end

720 23 4
                                    

        Malam ini aku sedang berjalan sendirian, sambil mencari orang yang mencurigakan. Saat aku sedang berhenti di pinggir toko aku melihat seseorang yang berpenampilan sama seperti psikopat yang telah membunuh semua anggota keluargaku.
        "Oh, tidak, dia melihatku" Dia berlari menjauh dariku. Aku mengejar dia dan ku lemparkan pisau yang ada di saku celanaku. Pisau itu mengenai kakinya, dia terjatuh. Aku berlari mendekatinya.
         "Kau telah masuk ke dalam jebakanku" kata psikopat itu.
        "Tidak, kau lah yang telah masuk jebakanku, lihatlah belakangmu"
Saat dia melihat ke belakang, ku pukul kepalanya dengan kayu yang ada di sampingku. Dari kepalanya keluar darah. Ku tarik rambutnya.
         Dengan nafas terengah-engah dia berkata "kau ingin membunuh ku?"
         "Ya, aku ingin membunuh mu, karna aku benci dengan psikopat. Aku akan membunuh semua psikopat"
         "Jika kau membunuh ku, itu tidak akan mengurangi jumlah psikopat yang ada. Jika kau membunuh semua psikopat, itu akan menyisakan satu psikopat, psikopat itu adalah kau. Dan semua orang akan memngejar kau"
          Apa hebatnya psikopat? Mereka hanyalah pembunuh kelas kakap yang tidak punya perasaan. Coba bayangkan jika korban yang mereka bunuh adalah keluarga mu sendiri, mereka membunuh semua anggota keluarga mu di hadapan mu, apakah itu terlihat keren? I don't think so, karna mereka telah membunuh semua anggota keluarga ku. Sejak saat itu, aku sangat membenci psikopat.
          "Kurasa, aku harus membunuh mu sekarang, karena aku sudah muak dengan mu, kau hanyalah sampah tak berguna" ku ambil pisau yang tertancap di kakinya tadi. Ku dengakkan kepalanya sampai dia melihat wajahku. Ku genggam erat pisau yang di tanganku, dan ku tebaskan ke lehernya
          "Hahahaha, bagaimana rasanya di bunuh seperti ini, hah?!"
          Dia tersenyum sebelum mati dan berkata "kau sudah jadi sepertiku" banyak darah yang keluar dari lehernya, itu mempercepat kematiannya.
         Saat dia tidak bernafas lagi aku berkata "tapi, maaf, aku tidak akan jadi seperti mu" ku genggam erat pisau yang penuh darah dia, dan ku tusukkan ke jantungku.

Kebencian Terhadap PsikopatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang