Ending

811 20 2
                                    

Setelah Bandung gue masih belum tau harus kemana lagi, dan kembali gue buka buku tahunan ini dia nama Tia Anindita yang gue cari, gue gak tau dimana Tia sekarang berada. Sejenak kembali gue pikirkan kata kata Riki

"Buat apa gue minta maaf karena cuma buat berharap bisa jadian sama Deva"

terkadang apa yang gue lakuin cukup konyol kalo di lihat lihat.

Entah ide gila dari mana gue bisa mikir kaya gini dan dengan gue lakuin ini apa iyaa Deva akan suka sama gue?? siapa juga yang bisa jamin gue akan jadian sama Deva setelah gue minta maaf ke semua mantan gue??

POV ADEVA

Di letakannya bunga di atas sebuah nisan yg bernamakan Muhamad Ali yang juga bersebelahan dengan nisan yang bertuliskan nama Rini Setyo Utami dua orang itu adalah orang tua Deva yang sebenarnya. Karena sebuah kecelakaan tragis orang tua Deva meninggal dunia dan Deva di besarkan di panti asuhan sampai Deva di adopsi oleh orang tua nya saat ini.

Setiap minggu Deva selalu mengunjungi makam kedua orang tua nya ini sambil membawa bunga melati kesukaan ibunda Deva.

"Hai mah pah apa kabar?" Ucap Deva sambil mencoba tetap tersenyum

"Hari ini tanggal pernikahan kalian loh mah pah, selalu bahagia disana yah mah pah nanti Deva akan nyusul kalian juga"

Deva selalu ingin menyusul kedua orang tua nya karena Deva selalu merasa sendiri dia selalu merasa sedih jika mengingat kenangan masa kecil dengan kedua orang tua nya.

Gue yakin setiap orang pernah punya pengalaman patah hati terhebatnya. Patah hati tentu bukan hanya dengan pasangan saja tapi juga seperti yang Deva alami saat ini.

Hati Deva patah ketika dokter mengatakan orang tua nya tak lagi bisa di selamatkan meskipun saat itu Deva masih sangat anak anak tapi Deva tau ketika dokter berbicara seperti itu artinya orang tua nya sudah tiada untuk selama lama nya.

Patah hati terhebat Deva adalah kehilangan orang tua nya itu sebab Deva tidak pernah mau pacaran. Menurut Deva pacaran hanya untuk satu tujuan yaitu di tinggalkan

Dia sangat benci dengan kata perpisahan itu alasannya Deva tidak bisa menerima Bagas Deva takut Bagas akan pergi selamanya seperti kedua orang tua nya dulu yang meninggalkan Deva sendiri

POV Normal

Gue gak tau kemana gue harus melangkah dan untuk apa semua ini gue lakuin.

Dari Bandung segera gue menuju Jogja karena Tia ada disana. Gue dan Tia hampir satu tahun pacaran namun pas lulus SMA gue putus sama dia. Dengan beberapa alesan gue tentunya

Gue baru tau semenjak lulus Dia pindah rumah ke Jogjakarta yang katanya sih dia sebentar lagi bakal nikah

Setelah menempuh perjalanan sekitar 4 jam lebih dari Bandung gue dan Riki sampe juga di Jogja. Tanpa buang waktu gue cari alamat Tia yang gue dapet dari profile Facebooknya itu

"Gas loe yakin ini jalannya" Tanya Riki yang sepertinya dia udah mulai cape apa lagi di tambah Teriknya kota Jogja di siang hari

"Bener Ki nih liat maps nya bener kan" Sambil menunjukan Google maps yang gue gunakan untuk mencari alamat Tia

Hampir 2 jam gue keliling daerah ini yang gue juga gak tau namanya apa dan gue belum berhasil menemukan rumahnya Tia. Namun tiba tiba seorang ibu ibu yang kelihatannya baru pulang dari pasar menghampiri gue dan menegur gue

"Nak Bagas yaa ini" Tanya ibu itu sambil memperhatikan muka gue dalam dalam

"Eeehhmmm iyaaa bu saya Bagas ibu siapa yaa?" Tanya balik gue ke Ibu itu

Maafkan Aku MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang