"Udah ah! Kalah mulu gue daritadi," ucap Dika sambil bangkit dari duduknya dan berjalan ke dapur, meninggalkan Raka yang bersungut-sungut karena sudah tidak ada lagi teman lawannya bermain FIFA.
"Mik, duel kuy!" ajak Raka kepada salah satu sahabatnya yang lain, yaitu Miko.
"Nggak ah! Ajak Abi aja, gue lagi PDKT. Jangan ganggu!"
Raka mencibir. Sedetik kemudian, tangan kanannya dengan tidak berperasaan menampar paha Abi yang sedang tertidur diatas sofa.
Plak!
"Anjer, woi! Apaan sih?!" Abi bangun dari tidurnya dan langsung terduduk sambil menguap lebar.
"Duel kuy, Bi!" ajak Raka kembali.
"Sumpah Rak, nggak guna banget njir! Jangan ganggu gue lagi!" ucap Abi kesal sambil kembali membaringkan tubuhnya di sofa, tidak butuh waktu lama dirinya sudah kembali bergelung di dunia mimpi.
"Tai lo pada! Nggak guna banget jadi temen." Raka membanting pelan stick FIFA ditangannya ke karpet.
Dika yang baru saja kembali dari dapur dan kebetulan mendengar umpatan Raka, pun akhirnya tertawa. "Hahaha, jomblo sih lo Ka. Cari pacar sono! Biar bisa lo ajak FIFA."
Raka menghela napas pelan, tidak merasa tersinggung dengan sindiran Dika, sahabatnya. Ia justru memilih berbaring diatas karpet berbulu halus, lalu kemudian digunakannya satu lengan kananya untuk menutup matanya. "Lo kata nyari pacar kayak nyari sampah!" gerutu Raka pelan, namun masih mampu didengar oleh Dika.
Dika terkekeh pelan, ia kemudian ikut bergabung kembali bersama Raka di atas karpet, namun ia hanya duduk tidak sampai tiduran seperti Raka. Dirinya mengambil remote TV, lalu mengganti layar TV kemode saluran channel seperti biasanya dan langsung saja menonton serial upin ipin kesukaan mereka berempat.
Selama tiga menit, hanya suara dari TV yang meliputi ruang tengah rumah Dika tersebut. Hingga tiba-tiba suara Miko yang berteriak, sukses membuat semua yang berada di ruangan itu terkejut. Tak terkecuali Abi yang ikut terbangun dari tidur sorenya.
"Miko brengsek!" maki Abi yang tanpa basa-basi langsung berdiri melangkahkan kakinya ke lantai dua rumah Dika, berniat untuk kembali melanjutkan tidurnya.
Sementara itu, Raka yang sudah duduk kembali diatas karpet langsung saja menimpuki Miko dengan kacang kulit yang ia ambil dari bungkusan yang sedang di genggam Dika. "Anjir, Ka! Sakit dodol," ucap Miko sambil mengelus-ngelus pelipisnya yang menjadi korban lemparan kacang kulit dari Raka.
Raka tidak membalas ucapan Miko, ia justru bangkit berdiri, kemudian segera menyambar hoodie miliknya yang sebelumnya ia letakkan di senderan sofa. Dika yang sedari tadi hanya diam, fokus kepada acara tontonannya sore ini, pun akhirnya mengalihkan pandangannya ke Raka saat dilihatnya Raka ingin berjalan keluar rumah. "Lo mau kemana, Nyet?"
"Beli es krim bentaran. Bilangin Abi, sepedanya gue pake!" jawab Raka yang sepersekian detik kemudian sudah menghilang dari balik pintu utama Rumah Dika.
Raka berjalan kearah sepeda Abi sambil memakai hoodie hitam kesayangannya. Ia langsung menaiki dan mengayuh sepeda Abi tersebut keluar dari perkarangan rumah Dika. Sebenernya Raka tidak punya tujuan ingin kemana, ia hanya ingin keluar dari rumah Dika karena bosan sudah hampir seharian dirumah sahabatnya itu dan hanya bermain FIFA. Sialnya lagi, ponselnya tertinggal di rumahnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
With Or Without You
Teen FictionKetika dua insan manusia lawan jenis yang saling mencintai namun tidak bisa bersama karena kebodohannya. Harus dihadapi dengan beribu kebimbangan; memilih antara berjuang atau melepaskan dan melupakan rasa itu. Berjuang? Akan ada banyak pihak yang t...