1

1.4K 42 1
                                    


Menikah dengan pria yang dicintai adalah keinginan dari setiap perempuan. Begitu juga Andrea Gavriel Anggara, putri tunggal dari pasangan Bianca dan Arwanda Anggara. Ia menginkan kelak akan menikah dengan pria yang ia cintai sedari dia masih balia.

Axel Raymond, pria dewasa yang kerap ia sapa daddy adalah pria yang mampu membuat hatinya berdesir, pria yang mampu membuat angannya melambung tinggi kejenjang pernikahan. Ia sadar bahwa saat ini usianya masih terlalu minim untuk memikirkan tentang pernikahan. Tapi mengingat Axel telah memiliki kekasih dan akan menikah dalam waktu dekat, membuat darah Andrea mendidih. Dia tidak akan pernah rela jika pria-nya menikah dengan wanita selain dirinya. Katakanlah dia bodoh karna telah menaruh hati kepada mantan kekasih Mommynya, pria yang seharusnya kini berstatus menjadi ayah tirinya.

Garis Bawahi!!? Cuma mantan, dan belum terjadi!!? Jadi jangan katakan aku salah jika mencintainya dan mengharapkan dia akan menikahiku!!! Triaknya membatin.

Buk...buk...

"Kak!!!! Bangun"

Buk...buk...

"Bangun!!!! Waktunya makan pagi, gadis pemalas!!!!" Andrea menutup kedua telinganya dengan bantal. Hari ini adalah hati pertama baginya untuk libur panjang setalah melewati berbagai ujian hingga akhirnya ia berhasil menyelesaikan Ujian Nasional, kemaren.

"Kak bangun, woi!!!! Daddy sama Mommy udah nunggu!!! Sama Daddy Axel, juga!?"

Andrea melebarkan matanya dan langsung beranjak bangun. Dia berdiri menatap penampilangnya di kaca. Tidak terlalu buruk. Pikirnya menilai.

Sebelum keluar dia menyempatkan dirinya untuk menyemprotkan parfume pemberian Axel kepadanya.

Ckrek.

"Lama woi!!! Lihat jam noh!! Kalau lo lama begini yang ada gue bakal telat kesekolah." Andrea mengangkat bahu acuh dan berlalu meninggalkan adik lelakinya menggerutu kesal.

"Morning Mom, Morning Dad, Morning My hot Dad.." sapa Andrea riang dan memberikan kecupan singkat dipipi ketiga orang dewasa itu.

Bianca dan Arwanda hanya bisa menggeleng pasrah melihat tingkah Andrea. Bukannya mereka tidak peka kalau Andrea telah menaruh hati kepada Axel. Namun mengingat Axel adalah sepupu Arwanda dan usia mereka yang terbilang sangat jauh berbeda membuat Arwanda maupun Bianca menentang keras keinginan Andrea untuk menikah dengan Axel.

"Morning, MyLil.." Axel tersenyum dan mengusap pelan pucuk kepala Andrea.

"Dad!!! Aku sudah terlambat.." Andrea memutar matanya jengah.

"Kau bisa diam tidak!!!" ketus Andrea. Dia tidak habis pikir bagaiman bisa ia memiliki adik sebawel Andreas.

"Tidak!!! Aku tidak akan setibut ini kalau kau tidak bangun ter___

"Ehemmm.."

"Oke relat. Kalau kakakku yang cantik ini tidak bangun terlambat." ucapnya mencoba selembut mungkin setelah mendengar deheman dari Arwanda.

Arwanda adalah sosok ayah yang sangat tegas, ia tidak akan segan-segan memberikan hukuman kepada ketiga anaknya jika mereka emang salah. Namun berbanding terbalik dengan sosok Bianca yang terlalu memanjakan ketiga anaknya. Bahkan ia akan mendirikan tidak segan-segan untuk menyatakan perang kepada Arwada, kalau menyangkut anaknya.

"Siapa suruh kau menungguku!"

"Mommy yang nyuruh."

"Kenapa kau mau.."

"Karna aku ingin beg___

"Ehem..."

"Karna aku ingin kakak. Aku tidak mau dicap sebagai anak yang durhaka." Andrea mengulum senyum puas melihat Andreas yang harus selalu menyaring omongannya.

"Aku pamit dulu sayang." Arwanda berdiri dan mencium sayang kening Bianca. "Ayo Re..."

"Mom, anakmu yang tampan ini pamit dulu." Andres mencium tangan dan pipi Bianca secara bersamaan. "Dad, Andreas pamit sekolah dulu." ucapnya menya

Please Love Me Dad..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang