Rank One

86 10 17
                                    

  “Aku akan berhenti mengganggumu jika kamu mau bertemu denganku di halaman depan sekolah tepat pada malam hari“. Kalimat itu membuat seorang teman perempuanku bergidik takut melihat handphone miliknya yang berisikan kata-kata tersebut, dan yang membuat itu menjadi lebih aneh adalah pengirim tersebut tercantum nomor 0013 (angka 13 dikenal dengan angka keramat). Bagaimana tidak , halaman depan sekolah adalah bekas tempat hutan terlarang yang dahulu sering menjadi tempat bunuh diri siswa dan siswi sekolah ini, halaman depan sekolah juga menghadap langsung ke pemakaman umum diseberang jalan yang tak jauh dari sekolah.

Ini adalah hari sebelum kejadian itu datang…….

  Perkenalkan aku Sri, aku adalah murid kelas sembilan, aku bersekolah di sekolah ini karena keluargaku yang kurang mampu untuk membiayaiku sekolah di luar kota. Disini aku mempunyai sahabat karib sejak kecil atau mungkin sejak dilahirkan, namanya adalah Rena. Ia juga teman sekelasku. Menurutku Rena adalah seorang wanita yang tangguh dan baik hati. Sejak dilahirkan, Rena telah ditinggal pergi oleh kedua orang tuanya karena sebuah kecelakaan dan sekarang Rena tinggal dengan kakek dan neneknya di sebuah rumah yang tidak terlalu besar serta tidak layak huni untuk ditinggali oleh manusia. Karena kehidupannya yang tidak terlalu bagus Rena pun memiliki cita-cita untuk menjadi ranking satu di kelas agar bisa membanggakan orangtuanya yang telah tiada serta kakek dan neneknya.

  Suatu hari Rena tampak tidak biasa, Ia tak seperti Rena yang kukenal.Saat itu Rena berlari dengan tergesa-gesa sambil membawa buku yang ia pinjam di perpustakaan sekolah untuk persiapan  menjelang ulangan umum. Saking tergesa-gesanya ia menabrakku dengan cukup keras. ”Duh, hati-hati dong Ren!” kataku sambil mencoba berdiri. “Maaf Sri, aku lagi cepet-cepet nih, soalnya buku yang aku pinjam sudah lewat 1 bulan lebih untuk mengembalikannya!” jawabnya sambil merapikan bukunya yang jatuh berserakan. ”Aku duluan ya Sri!” Rena pun berlari sambil sesekali menoleh kearahku ”Huft…Rena..Rena” gerutuku sambil merapikan bajuku yang sedikit kotor.

Bel Sekolah pun berbunyi…..

  “Akhirnya saatnya pulang!” teriakku dengan senangnya. “Oi Sri, nanti kita belajar bersama di rumahmu yuk?” tanya Rena sambil memasukkan buku pelajaran ke dalam tasnya. “Ok! Nanti jam 3 ya!” jawabku sambil berusaha menutup tasku yang dipenuhi oleh berbagai macam buku pelajaran. “Baiklah, sekarang mari kita pulang bersama” ajak Rena sambil menggendong tasnya, memang jarak rumah kami bisa dibilang cukup dekat sehingga kami sering berjalan bersama saat pulang maupun berangkat sekolah. Saat di perjalanan menuju halaman depan sekolah, aku melihat sesuatu yang kurasa belum pernah aku lihat di sekolah ini selama aku bersekolah 2 tahun disini, aku melihat perempuan yang duduk anggun dengan rambut yang dikepang dua dan memakai seragam sekolah yang sama seperti yang kita gunakan sekarang. Tiba-tiba angin pun berhembus dengan sangat kencang, hawa dingin mulai merasuki tubuh, perempuan itu bangkit dan mulai berjalan mendekatiku, matanya memerah dan sekarang dari pakaiannya tercecer banyak darah segar yang berbau amis. Ia terus berjalan mendekatiku, tanpa kusadari wanita itu sudah ada di depan mataku aku hanya bisa terdiam,aku pun merasa ketakutan hingga keringat dingin pun mengalir dengan derasnya dari tubuhku. Wajahnya yang pucat serta matanya yang melotot berwarna merah dan yang paling menggangguku adalah bau amis dari darahnya yang menusuk hidungku ia lalu mengatakan, “Jika temanmu itu mendapatkan ranking satu, maka Ia HARUS MATI!” jantungku mulai berdegup kencang dadaku tiba-tiba menjadi sakit, kata-kata perempuan itu sangat menusuk hatiku dan terus terbayang-bayang di otakku. ”Sri kamu kenapa?” tiba-tiba angin pun dengan perlahan kembali seperti semula. Sosok perempuan itu telah hilang bagaikan ditelan bumi, ”Ah,tidak apa-apa kok.” sautku sambil tersenyum datar dan memegang bagian dadaku yang masih agak sakit. “Oh syukurlah kalau begitu.” sahut Rena dengan senyumnya yang begitu manis.

  Tok.. Tok… Tok… ”Permisi“ ucapnya dengan lembut. “Eh nak Rena , ayo silahkan masuk Sri sudah menunggu lho di dalam.“ jawab ibuku dengan senangnya mempersilahkan Rena masuk ke dalam rumah. Ya, sejak kecil Rena memang sering pergi bermain maupun belajar bersama di rumahku. Oleh karena itu, aku sudah menganggapnya sebagai saudara sejak kecil. ”Hai Sri!” sapanya sambil menaruh tasnya diatas meja “Hai Ren, silakan duduk.” Pintaku sambil memakan dorayaki untuk menghiangkan rasa laparku yang berkepanjangan ”Iya, terimakasih.” dengan wajah polosnya, ”Sekarang kita akan belajar apa nih?” tanya Rena sambil mengeluarkan kotak pensilnya. “Sekarang kita belajar pelajaran matematika aja, aku masih kurang paham tentang fungsi dan relasi” jawabku sambil memajukan bibirku sehingga Rena bisa mengetahui bahwa aku sedang kesal dengan materi itu “Hahaha…baiklah kalo begitu, sini aku ajari” balas Rena dengan semangat juang 45nya. Setelah beberapa jam beralalu…”Yey!akhirrnya selesai juga ya” teriakku dengan bahagia “Iya, akhirnya selesai juga nih” jawab Rena sambil merapikan buku dan kotak pensilnya. Tiba-tiba akupun terbayang kata-kata yang diucapkan perempuan yang kulihat di halaman depan sekolah, ”Oi Ren!” panggilku “Iya,ada apa sih Sri? kok kayaknya serius amat”  tanyanya sambil memerengkan kepalanya bagaikan sedang bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi “Apa kamu serius Ingin menjadi ranking satu di kelas ?” tanyaku perlahan agar tidak menyakiti perasaannya “Iya,tentu saja aku ingin sekali membanggakan orangtuaku yang ada di surga agar mereka tahu bahwa aku sudah berjuang dengan keras agar mendapatkan hasil yang baik” dengan matanya yang berkaca-kaca menahan air matanya agar tidak tumpah “Tapi…..apa kamu lupa tetang murid ranking satu yang sealu hilang dan di terror pada saat upacara perpisahan sekolah ? apa kamu lupa perkataan OSIS pada saat kita MOS dulu?” tanyaku dengan nada pelan sambil menelan ludah “Ia aku tau akan hal itu ,akan tetapi saat ini aku sangat ingin membuat orangtuaku bahagia dan tersenyum disana agar mereka tau bahwa aku bisa membanggakan mereka” jawabnya. Air matanya sudah tidak bisa terbendung lagi,Rena pun menangis akupun memeluknya dengan erat sambil sesekali mengusap air matanya “Aku tau tapi ingat berhati-hatilah Rena dan kerjakan dengan baik soalmu besok saat ulangan umum agar kamu bisa membahagiakan orangtuamu disana” balasku sambil tersenyum.
Hari dimana peristiwa itu terjadi…
Sriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii !!!” Rena berlari dengan sangat kencang sambil menangis terharu kearahku bagaikan ia sedang dikejar oleh hantu “Iya ada apa? kenapa kamu menangis ?apa yang terjadi Ren?ceritakan padaku” tanyaku terheran-heran “aaa..aaa..aa..aku menjadi ranking satu dikelas !!!”balas Rena sambil berteriak histeris kegirangan, karena saking senangnya ia sampai terjatuh ke lantai. Aku tak tahu apa yang harus kurasakan..antara bahagia karna Rena bisa menjadi ranking satu atau harus sedih karena teringat akan ucapan wanita tersebut “Selamat ya Rena,akhirnya impianmu bisa terpenuhi !”sambil membantu rena bangkit “Iya terimakasi,ayah dan ibu pasti bangga karena aku telah mendapatkan ranking satu dan membanggakan mereka” jawabnya dengan mata yang berkaca-kaca menghadap ke langit bagaikan ia sedang melihat orangtuanya di sana.
“Akan tetapi...” akupun melamun dan memikirkan kejadian itu lagi,Aku terbayang-bayang akan kata-kata yang diucapkan oleh sosok perempuan itu. ”Eh ada sms masuk” kata Rena sambil mengambil handphoneya dari saku bajunya.Seketika Rena terpaku lemas melihat pesan itu “Aku akan berhenti mengganggumu jika, kamu mau bertemuku di halaman depan sekolah tepat malam hari “ Tanpa memedulikan yang lainnya Rena pun berlari ketakutan sambil menangis.Renapun semakin takut bercampur sedih karena setiap hari Ia diteror oleh orang yang ia tidak kenal. Mungkin karena merasa depresi Renapun akhirnya memberanikan diri untuk bertemu orang tersebut di halaman depan sekolah pada tengah malam, karena aku merasa takut terjadi apa-apa dengan Rena akhirnya aku membuntutinya dengan pelan-pelan dari belakang. Sesampainya di halaman depan sekolah dari kejauhan aku melihat Rena sedang berdiri menyeniri di tengah halaman depan sekolah ,dan tiba-tiba angin berhembus sangat kencang dari kejauhan. Benar saja aku melihat ….wanita itu lagi akan tetapi sekarang matanya berwarna merah badannya kurus kering,kuku-kukunya panjang sampai di ujung kakinya, dan kini bercak darah tersebut bertambah banyak sehingga bau amis dari darah tersebut seperti memenuhi halaman depan sekolah. Sayup-sayup aku mendengar pembicaraan mereka berdua, wanita itu berkata “Tidak ada yang boleh menjadi yang paling unggul di sekolah kecuali aku! Aku adalah orang yang paling umggul di sekolah ini hahaha…” matanya melotot ia menatap Rena hingga bola matanya seperti akan lepas dari tubuhnya yang kurus. Tiba-tiba wanita itu mengulurkan tangannya kearah Rena lalu ia pun mencekik Rena dengan keras sampai-sampai wajah Rena memutih bak kertas karena tercekik dengan sangat keras. Spontan akupun berlali dengan cepat menuju kearah Rena dan Wanita itu dengan sigapnya aku mendorong Rena yang sedang dicekik agar lepas dari cengkramannya. Usahaku berhasil, akan tetapi perempuan tersebut kini menatapku dengan tatapan tajam… ia sangat marah.

