oneshot

5.9K 413 52
                                    

Yuri Katsuki, tidak ada bosannya ia menari di atas es. Memukau hampir semua mata yang menonton penampilannya.

Hanya dalam hitungan minggu, ia berubah menjadi angsa. Terdengar klise tapi jelas tidak sesederhana itu perjalanannya. Ia sudah kehilangan semua rasa percaya dirinya hingga ke titik rendah.

Jika tidak ada Victor yang datang mengacaukan hidupnya, lalu semena-mena memilihnya untuk berada dalam pelatihannya di program bebas seri grand frix tahun ini. Yuri mungkin sudah menjadi seonggok manusia tidak punya masa depan.

Victor Nikiforov itu idolanya, motivasinya untuk kembali berjuang ke garis impiannya sedari kecil ketika melihat pria itu begitu berkilauan menari di atas es pertama kali.

Victor itu cintanya. Tidak akan diingkarinya jika memang dirinya sudah jatuh cinta. Cinta hingga tergila-gila. Perasaan yang meluap-luap begitu menyenangkan. Seperti mengunyah permen bersoda yang meletus-letus saat dihisap.

Yuri terkekeh sendiri dengan perumpamaan yang sampai pada kepalanya.

"Kau tersenyum persis seperti saat di cina kemaren." Yuri menoleh masih dengan senyum yang semakin mengembang. "Apa ada yang lucu?"

"Victor-san," sapanya, "aku hanya merasa senang." Yuri berjalan ke sisi lapangan menghampiri Victor.

"Tidak mau membaginya denganku?" Tanya Victor ketika mereka sudah berhadapan. Wajah pria rusia itu mendekat sensual.

Yuri merona lucu seperti tiap kali Victor menggodanya.

"Bagaimana aku membaginya, ketika semua rasa senangku menyangkut dirimu?" Ujarnya malu-malu. Mengundang Victor mencuri ciuman singkat di bibir merah mudanya. Yuri makin merah.

"Memangnya kenapa? Mendengar itu cukup membuatku senang. Kau hanya harus menambah sedikit kesenangan untukku," bisik Victor, mengecup pipi tembem skater dua puluh tiga tahun tersebut.

Yuri menelan ludah gugup. Mengerti tapi tetap bertanya, "Kesenangan seperti apa?"

Mengundang tawa renyah dari pelatih tampannya. Pria itu gemas. Di tariknya Yuri keluar dari arena lapangan es lalu membawanya duduk.

Di lepasnya sepatu seluncur es itu di kaki Yuri.

Di tempat tersembunyi, Yuuko dengan leluasa mengabadikan momen tersebut.

Victor dari masa remaja sudah hidup dipuja-puja. Ia yang menjadi idola semua orang. Ia bersikap semaunya saja.

Untuk pertama kalinya ia merasa memuja seseorang. Rasanya sangat menakjubkan bagi Victor karna itu adalah Yuri. Ia tidak mungkin punya perasaan seperti ini pada orang lain.

Yuri menggodanya hanya dengan katsudon.

Maksudnya dengan caranya menari hanya mengingat katsudon.

Itu jenius. Atau konyol. Jadi jenius dan konyol sekarang berbeda tipis.

Sepatu terlepas. Victor mengangkat wajahnya kearah Yuri yang bergerak-gerak gugup. Ia tersenyum menawan. Senyum yang tidak pernah ditolak pesonanya.

"Vi-Victor-san...," Yuri gugup setengah mati. Ia menatap sekitarnya yang memang hanya ada mereka berdua. Ia tidak melihat Yuuko sedari tadi.

Lalu memang kenapa? Memang mereka mau apa?

Pikirannya terpotong tepat saat sapuan hangat dan lembabnya bibir Victor menyentuh bibirnya.

Di tempat persembunyiannya, Yuuko mematikan perekam kamera handphonenya. Hanya ingin dia saja yang menikmati adegan ini sendirian.

"Emmh... Vic-Victor-san~" Yuri kewalahan hanya dengan ciuman.

Yuuko pingsan kehilangan banyak darah.

Victor tersenyum lagi. Menatapnya dengan manik hijau yang sama indahnya dengan senyum menawan itu.

Yuri ingin mengumpat. Demi apapun hentikan senyuman itu sebelum ia menggila.

*****

"Emmhh..." hawa dingin menguap dibubarkan hawa nafsu. Nafas Yuri terengah memasok udara susah payah lewat hidung dan mulutnya mengulum dengan penuh hikmat.

"Kau bersemangat sekali," Victor terkekeh, di genggamnya rambut hitam Yuri kuat ketika pemuda itu mempercepat gerakan maju mundur kepalanya. Victor melenguh.

Yuri terpekik bahagia dengan mulut penuh. Tangan kirinya mempersiapkan diri sendiri. Entah kerasukan setan apapun itu, yang jelas saat ini ia menginginkannya. Menginginkan Victor berada di dalamnya.

Yuri melesakan dua jarinya sekaligus ke dalam rektrumnya. Lenguhannya tertahan dan hisapannya mengetat membuat Victor mendesah.

"Oke... cukup Yuri, ini agak berlebihan,"

"Kau bilang ingin aku bahagiakan, bukan?" Yuri menyeringai. Nafasnya tersendat karna jarinya baru saja menyentuh g-spotnya.

Victor terkekeh, "kau berhasil sekarang. Kau sudah mendapatkan erosmu, Yuri-kun." Ia mengangkat Yuri keatas tubuhnya yang duduk bersandar dengan nyaman. "Kita sebaiknya langsung ke menu utama saja."

Yuri malu-malu tapi sangat mau. Sekarang ia sudah sangat mengerti arti dari eros itu sendiri. Ia sudah berhasil menjerat Victor. Menjadi yang satu-satunya ingin dilindungi pria itu.

*****


"Aku jadi lengket semua." Yuri menggerutu. Bibirnya membentuk senyum kecil.

"Tidak masalah, nanti kita lanjutkan di onsen." Victor tersenyum jahil merengkuh pinggang Yuri seduktif.

"Yang benar saja!"

Mereka tertawa sambil berjalan kembali ke Hasetsu. Besok mereka sudah harus berangkat kembali untuk membagikan tema cintanya Yuri pada dunia.

Besok adalah awal perlombaan yang sebenarnya.

End

.
.
.
.

Sementara itu Hisashi dan si kembar tiga menemukan Yuuko dalam keadaan mengenaskan pagi harinya.

Di banding menceritakan kronologi sebenarnya, Yuuko mengarang jika ia kebanyakan makan semangka hingga anemia.

Yang benar saja.

.
.
.
.
Pffttt... ini ff victuri pertama saya. Ga apa ini cuma pemanasan doang kok iseng. Wkwkwk

Kalo pendek ya emang idenya segini doang mau gmna?

Kurang panjang? Ya tinggal ditambahin imajinasi sendiri aja /dibuang

Ini ga jadi saya panjangin abis keburu sibuk. Idenya mentok mana burem hasilnya jdi gini mentokmentokburem #dor

Peraturan cuma 2.

1; jangan minta tambah

2; jangan protes

Nanti saya bunuh diri biar arwah saya yang lanjutin fic buat victury yg saya siapin dgn serius.

Jdi tolong jgn langgar aturannya ya /kyakadaajaygbaca

Makasih buat covernya loh Hotaru... saya bilang jangan bagus2 covernya soalnya isinya luarbiasa jelek wkwkwk

Makasih jg buat pic yg dikirim sama loshi muahaha...

HIDUP VICTURY

NANTI SAYA MAU BIKIN LAGI. CHAOSSSSS

My Sexy CoachTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang