01 - New Life

12.9K 687 22
                                    

Aku mematut diriku di depan cermin, pantulan diriku begitu anggun dengan kesan elegan yang kentara. Dress putih gading dengan ekor yg menjuntai kebelakang, Rambut terurai yang sudah dicurli, dan ditambah sentuhan polesan bedak natural juga goresan lipstik tipis pada bibir ranumku, aku heran bagaimana aku bisa tampak begitu ... perfect?!
Lihat aku, kini bukan aku yang biasanya.

Decitan pintu terdengar, aku menoleh ke ambang pintu, Mama tersenyum menatapku tak berkedip.

"Prilly sayang .." ujar Mama menghampiriku.

"Ma.." ujarku memeluk mama Erat, aku tak pernah terbayang hal ini akan terjadi, Padahal, ku kira aku akan menamatkan kuliahku dahulu lalu menikah, tetapi aku baru Semester 3 ma.. dan dengan entengnya Papa menjodohkan ku dengan Pria yang lebih tua dariku! Ya walau hanya berbeda lima tahun diatasku! Tetap saja tua kan?! Ih menyebalkan. Sahabat-Sahabatku Bilang 'Kau tak akan menyesal mendapatkannya' mereka enak hanya berucap, meraka tak mengenal pria menyebalkan itu.
Jika kalian semua tau, Saat kedua keluarga kami dipertemukan dalam acara Diner, dan dengan SENGAJA NYA KEDUA PASANGAN TERASI*EH SERASI YAITU MAMA PAPA KU DAN BUNDA AYAH-NYA MENYURUH AKU DAN DIRI-NYA(!) DUDUK BERDUA . Mati beku aku saat itu ,menatapnya salah, bicara pada nya justru membuat tanganku gatal ingin mencabik cabiknya! Astaga diam pun salah?! Lalu kini aku akan menikah padanya.

Aku seperti menikahi tembok berjalan!

Kill me god, ah shit damn it!

"Ayo sayang kita turun ke bawah uda ditunggu," ujar mama menuntun ku menuruni anak tangga satu per satu, maklum aku tak terbiasa menggunakan wedges.

Semua mata tertuju padaku. Dia juga menatapku, tapi tetap saja tatapan nya seperti biasa.

Dingin.

Kami duduk bersebelahan, dan Acara sakral itu dimulai hingga kata 'Sah' menggema di ruangan ini.

Seharian penuh aku berdiri menyalami tamu undangan, Berapa miliar sih ini tamu kok banyak banget? Heran .

Aku kelut dalam lamunan ku sampai aku tak sadar Suamiku hilang dari tempatnya, Ditelan bumi mungkin,
eh tapi jangan dong masa' gue baru Nikah sudah Janda! Big No!

"Minum," ujarnya entah kapan berdiri dihadapanku seraya menyodorkan segelas air berwarna merah yg aku tak tau itu Apa. Aku masih diam menatapnya dengan seribu tanya.

"Kurang jelas? Minum," ujarnya lagi kembali menarikku ke alam nyata. Aku tanpa sadar meneguk air dalam gelas itu hingga setengahnya. Tunggu sebentar? Ia tak meracuniku kan? Karena Jika benar .. memangnya Ia siap menjadi Janda? Eh DUDA? Seorang Ali menjadi Duda? Apa kata dunia? Mungkin sih dunia gak tau Juga sih. Eh kenapa diriku Jadi ngelantur seperti dua Sahabat ku yg otaknya entah kemana itu.

"Kenapa?" tanyaku menoleh padanya yg duduk berpangku kaki diatas kursi konyol yg di desain lebay untuk tiap pengantin baru, Aku saja heran kenapa menikah memerlukan hal-hal lebay yang katanya romantis, tetapi justru memungut Biaya yg tak sedikit? Apanya yg romantis? Menurutku Romantis itu adalah Hal sederhana yg diciptakan tulus dari hati untuk hati, dan diterima baik dalam wadah cinta.

"Kenapa apa?" ujarnya membalikkan pertanyaanku, Untung yg dibalik pertanyaan, Bagaiman kalau mangkuk bakso? Kan Sayang banget kalau tumpah?

"Kenapa ngasih minuman?" ujarku memperjelas, Bisa ku lihat ada senyum tipis yg merekah tanpa dirinya sendiri ketahui.

"Eum, Gue rasa lo lelah hari ini, Full time dihabisin Ditempat gak jelas gini, lo hauskan? Sedari tadi nggak ada setetes pun air yg menyelami Tenggorokan Lo," ujarnya tanpa menatapku yg sekarang justru menatapnya heran? Siapapun tolong catat tanggal hari ini,walau sudah Dicatat dalam buku Nikah kami, Bagaimana bisa seorang Rajidan Ali berbicara Panjang sepanjang Jalan tol palembang?

Devil Or Angel [On Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang