"Receh lo dongo, ngeliat gituan aja ketawa." Kata Bima datar.
Kei menatap Bima dengan geli.
"Cie Abim. Udah bisa ya ngomong dongo-dongo, dulu aja lembut, halus, sopan, dan sangat-sangat mencerminkan orang baik. Hehe," balas Kei geli sambil mencolek bahu Bima.
Bima menepis tangan Kei dan menatap Kei tajam.
"Sopan dikit ya sama yang lebih tua, manggil kak kek–"
"Kakek?"
Bima menjitak kepala Kei dengan gemas.
"Kak, sayang."
"Iya sayang?"
Kei tersenyum lucu sedangkan Bima terlihat frustasi menghadapi gadis seperti Kei.
"Kei, panggil aku tuh pake kak atau mas dong. Jangan Abim-abim aja," ujar Bima dengan gemas.
"Gak mau," jawab Kei. "Kalo pake kakak atau mas kesannya kaya abang-adek." Lanjutnya.
"Emang kita abang-adek, kan?!" Kata Bima datar yang mampu membuat perasaan Kei campur aduk.
Sakit? Iya. Cuma dianggep adek, yekan.
Seneng? Iya. Dianggep jadi keluarganya.
Bosan? Iya. Gini-gini aja hubungan, tembak dong. Ew.
Bimbang? Iya. Cuma adek tapi rasa pacar.
"Kei," panggil Bima sambil menatap Kei dengan bingung.
"Ape? Hah?" Tanya Kei galak.
Bima kaget dengan nada galak yang Kei keluarkan.
"Galak bener."
"Tomat."
"Tomat?"
Kei mengangguk.
"Apaantuh?"
"Sayang kamu."
***
Maaf ya, cerita ini bakal mengandung banyak kata-kata kasar dan bahasa yang gak pantes banget. Tapi ya gitu, aku mau buat cerita ini menjadi kekinian gitu.
Soalnya kan ini cerita yang mengandung unsur lucu gitu, kalo gak ada kata-kata kasarnya kurang seru. Hehehehehhehehehhee.
Maafin yaaaaaaaaa😂😂😂😂😂
Abimanyu Danadyaksa Javas
Kesia Putri Fadira
KAMU SEDANG MEMBACA
Veneta (receh.)
RandomMengandung unsur receh dan garing. Levelnya rendah banget, nanti nyesel kalo baca.