prolog

39 1 0
                                    

"Kemala!"
      Tak urung Kemala melirik ke arah suara yang melengking kepadanya.
     "Apaan wul?" Kemala menatap penuh ke arah perempuan di depan nya, agak mendongak sedikit karena kemala lebih pendek dari wulan yang tinggi nya seperti model itu
    "Kamu ko langsung pulang? Ini ditungguin teman-teman untuk rapat mading," telunjuk wulan menunjuk ke arah ruangan seberang mereka.
    "Duh, aku lupa beritahu kamu ya, aku kan gak bisa handle, soalnya aku harus magang ke klaten selama sebulan sampai dua bulan ini ya. Sori ya. Aku udh bilang Aufar kemarin kok, " Kemala menepuk jidatnya.
    "Ohh oke, baik-baik ya disana. Awas lho kecantol siapa gitu," goda wulan.
     "Enggaklah. Kaya nggak tahu aku saja.aku nggak sembarangan naksir orang, tahu? " kemala mengangkat tinggi bahu dan kepalanya.
     "Iyadeh percaya percaya, Miss selera tinggi," seloroh Wulan menggeleng-gelengkan kepalanya.
     "You knowwwwww... Kita harus jaga pride kita. Iya, 'kan?" sergah kemala sambil membusungkan dada
     "Telepon-telepon yaaa... Dan jangan lupa oleh-oleh nya," seru wulan sembari memeluk kumala
     "I will, I promise," kemala balas memeluk wulan dan mencium pipi kanan kirinya.
     Saat mereka berpandang-pandangan sebelum kemudian saling berpisah dan melambaikan tangan.

Skip ibu
"Jadi berangkat ke klaten kapan?" perempuan tengah baya yang masih keliatan segar dan cantik itu menepuk bahu kemala yang sedang memasukan baju-baju ke dalam tas carrie-nya
   "Besok pagi sekali, bu," tanpa menghentikan aktivitasnya kemala menjawab dengan gusar. Sedikit jengkel karena ibunya berulang kali menanyakan ini padahal berulang kali juga sudah dia jawab.
   "Berani sendirian?" raut ibunya yang mengkhwatirkan sulungnya membuat tawa Kemala memecahkan sepi kamar gadis itu. Yang memang terletak di area Dekat taman belakang rumah dan makin senyap jika malam beranjak tua seperti sekarang.
    "Berani dong, bu.aku kan bukan anak kecil lagi sudah biasa menjelajah kemana- mana, anak pramuka sejati lho. Ibu lupa?" kemala menutup ritsleting tasnya dan menghentikan aktivitasnya sejenak.
     "Ibu kan cuma khawatir. Sing ati-ati ya. Apalagi disana kamu tinggal sendirian." wajah sang ibu kelihatan sedikit tua jika sedang prihatin begini.
    "Tenang aja, bu. Nanti kalau ada yang menculik kemala, berarti ibu tinggal menunggu undangannya saja ya," seloroh si sulung yang mulai keluar tengilnya
     "Kamu nih, kemala," ibu kembali memperingatkan anak gadisnya yang mulai berpolah.
     "Apasih, bu? Eh, siapa tahu kemala ditaksir sama bos yang punya butik? Atau malah dilamar sama yang punya mal? Siapa tahu?" kemala berkacak pinggang sembari mematut wajahnya ke dalam cermin terdekat yang ada di sisi kiri dia berdiri.
    "Ah, lagakmu," sahut sang ibu sembari mengacak rambut anak perempuanya yang kadang-kadang lupa menginjak bumi.

JUST In LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang