Chapter 2

34 0 0
                                    

      Jam dinding di rumah keluarga Edwards berdentang 20 kali menandakan bahwa saat itu merupakan jam 8 malam. Tidak lama kemudian, seorang ibu-ibu, seorang bapak-bapak, dan lelaki yang memakai kemeja putih melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah kediaman Rissa setelah dipersilahkan oleh Renata dan Melvin.

Karena terlalu tegang, Rissa pun izin ke toilet kepada Renata dan Melvin sebelum melihat calon suaminya. Dalam hatinya ia bertanya-tanya. Bagaimanakah wajah calon suaminya? Apakah ia tampan? Atau malah menjurus kepada om-om? Apakah bentuk tubuhnya gemuk, kurus, atau sedang?

Rissa membetulkan ujung gaunnya yang terlipat. Gaun yang ia pakai adalah gaun pilihannya dan Evita. Gaun itu berwarna hitam yang agak ketat, bagian bawahnya sedikit menggembung dan ada beberapa manik-manik di pinggangnya. Ia sangat kaget saat melihat bahwa calon suaminya adalah lelaki yang hampir memperkosa Evita di club malam kemarin.

Lelaki itu juga kaget saat melihat Rissa. Rissa berusaha untuk mengontrol jantungnya yang sedaritadi berdenyut. Lelaki itu sangat tampan tetapi mengingat peristiwa di club kemarin, ia tidak memerdulikan sama sekali tingkat ketampanan lelaki itu. Ia ingin perjodohan ini dibatalkan.

Melvin dan Renata tersenyum. Begitu juga dengan kedua orang tua lelaki yang sedang duduk di sebelah Melvin. "Wah cantik sekali anakmu, Rena. Dia sangat cocok dengan Michael," ujar ibu dari lelaki yang barusan ia ketahui bernama Michael.

Rissa tersenyum tipis. "Makasih, tante," ujarnya. "Wah wah wah, jangan panggil tante. Panggil aja bunda. Iya gak Mike?" ucap Lizbeth, bunda Michael yang sapaan akrabnya adalah Mike. Sebetulnya, Mike enggan menjawab. Tetapi akibat injakan dari bawah meja oleh Darwin, ayahnya, ia mengangguk. Rissa menatap Mike sinis.

Dari sekian banyak lelaki di bumi, kenapa Rissa harus dijodohkan dengan lelaki yang hampir memerkosa Evita? "Nama ayah, Darwin Marcello Edbert. Nama bunda, Lizbeth Ariana Zemira. Nama calon suami kamu, Michael Frans Edbert," ujar ayah dari Mike memperkenalkan satu persatu anggota keluarganya.

Mike menyodorkan tangannya lalu dibalas Rissa dengan jabatan 3 detik lalu Rissa melepasnya. Ia tidak ingin melaksanakan perjodohan ini lagi. Tetapi apa boleh buat? Inilah yang terbaik untuk keluarganya. "Larissa Amadea Edwards," ujar Rissa sambil menoleh ke arah yang lainnya. Ia muak melihat wajah Mike.

Setelah makan malam itu selesai, Mike menarik Rissa ke taman belakang membuat Rissa memberontak dan melepas tangannya yang sedari tadi digenggam oleh Mike dengan paksa. "Apa lagi yang lo mau hah? Setelah Evita, siapa lagi perempuan yang lo sewa? Dan sekarang gue harus menikah sama cowok kayak lo? Jangan harap!" teriak Rissa penuh emosi.

Mike menaruh jari telunjuknya tepat di bibir Rissa lalu Rissa menangkisnya kasar. "Larissa, gue juga ogah banget nikah sama cewek yang suka main ke club kayak lo. Gak etis tau gak, cewek main ke club malam? Tapi mau gimana lagi? Ini untuk kebaikan 2 keluarga, kita gak bisa egois," ujar Mike masih dengan nada dinginnya. Rissa memukul bahu Mike. "Jangan harap lo bisa nikah sama gue!" teriak Rissa lalu naik ke lantai atas dan mengunci kamarnya.

Setelah itu, Rissa mendengar suara mobil keluar dari garasi rumahnya pertanda bahwa keluarga Edbert telah meninggalkan rumah keluarga Edwards. Rissa menangis saat membayangkan bahwa calon suaminya adalah Mike, lelaki yang hampir menghancurkan Evita. Sudah pasti napsu birahinya tinggi dan Rissa bukan tipekal perempuan yang dapat dipermainkan apalagi dinikahi hanya untuk dinikmati tubuhnya semata.

Perlahan tapi pasti, ia memikirkan semuanya matang-matang. Ia ingin yang terbaik untuk membahagiakan Melvin. Apalagi setelah kabur dari makan malam barusan, pasti sangat mempermalukan Melvin dan Renata. Lambat laun, ia menyadari bahwa semua orang pernah berbuat salah termasuk dirinya. Rissa bersedia untuk dijodohkan dengan Mike. Walaupun mungkin, mereka berdua saling membenci satu sama lain. Ini semua demi ayahnya, Melvin dan ibunya, Renata.

                             θθθ

Keesokannya, Rissa memakai baju tanktop putih, celana ripped jeans pendek, dan jaket bomber berwarna hijau lumut. Ia akan pergi menjemput Evita di kampusnya dulu, UGI atau Universitas Guna Indonesia.

Masih tersisa waktu 1 jam sampai Evita keluar dari kelasnya. Rissa memutuskan untuk berkeliling kampus dahulu. Ia melangkahkan kakinya menuju taman, tempat pertama kali ia bertemu Evita. Evita berbagi bekal cupcake untuk menjalin persahabatan mereka. Mereka mulai dekat saat Evita bercerita bahwa ia menyukai seseorang di kampus mereka. Namanya adalah Vincentius Alberto yang sekarang merupakan pacar Evita.

Seseorang menepuk bahunya lalu merangkul Rissa dan duduk di sebelahnya. Setelah Rissa mengetahui siapa orang itu, ia segera menepis kasar tangan lelaki yang sekarang duduk di sebelahnya. "Lo ngapain disini, hah? Gak bisa liat gue bahagia sama dunia gue sendiri dan gak digerayangin sama lo terus?" ujar Rissa jengkel. Lelaki yang merupakan Mike, calon suaminya itu tertawa renyah. "Emangnya gue hantu, bisa ngegerayangin? Gue cuma ngejagain calon istri gue."

Rissa memasang ekspresi ingin muntah membuat Mike tersenyum lebar. Sejak Mike melihat Rissa di club malam itu, Mike sudah tertarik dengan gadis bertubuh agak pendek tersebut. Apalagi setelah mengetahui bahwa Rissa-lah yang akan menjadi calon istrinya, ia sangat senang. Tetapi setelah ia mengetahui bahwa Rissa sangat amat membencinya karena ia telah bercumbu dengan Evita, sahabat Rissa, ia justru lebih semangat untuk mendapatkan hati berlapis es tebal milik calon istrinya.

Status Evita dan Mike malam itu adalah mabuk, ia tidak dapat mengontrol apapun. Semuanya dikendalikan oleh minuman keras yang telah mereka teguk. Rissa berdiri dari kursi itu untuk menghindari Mike tetapi Mike justru mengikutinya membuat Rissa sangat risih karena ia akan membahas tentang Mike kepada Evita. Tetapi Mike malah mengikutinya sehingga ia tidak dapat leluasa bercerita tentang Mike kepada Evita.

"Mau kemana, sayang?" tanya Mike. Rissa mendorong tubuh Mike menjauh darinya tanpa menjawab apapun. Mike terkekeh pelan lalu kembali berjalan berdampingan dengan Rissa.

Evita yang baru keluar dari kampus matanya melotot saat melihat Rissa dengan mimik wajah galaknya berjalan dengan wajah tampan tetapi konyol milik Mike. Ia merasa sangat yakin bahwa Mike-lah lelaki yang akan dijodohkan dengan Rissa. Tidak pernah terpikir sebelumnya oleh Evita walaupun Mike telah menyebutkan nama lengkapnya di club malam waktu itu. Ia berpikir sejenak karena ia yakin bawa Rissa sebenarnya sangat membenci Mike karena Mike hampir merenggut kesuciannya.

Gadis yang membawa setumpuk buku di tangannya itu mendekati Rissa, sahabatnya. "Ris--" Ucapan Evita segera dipotong oleh Rissa. "As you know. Ga banget kan ya?" ujar Rissa seenaknya membuat Mike yang merasa dirinya tengah dibicarakan memandang Rissa dengan bibir manyun karena sebal.

Evita tertawa mendengarnya. "Gak boleh gitu, Ris sama calon suami sendiri. Eh Mike, kita ketemu lagi tapi bukan dengan status mabuk ya, statusnya udah punya calon istri," ujar Evita lalu Evita dan Mike tertawa terbahak-bahak. Berbeda dengan Rissa yang tidak sudi sama sekali dibilang calon istri Mike. Sungguh, wajah tampan blasteran Mike sama sekali tidak menarik perhatian Rissa.

"Sebenernya gue benci sama dia soalnya dia ngeganggu kita, Vit. Tapi kan dia calon istri gue, gak boleh dong nyakitin perasaan calon istri," ujar Mike iseng membuat Evita tertawa lagi tetapi Rissa malah tambah kesal mendengarnya. "Eh Ris, gue gak jadi pulang sama lo deh. Barusan gue baru tau kalo Tius skip matkul jadi bisa anter gue pulang. Sorry ya, bubay," ujar Evita diselingi tawaan isengnya sambil menatap Mike dan mengedipkan sebelah mata kepadanya.

Mike mengacungkan jempolnya lalu Rissa yang terlanjur kesal langsung pergi melangkahkan kaki menuju mobilnya. Tanpa ia sadari, Mike mengikutinya sampai rumah, memastikan Rissa baik-baik saja, lalu pulang ke rumah keluarga Edbert.

                             θθθ

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 20, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

(Not) So Beautiful MarriageWhere stories live. Discover now