue ngeliat lo setiap hari dan menganggap bahwa kita tak pernah dekat.
Semua berjalan dalam ketidakjelasan. Penyatuan kita juga tak menemukan titik temu. Mungkinkah hanya gue yang berjuang sendirian? Mungkinkah hanya gue yang ingin kejelasan?
Elo berbeda dari yang lainnya. Elo sederhana, apa adanya, misterius dan sulit ditebak. Wajah lo memang bukan pahatan seniman kelas dunia ataupun hasil pabrik yang jelas jelas sempurna. Gue gak mikirin bagaimana penampilan lo dan cara lo menata rambut lo. Elo yang sulit ditebak tapi begitu manis dalam beberapa peristiwa.
Elo yang kadang nyebelin saat bercanda dengan gue. Elo lucu sampe sampe gue suka sama elo. Peka gak lo? Hari hari gue lewatin dengan banyak pertanyaan. Apakah perasaan lo sedalam yang gue rasakan? Gue sedikit menangkap isyarat itu.
Elo yang sering ngajak gue bicara sepanjang jam kosong pelajaran disekolah yang gue gak ngerti itu artinya apa. Elo bisa dengan mudahnya melupakan segalanya.
Sepertinya kebersamaan lo dengannya sudah cukup menjawab semuanya. Gue bukanlah orang yang lo inginkan selama ini. Menyakitkan bukan jika keberadaan gue gak pernah lo anggap ada meskipun gue didepan mata lo? Kayaknya usaha gue gak begitu terlihat dimata lo.
Dulu, kita yang banyak ngobrol, banyak bercanda, kini hanya diam dan membuang tatapan masing masing padahal mungkin dalam hati kita masih menyimpan rasa rasa yang aneh keluar. Setiap hari gue berusaha nerima kenyataan dan perubahan itu. Setiap hari gue meyakinkan diri gue bahwa suatu saat nanti gue bisa ngelupain lo.
Dan sekarang gue ngeliat lo bersama orang lain yakni temen gue sendiri, ada luka yang tergores lagi. Mengapa bisa sesakit ini? Dari banyaknya pengabaian dan rasa sakit yang elo beri ke gue gini, gue masih sayang sama lo.
Sampai saat ini, gue masih mengurusi luka yang tergores beberapa minggu yang lalu. Luka yang gue obati sendiri, dengan perjuangan gue sendiri.
Di hidup ini memang harus ada yang datang dan pergi, agar gue ngerti arti dari singgah dan menetap.
Dihidup ini harus ada yang tinggal dan menghilang, agar gue tau yang terbaik pastilah tetap tinggal dan gak akan menghilang.
Gue gak tau bahwa kebodohan gue berlipat ganda. Gue gak yakin kalo ini semua gue lakuin karna gue memendam rasa sama lo.
Rasanya sangat menghilangkan seseorang yang gue kira akan menetap tapi pada akhirnya akan pergi.
Perkenalan yang gue pikir akan berujung bahagia ternyata berakhir dengan kesedihan. Gue bingung mengapa pertemuan yang begitu singkat bisa memunculkan sakit yang lama.
Kadang gue gak sadar, bahwa ketika bibir seseorang mengucap "Hai", sebenarnya saat itu juga gue harus siap pada resiko.
Lalu, gue berpikir sekali lagi, apakah benar perasaan gue sama lo udah menghilang? Iya, sekarang udah pudar, karena pada akhirnya gue merasa berkorban untuk lo.
Pada akhirnya, gue, yang sedang berusaha menghilangkan perasaan ini, mengingat banyak perbuatan, yang (tiba-tiba) gue sebut pengorbanan. Apakah perasaan gue gak tulus?
Lucu, ya, betapa kata pengorbanan yang sering kita anggap sepele ternyata bisa begitu magis ketika digali. Gue sudah sering disakiti begini. Pada akhirnyaa lo yang memilih pergi bersama orang yang baru lo kenal. Sudah tau rasanya diterbangkan tinggi, namun tiba-tiba dihempaskan begitu saja.
Lantas, walaupun gue seringkali merasa disakiti, mengapa rasa sakit itu tak pernah membuat gue melupakan "rasa sakit" yang seringkali diucapkan orang-orang sekitar gue, ketika mereka menasehati gue bahwa segalanya harus diakhiri. Ya,perasaan itu soal keikhlasan, tak pernah merasa berkorban.
Gue pergi, Semoga lo bahagia
***
Eakk eakkk. Btw ini cerita gue yg kehapus kemaren:(. Tapi alurnya sama kok. Dan ini adalah prolog yang terpanjangggg sepanjang anu:v engga engga wkwk happy reading guys xx
Gue tau cover gue jelek, jelek banget:(
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Things
Teen FictionTerkadang gue sedih pas lo bilang kalau gue cuman 'sahabat' lo doang. Karena kenyataannya, gue nganggep lo lebih.