2

641 45 12
                                    


Happy Reading !

Ve POV

"Eh...Shani" hanya kata itu yang terucap saat aku tau orang yang menyenggol ku adalah dia. Ia dia adik ku Shani Indira Tanumihardja. Dia sama sekali tidak melihatku dan malah meninggalkan ku seolah kami tidak mengenal satu sama lain. "huft..." aku hanya bisa menghela nafas kasar melihat sikap dia dan segera pergi menuju kelas.

Teng Teng Teng...

Suara bel menandakan proses belajar mengajar sudah selesai, para siswa mulai mebereskan buku masing-masing dan bersiap untuk pulang. Berbeda dengan Ve karna dia merupakan siswi kelas 3 SMA dia akan mengikuti les tambahan yang di berikan sekolah megingat mereka yang akan menghadapi UN nantinya. Ve bersama sahabatnya Kinal dan Melody berniat ke kantin untuk makan siang. Tapi di tengah jalan mereka melihat kerumunan siswa.

"eh itu apaan ya ?" tanya melody.

"ia mel, mana rame banget lagi" sambung kinal.

"entahlah mungkin lagi ada yang cari sensasi disitu" jawab ve enteng, karena menurut ve melihat kejadian itu tidak ada untungnya.

"mel ayo kita lihat" ajak kinal. "ayo nal ve" jawab melody. "eh tunggu..." jawabku bingung karena mereka malah menarik ku untuk mengikuti mereka.

"wah teryata ada yang lagi berkelahi mel ve" kata kinal.

"siapa sih ?" tanya ve malas, kemudian ia berusaha melihat siapa orangnya. Ve terkejut melihat shani lah orangnya, ia tak menyangka adik nya berkelahi dengan siswa lain di lingkungan sekolah. Saat akan ve ingin melerainya, tiba-tiba seorang guru melerai mereka terlebih dulu dan membawa mereka keruang kepala sekolah.

Ingin rasanya aku mengikuti mereka, dan mendengar apa yang sebenarnya terjadi. Tapi apa daya. Saat di kantin aku pun jadi tak selera makan. Aku berpura-pura permisi ke kinal dan melody untuk ke toilet. Bukannya ke toilet aku malah menuju ruangan kepala sekolah, ternyata permasalahan mereka belum selesai.

"Saya tidak mau siswa di sekolah ini terlibat perkelahian, jadi saya mohon kalian harus jaga sikap kalian." Suara berat terdengar di telinga ve, yang sudah pasti itu suara kepala sekolah.

"Berikan ini ke orangtua kalian masing-masing" perintah kepala sekolah.

"Tapi pak bukan saya yang memulainya, tapi dia" ucap shani dengan berat. "Enak aja lo, kan emang iya lo itu gadis bodoh" ujar seorang cewek yang pasti merupakan lawan shani saat berkelahi.

"Berhenti berkelahi Shani, Nadse !" teriak kepala sekolah, kemudian keadaan hening.

"Nadse kamu boleh pulang" perintah kepala sekolah. Nadse langsung meninggalkan ruangan kepala sekolah dan pulang, tetapi tidak dengan shani yang masih berada di ruangan kepala sekolah. ve masih tetap mendengar pembicaraan di ruangan itu.

"mengenai nilai kamu" ucap kepala sekolah, yang otomatis membuat kepala shani yang menunduk menjadi tegak."saya tidak habis fikir, nilai kamu selalu merosot, selalu tidur di kelas, sering berkelahi. Sebenarnya ada apa denganmu shani ?" tanya kepala sekolah. Shani hanya terdiam, binggung warus menjawab apa. "Apa kamu lagi ada masalah ?" shani pun lagi hanya diam, hal ini membuat ve mengkerutkan dahinya "kenapa dia tidak menjawabnya" gumam ve pelan. "baiklah jika kamu tak mau menjawabnya, kamu boleh pulang" ucap kepala sekolah. Ve langsung pergi kemali ke kantin dengan cepat, ia takut jika shani melihat ku.

Sampai di kantin, aku langsung duduk disamping kinal. "darimana aja sih ve kok lama banget ?" tanya melody penasaran. "sorry, gue kelamaan ya ?" tanya ve dengan tampang polos. "bidadari mah bebas mel" jawab kinal, ve pun hanya nyengir karena merasa tidak enak dengan kedua sahabatnya itu.

Kegiatan les tambahan pun usai, ve pun mennunggu papa nya untuk menjemputnya. Tak utuh waktu lama jemputan ve datang. Selama di mobil ve bigung apakah ia harus menceritakan kejadian adiknya ke papa, ia takut jika ia menceritakannya maka shani akan di marahi habis-habisan belum lagi kinal dapat surat panggilan orangtua. "Ve kamu kenapa ? Dari tadi diam aja" tanya papa. "gak apa-apa kok pa" jawab ve sambil senyum. "gimana kegiatan mu di sekolah ?" tanya papa lagi. "lancar juga kok pa, emangnya kenapa pa ?", tanya ve. "baguslah, kamu jangan jadi seperti shani, bisanya cuma merepotkan orang tua" jawab papa. Ve terdiam mendengar itu sampai tiba di rumah pun ve tetap diam.

Malam harinya aku berniat untuk meminta penjelasan dari adiknya perihal kejadian di sekolah tadi saat makan malam. Tapi orangnya tidak ikut akan malam bersama. Saat semua penhuni rumah sudah tertidur, aku pun berinisiatif untuk menemui shani di kamarnya dan meminta penjelasannya.

aku pun mengetok pintu kamar shani tapi tak ada jawaban, dengan keberanian aku membuka pintunya yang ternyata tidak terkunci "yah pintunya belum terkunci" ucap ku senang, karena usahanya untuk bicara dengan adiknya tidak sia-sia. ia melihat keadaan kamar adiknya yang kosong "Loh orangnya kemana ?" tanya ve bingung

"Nagapain kamu disini ?" tiba-tiba terdengar suara shani, yang membuat ve terkejut dan membalikkan arah tubuhnya.

"Em.. sebenarnya ada yang ingn kak ve tanyakan ?" tanya ve ragu.

"ya sudah apa ?" tanya shani dengan dingin.

"soal kejadian di sekolah tadi, kenapa kamu bisa sampai berkelahi ?" tanya ve.

"itu bukan urusan mu" jawab shani dengan singkat.

"Apa masudmu bukan urusanku ?" tanya ve bingung dengan sikap adiknya

"ya iya itu bukan urusan mu" jawab shani kembali dengan santai.

"Shani aku itu kakak kamu, kenapa sikap kamu jadi berubah gini sih ?" tanya ku yang mulai emosi.

"kamu gak perlu ngelak lagi, kamu dapat surat panggilan orangtua dari kepala sekolah kan ?" tanya ku langsung to the point yang meembuatnya lansung menatapku.

"sudah aku bilang ini bukan urusan mu, aku bisa menyelesaikan masalah ini sendiri" ucap shani lagi sambil mendorogku keluar dari kamarnya dan menutup pintunya. Aku bisa mendengarnya menangis di balik pintu ini, aku berniat untuk masuk ke kamarnya lagi, tapi sayang pintunya sudah di kunci.

"Huft..." helaan itupun keluar lagi dari mulutku, melihat usahaku yang tidak membuahkan hasil unuk meminta penjelasannya.

TBC

Jangan lupa saran dan komentar nya :D

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 20, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MY LIFEWhere stories live. Discover now