Destiny of Love (Oneshot)

2K 225 15
                                    

     Pria itu tidak terlalu menghiraukan perlajarannya. Disaat berada di sekolah ia selalu mengandalkan ayahnya yang merupakan seorang pemilik yayasan sekolah tersebut, dengan santai ia bolos sesuka hatinya. Tidak ada guru yang berani memarahinya. Walau begitu, Sehun tidak pernah sekalipun absen dalam kelas seni. Alasan satu-satunya yaitu untuk bertemu dengan guru yang selalu menarik perhatiannya. Kenapa begitu? Ya, karena guru tersebutlah satu-satunya guru yang berani memarahinya ketika ia berbuat salah. Dan guru tersebutlah yang sangat sering menjumpai ayahnya untuk melaporkan kenakalannya.


--


     Yoona sedang melengkapi barang-barang yang akan ia bawa ke kelas. Menjadi guru seni memang menyenangkan. Namun ketika ia sadar bahwa ia harus bertemu dengan pria menyebalkan itu, dirinya langsung kehilangan semangatnya. Ia selalu merasa heran, kenapa anak itu selalu mengganggunya. Dirinya yang merupakan guru berpenampilan terburuk disekolah ini, guru yang selalu dikucilkan mengenai pakaian, dianggap kolot, kutu buku dan menggunakan kacamata berlensa tebal. Memikirkannya saja dia sudah menyesal akan dirinya. Tetapi pria itu, pria terpopuler dan berwajah tampan itu seperti tidak menghiraukan kondisinya. Pria itu tidak henti-hentinya menggoda dan mengganggunya.

'Syukurlah, tidak lama lagi akan ada ujian kelulusan, Aku akan memberikan nilai tinggi untuknya, agar ia bisa segera keluar dari sekolah ini.'


--


     Duduk santai disudut kelas. Menaikkan sebelah kakinya keatas meja lalu melipat kedua tangannya menempel ke dada. Menikmati music dari ponselnya. Tidak menghiraukan tatapan dari gadis-gadis yang ada disana. Tiba-tiba saja seseorang menyenggolnya dan menjatuhkan ponsel mahalnya. Ia langsung mengamuk dan hendak memukul, namun ketika itu pintu kelas terbuka dan Yoona pun muncul disana, ia langsung bersikap manis dan kembali duduk. Tentu yang saat ini ia lakukan adalah merekatkan pandangannya dengan gadis itu, guru yang selama ini menarik perhatiannya.

"Sudah jangan ribut lagi!" teriak Yoona. Namun sayangnya tidak ada seorang murid pun yang mendengarkan perkataannya, itu adalah hal yang harus ia hadapi setiap harinya. Tidak dihiraukan oleh seisi sekolah sudah menjadi santapannya setiap hari.

"Kalian tidak dengar apa yang dia katakan?" suara itu terdengar lantang. Ya, itu Sehun. Semua mata langsung terpaku padanya, dan dalam sekejap suasana menjadi hening. Sehun pun tersenyum nakal kepada Yoona yang kini mencoba mengalihkan pandangan darinya.

"Khamsahamnida." ucap Yoona tanpa melihat kearah Sehun yang masih tersenyum puas. "sekarang kita akan mempraktekkan dialog yang sudah saya bagikan minggu lalu, kalian sudah menguasainya?"

"Sudah seonsaeng-nim!" jawab mereka serentak. Pelajaran itu pun dimulai.


      Semua pelajar maju dengan pasangan mereka masing-masing. Mereka terlihat antusias mengikuti pelajaran itu. Setelah memeriksa semua nama, tinggal satu siswa yang belum mendapatkan nilai, itu karena ia belum mempraktekkannya ke depan. Yoona kembali gelisah ketika yang dilihatnya nama Oh Sehun.

'Oh Sehun. Aish! Ada apa dengan anak ini?'

"Oh Sehun, kenapa kau tidak maju kedepan?" Tanya Yoona mencoba tenang seraya menatapnya lekat.

"Temanku tidak datang." jawabnya santai. Dapat Yoona rasakan darahnya yang melepuh kesal. Tidak ada pilihan lain. "majulah, aku yang akan menggantikannya." mendengar itu langsung membuat Sehun tersenyum lebar. Mereka pun mulai mempraktekannya.


     Saling bertatapan dengan jarak mereka yang hanya 10centi membuat Yoona sedikit resah. Namun ia mencoba menutupinya. Sehun tidak juga membaca dialognya. Yang ia lakukan hanya menatap Yoona lekat. Awalnya Yoona mengira bahwa Sehun tengah mencoba mengingat isi dialognya, karena itu ia mencoba menunggu dan terus membalas tatapan pria itu. Namun hal lain terjadi diluar perkiraannya. Dugg! Dugg! Dugg!

Destiny of Love (Oneshoot)Where stories live. Discover now