Bel masuk pasti udah bunyi dari 5 menit yang lalu sedangkan Wonwoo baru aja turun dari mobil ayahnya. Telinga Wonwoo udah kebas gegara ocehan sang ayah yang setiap pagi nyeramahin dia karena telat bangun.
Well, sebenernya bukan telat bangun. Wonwoo udah pasang alarm beruntun dari jam 06:00, 06:15, 06:30, 06:45, ga nyampe jam 7 karena jam 7 adalah jam bel masuk sekolahnya berbunyi. Dirinya selalu ngitung alarm keberapa yang bunyi, dan ia akan bangun di alarm paling terakhir. Waktu yang cukup menurutnya untuk mandi, siap-siap, menata diri jadi seorang jeon-tampan-wonwoo yang karismanya tumpah-ruah.
Dan kata 'cukup' nya selalu berakhir dengan aksi balapan sama pak satpam sekolah yang lagi berusaha nutup gerbang sekolahnya yang ga kalah besar dari gerbang istana di film Disney. Sedikit bersyukur karena gerbangnya udah agak reot, jadi agak susah buat di tutup.
Untuk kesekian kalinya, Wonwoo selamat. Emang bener kata eomma tercintanya, kalau mau keluar rumah harus berdoa biar dilancarkan disetiap situasi. Walaupun udah sering telat, tetep aja wonwoo ga bisa untuk ga cemas di sepanjang jalan menuju sekolahnya. Bahkan beberapa kali maki lampu merah karena menghambat beberapa menitnya yang berharga.
Dalem hatinya berdoa "ya tuhan, tolong, sekaliiiiiiiii aja. Tolong gerbangnya jangan ditutup dulu"
Dan kata 'sekali' itu terus dirapalkannya setiap hari.
Secara, Wonwoo kan orangnya on time. Iya on time, masuk sekolah jam 7, ya jam 7 juga datengnya. Masa sebelum jam 7 sih, kan itu korupsi waktu namanya.
Wonwoo masuk ke kelasnya dengan santai. Penghuni kelas udah ga heran si manis satu ini dateng lewat dari jam masuk, emang udah kebiasaan. Yang bikin kaget adalah seseorang yang berada tepat di belakang Wonwoo dengan nafas tersengal persis orang abis maraton di lapangan bola 30 keliling.
"Telat juga, Gyu?" Hoshi yang duduk paling Deket pintu nyapa. Mingyu cuma ngangguk, ga kuat jawab. Capek.
"Cie Won, akhirnya lu punya temen telat juga" ujar Jeonghan tepat saat Wonwoo duduk di bangkunya. Wonwoo memutar tubuhnya kebelakang, melihat Mingyu yang sedang minum dari botol yang kayaknya dia bawa sendiri dari rumah.
"Kenapa? Mau? Nih" Mingyu menyodorkan botolnya untuk menanggapi tatapan dari Wonwoo.
"Ga ah" jawab Wonwoo, lalu kembali menghadap ke depan.
"Eh won" Mingyu menepuk pundak Wonwoo, namun pemuda cantik itu tidak menoleh. "Lu enak banget ya telat juga bisa nyelip gitu di gerbang, badan lu mendukung. Lah gue tadi mesti mohon-mohon dulu sama satpam" lanjutnya.
Wonwoo menoleh, tertarik dengan pembicaraan yang dibuka oleh bocah bongsor dibelakangnya. "Lah iya, kalo mau telat tu kudu make perhitungan juga kali. Sudut gerbangnya mesti lu sesuai sama sin cos tan"
Hah?
Apa?!
Jeonghan sama Jun yang dari tadi menikmati acara ngos-ngosan kedua orang ini seketika saling tatap-tatapan ga ngerti atas kalimat burem yang keluar dari mulut Wonwoo.
Ga waras emang Jeon-Einstein-Wonwoo ini.
-
Sekarang adalah jam olahraga. Pak Muklis, guru olahraganya hari ini berhalangan hadir, jadi kelasnya dibiarin bebas main apa aja sesuka mereka. Ada yang main bola kasti, bola basket, bola sepak, dan yang cewek-cewek pada bikin lingkaran buat main bola bekel.
Ga ada salahnya mengenang masa-masa sekolah dasar di fase putih abu kan?
Siapa sih yang ga suka olahraga? Walaupun Jeon Wonwoo adalah manusia pecinta rebahan, didukung dengan body goals yang udah bawaan lahir, tetep aja sport adalah number one.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Fun
Fanfiction"Gak usah dipikiran. terserah lu mau percaya apa nggak. cinta itu kaya sinar matahari. tanpa lu sadari, lu pasti butuh itu" "Masa. Buktinya sampe sekarang gue masih bisa idup tanpa lu?" "Jadi lu ngakuin nih kalo cinta sama gue?"