Part 3
Saking lihai dan menikmati gadis itu, Amrina tak sadar jika karet rambut yang mengikat rambutnya asal tadi putus pada saat Amrina menari membuat rambut hitam lurusnya tergerai indar dan tertiup angin yang ada di rooftop membuat laki laki tadi menatapnya dengan tatapan memuja.Gerakan gerakan tubuhnya yang lihai dan bibir pink mungilnya itu mengeluarkan suara merdu mengikuti alunan music yang ia dengarkan lewat headphonenya.
Di pengujung lagu ia tetap menari dengan gerakan penutup lagu dan tarian itu dan tetap lihai, dengan anggunya ia mengakhiri tarian itu membuat laki laki tadi sama sekali tidak mengalihkan perhatiannya dari Amrina yang mencoba mengatur nafasnya walaupun matanya masih terpejam.
Laki laki tadi pun mulai bernafas setelah sadar bahwa sedari tadi ia menahan nafasnya, melihat mata hazel kubil itu terbuka membuat laki laki tadi terkaget dan berbalik bersembunyi di balik pintu roof top dan kembali kekelasnya.
***********
Amrina POV
‘Apa yang udah gua lakuin? Ya tuhan.. gua ngelakuin ini lagi… oh ayolah jangan lu ambil alih sekarang ini kehidupan gue dan lu gak seharusnya untuk mengambil alihnya saat ini, ini di luar dari kesepakatan..’
‘hei bukan gue yang memaksa tapi lu yang selalu lemah!’
‘lagi pula siapa suruh lu lemah?! Baru kayak gini aja lu udah bisa keambil alih!’
‘Ya.. yaa.. terserah lu sekarang jangan ganggu gue buat ngajalanin kehidupan gue sebagai Amrina dengan normal.’
Sialan, mood gue lagi ga bagus buat debat sama dia .
Aku pun berjalan menuju pintu yang menjadi penghubung antara tempat ini dan gedung sekolahku …
Tapi entah kenapa aku merasa ada yang mengawasiku entah dari mana, ah.. masa bodo sejak kapan Amrina memperdulikan lingkungannya? Tak pernah.
Kulanjutkan langkahku yang berhenti sejenak tadi, tapi…
“Hei!”
Seperti ada suara yang memanggilku tapi masa iya? Mungkin untuk orang lain.
“Hei! Am.. Am.. Amrina”
Ah itu sudah pasti ditujukan padaku, itu namaku, yang laki laki tadi sebut itu namaku.
Mau tak mau aku membalikan tubuh untuk berpaling kearahnya. Laki laki yang memanggilku aku bahkan tak mengenalnya setelah memendekan jarak sekitar 2 meter di depanku ia berhenti dan..
“Lu kok gue panggil dari tadi kagak nengok?”
“ada apa?” jawabku to the point.. oh ayolah berbasa basi dengan lelaki yang berada di depanku kini hanya akan membuang buang waktuku.
“lu di panggil Bu Diah di kubikel kerjanya”
Ah.. mendengar kata kata yang menjadi alasan ia memanggilku tadi membuatku memutar kedua bola mataku malas .
Aku sama sekali tak berminat menanggapi bahkan menuruti yang kulakukan hanya berbalik dan melanjutkan langkahku yang sempat terhenti, meninggalkannya dengan wajahnya dengan dahi yang mengkerut kesal.
Srett
Ah sumpah ya…. ini orang ga ada nyerahnya deh..
Aku hanya menatap cengkraman jemarinya di pergelangan tanganku
‘Anjir ya, ga ada mood gue buat matahin tangannya yang narik tangan gue walaupun sebenernya pengen.’Aku pun berusaha untuk melepaskan cengkraman jarinya dari tanganku.
“udah deh apa susahnya sih turutin omongan guru ga baik loh nentang”
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Love
RomanceAda yang bilang bahwa wanita mendambakan rasa mencintai dan dicintai entah oleh pasagannya atau pun orang terdekatnya seperti, orang tua , ayah, ibu , adik, kakak. Begitu juga wanita yang menjadi tokoh utama cerita ini Amrbrina Bellerina Rahardian