  Lalu perempuan itu berkata “Aku sudah memperingatimu akan tapi……… kau tidak menghiraukannya ! kau sama saja mencari maut!” teriaknya dengan suara lantang menusuk gendang telingaku “Apa sebenarnya yang kau mau ?” teriakku padanya sambil mengepalkan kedua tanganku. “Kau…kau tidak tahu apa yang mereka lakukan padaku! Mereka semua sangat membenciku karna rankingku yang tak tergeser sedikitpun. Tiap hari mereka mengumpatku dengan kata-kata kasar kepadaku bahkan mereka kadang memukulku…hingga suatu ketika mereka melakukan tindakan kasar kepadaku,mereka memukulku dengan sangat keras menggunaka batu dan mereka juga menyetubuhiku hingga nyawaku hilang. Aku tak tahu apa yang mereka pikirkan hingga mereka begitu membenciku padhal aku hanya ingin membanggakan kedua orangtuaku,merekapun menggubur jasadku dibawah kursi taman ini…“ sambil menujuk kearah kursi taman yang ia maksud, aku dan renapun sontak menangis mendengar kata-kata yang ia katakana pada kami. “Jadi, sekarang apa yang kau inginkan?” tanyaku dengan lembut sambil mengusap air mataku “Aku hanya ingin jasadku dikubur di tempat yang layak sehingga aku bisa tinggal dengan damai dan tidak mengganggu para siswa yang bersekolah disini lagi’ jawabnya sambil tersenyum dengan manis,tubuhnya yang dipenuhi darah kini berubah menjadi siswi yang sangat cantik.Ia berjalan mendekati kami berdua..lalu ia berkata “Kuharap kalian dapat menggabulkan permintaanku” tiba-tiba wanita tersebutpun lenyap begitu saja .Keesokan harinya kami berdua datang ke ruang Kepala Sekolah untuk mengajukan serta member tahu apa yang sebenarnya terjadi di sekolah ini dan kenapa siswa yang memperoleh ranking satu selalu mengilang bagaikan ditelan Bumi, beberapa minggu setelahnya makam untuk perempuan tersebut akhirnya selesai… tanah tepat dibawah kursi tamanpun digali dan benar saja.. mereka menemukan tulang belulang manusia serta baju bekas korban. Setelah jasadnya berhasil diambil, kami beserta seluruh warga sekolah lalu memakamkannya di pemakaman umum dan kini wanita tersebut akan diam disini dengan damai.

  Semenjak kejadian itu,tidak ada lagi siswa yang hilang karena mendapatkan ranking satu di kelasnya. Aku dan Rena pun baru mengetahui hal ini ternyata wanita tersebut dahulu tahun 1969 adalah murid angkatan sekolah ini ia bernama Lizzie ia dinyatakan menghilang di hutan dekat sekolah ini.. tapi faktanya bukan itu, ia dipukul serta disetubuhi oleh teman-temannya yang iri kepadanya lalu menguburkan jasadnya di bawah kursi taman sekolah.

2 Minggu setelah kejadian itu...

  Aku melihat seorang wanita yang sangat cantik duduk dibangku taman sekolah,rambutnya yang sangat indah dan bola matanya yang kehitaman membuatku terpikat padanya.. Dan yang aku ingat, ia menatapku dengan penuh senyuman manis diwajahnya "Terimakasi" ucapnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 30, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rank OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang