Boyfriend Contract

23.7K 1.6K 380
                                    

~Marsmallow~

========

Langit terlihat suram dan angin bertiup kencang. Musim hujan kali ini terasa lebih dingin. Terlebih bagiku. Kurapatkan jaket agar terasa hangat. Senyumku kembali tergores saat menatap anak-anak kecil yang sedang bermain di alun-alun kota.

Jujur, aku merasa sangat iri dengan mereka. Kalau saja bisa, aku ingin menjadi anak kecil selamanya. Anak kecil yang belum mengerti apapun dan nggak perlu memikirkan apapun.

Orangtuaku meninggal saat aku berusia enam belas tahun. Sejak itu, aku tinggal dengan Om dan Tante. Perusahaan keluarga diambil alih Om Dirga karena aku belum menyelesaikan pendidikanku. Dua tahun lalu, aku memutuskan untuk pindah ke apartemen pribadi. Kuliahku baru menginjak semester dua, di sebuah universitas cukup ternama di Jakarta. Tapi sayangnya, aku memang nggak pernah pandai bergaul. Aku senang menyendiri dan terlalu sulit mempercayai orang lain.

"Beb, kok kamu lama sih!"

"Aduh. Maaf banget Yang. Abis macet tadi. Lho kamu kok nggak pakai jaket? Kan dingin. Pakai jaket aku aja ya."

Melihat cowok itu melepas jaketnya dan memakaikan ketubuh ceweknya, membuatku termenung. Aku nggak pernah mengalami hal itu. Karena memang aku sama sekali nggak tertarik dengan wanita.

Aku gay.

Tapi aku juga ingin merasakan dicintai dan diperhatikan.

Untuk saat ini, apakah masih ada kesempatan untukku? Untuk seseorang yang telah divonis tumor otak stadium akhir. Memang berapa lama lagi waktu yang kumiliki?

Aku menghembuskan nafas, lalu melangkah pergi meninggalkan alun-alun. Aku merasa engan kembali ke apartemen, bahkan sudah dua hari ini aku nggak masuk kuliah.

Kupikir semua akan sia-sia. Sebenarnya tak akan ada masalah kalau pun aku mati saat ini juga. Toh aku nggak punya keinginan apapun dan siapa pun. Tapi setelah melihat pasangan kekasih tadi, tiba-tiba aku juga ingin merasakannya. Dicintai dan diperhatikan.

Langkah kakiku membawaku masuk ke dalam sebuah café bernuansa retro. Dekorasinya begitu unik dan aksesoris di dalam ruangan juga kental dengan romansa klasik. Aku memilih duduk di sudut ruangan setelah memesan segelas cappuccino.

"Bapak jangan macam-macam ya!"

"Apa? Saya nggak ngelakuin apa-apa!"

"Tangan Bapak baru saja melecehkan saya. Meremas pantat saya!"

"Saya nggak sengaja..."

"Dasar tua bangka brengsek!"

Mataku beralih pada keributan yang mendadak muncul. Seorang wanita mengambil gelas minuman yang ada di atas meja lalu menyiramnya ke tubuh pria yang dikatainya.

"Dasar wanita jalang!" Pria itu berteriak sambil melayangkan tangannya.

SET

Seorang laki-laki berseragam pramusaji café dengan sigap menahan lengan pria itu sebelum mendarat di pipi si wanita.

"Maaf, Pak. Mohon tenangkan diri Anda."

"Jangan ikut campur kamu. Si jalang ini yang mulai!"

"Apa? Jelas-jelas Bapak duluan yang mengganggu saya."

"Ckck! Kamu pasti sengaja menjebakku kan untuk minta ganti rugi. Katakan berapa hargamu? Aku..."

BOUGH

PRANG

Dalam sekejap pria itu tersungkur menabrak meja dan beberapa kursi.

"Belajarlah menghormati perempuan, Pak! Karena Bapak juga terlahir dari rahim mereka."

Boyfriend Contract (BoyxBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang