하나

269 10 3
                                    

[1]

Junhui x Jiwon (wonwoo gender switch)


Halo, namaku moon junhui. Aku pelajar biasa kelas 2 SMA. Walaupun tidak pintar, kurasa aku cukup populer. Di kelas aku memiliki banyak teman, dan aku masuk klub musik sekolah.

Aku bukan berandal, meskipun aku mengecat rambut warna pirang. Bagiku itu keren, dan selama aku keren maka tidak ada masalah bukan?.

Tapi ada satu yang cukup mengusik pikiranku, seorang gadis pendiam yang dengannya aku tak akrab. Teman sekelasku. Jeon jiwon.

Bangkunya hanya berjarak satu bangku disampingku, tapi ia lebih sering menengok keluar jendela ketimbang mengobrol dengan anak-anak di kelas.

Sering kulihat ia memakan bekalnya sendiri ataupun berjalan pulang sendiri sepulang sekolah. Bukan berarti aku menganggap dia aneh sih, cuma heran saja kenapa anak perempuan satu ini jarang mengobrol dengan teman perempuan yang lain.

Ah, satu lagi. Dia juga tidak pernah ikut pelajaran olahraga. Aku sering menemukannya duduk sendiri di kelas menengok ke arah kami yang sedang istirahat setelah lari lima putaran. Atau terkadang saat pengambilan nilai praktik ia akan ikut ke lapangan lalu menyerahkan makalah pengganti praktik masih dengan seragam sekolah  --sementara kami dengan baju olahraga berbahan panas sedang ngos-ngosan setelah berlari sprint sepuluh putaran.

Beberapa temanku bilang ia anak yang aneh, tapi menurutku tidak tuh. Memang jiwon pendiam, tapi beberapa kali aku menemukan dia sedang tersenyum kecil. Saat guru kami melontarkan lelucon garing, atau saat salah seorang dari teman sekelasku yang tertidur dan ngelindur saat pelajaran, atau saat aku sedang bermain gitar sendirian di sudut kelas dan pandangan kami bertemu ketika dia tidak sengaja menoleh.

Tidak, aku tidak sedang menyombongkan diri kok. Hehehe.

Hmm, entah sejak kapan aku mulai memperhatikannya, menurutku ia cukup manis saat tersenyum -yang jarang terjadi sayangnya-. Terkadang aku ingin mengajaknya mengobrol, tapi kenyataan bahwa aku dikenal guru sebagai tukang bolos dan berandal tengil mungkin saja membuatnya enggan menanggapiku.

Padahal aku sering menatapnya iseng saat dia sedang serius menulis catatan, ataupun saat dia sekedar menguap dan merenggangkan tangan bosan.

Hiks.

-----

Aku berjalan cepat, dengan langkah pasti menuju ruang UKS. Hari ini perutku sakit sekali, aneh. Biasanya aku makan nasi kare dari kantin dan roti melon serta susu sudah kenyang, lain halnya dengan hari ini. Perutku mulas-mulas tak karuan.

Setelah menyelesaikan panggilan alam di kamar mandi aku berniat untuk istirahat di uks. Aku bisa berdalih minta obat sakit perut lalu tiduran sepanjang siang ini. Waktu yang tepat untuk membolos sisa pelajaran hari ini hehe. Cerdas sekali kau moon junhui.

Pintu uks tertutup rapat, begitupun dengan tirai hijaunya. Aneh sekali. Biasanya saat dokter yoon -dokter sekolah ini- istirahat dan makan siang dengan para guru --ehem pacarnya guru olahraga kami, guru choi-- pintu uks akan dibuka agar murid bisa leluasa masuk dan istirahat.

Ragu, aku ingin mengetuk pintunya, tapi saat kupegang gagang pintu tidak terkunci ternyata. Mungkin saja anak PMR yang bertugas harian di UKS sedang berjaga.

Maka aku masuk dengan santai, "permisi, boleh aku minta obat---"


"Kyaaaaa!!!"



"Kyaaaaaa!!"



Aku berteriak demi melihat pemandangan di hadapanku, begitupun orang yang sedang kulihat kini. Tidak elit sih sebenarnya, seorang moon junhui berteriak seperti gadis. Tapi alasanku berteriak lebih absurd lagi.

Aku bertemu jiwon.

Ya, jeon jiwon.


Bukan itu saja masalahnya.


Dia sedang melepas bajunya saat aku masuk ke UKS.

Dan aku bisa melihat bahu kecilnya yang putih mulus serta... strap bra warna biru muda.


Tidak cuma itu sih, perutnya juga mulus dan rata. Sexy malah kurasa.


Duh, fokusku langsung mengarah ke dadanya.


Mati aku sekarang.

Bahkan pdkt saja belum, tapi kini aku pasti dicap lelaki mesum olehnya.

Mati kau moon junhui.

------

두근두근 (Heartbeat) - [Seventeen AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang