Dipaksa layu

45 7 0
                                    


Ku pandangi kembali diriku yang dipantulkan cermin.

Memperhatikan tubuhku yang berbalutkan kebaya yang sudah disiapkan sejak lama, wajahku yang sudah dipoles oleh tangan ajaib sang make up artist yang membuat pangling hampir setiap orang yang berpapasan denganku.

Aku tersenyum. Meringis.

Hari yang jauh-jauh hari aku asumsikan akan membuatku bahagia sepanjang hari malah menjadi hari yang tak ingin ku jumpai. Berharap jarum jam berhenti berputar, juga hari berhenti untuk terus melaju saat Mama dan Papa menyetujuinya.

Tapi takdir adalah takdir. Aku tak bisa menariknya pergi meskipun dia adalah hal yang berada sangat terakhir di daftar yang ingin kutemui.

"Takdir kejam ya." Aku menolehkan kepalaku ke arah suara. Aku tersenyum saat melihat siapa yang sudah berdiri disampingku. Lalu mengikuti arah pandangnya. Aku yakin dia tengah memperhatikan salah satu pria --diantara kumpulan pria-pria disana-- yang memakai pakaian berbahan sama dengan apa yang dipakai olehku hari ini.

"Tapi kalo udah sodaraan begini, lebih gampang ngemodusinnya, 'kan?" Aku tertawa mendengar apa yang dilontarkan wanita di sampingku ini.

"Masih ngarepin cintanya juga halal kok." Sambungnya yang membuatku lagi-lagi tergelak.

Tawanya terhenti lalu kedua mata wanita disampingku mengalihkan pandangannya sepenuhnya pada dua mataku. Lalu tanpa aba-aba memelukku.

"Sekalinya bisa, jatohnya jadi cinta terlarang. Sedih ya." Aku tertawa sumbang, karena kembali mengingat kenyataan yang memukulku. Malam itu, saat acara pertemuan dua keluarga belum di mulai, Mama bilang bahwa akulah yang harus mengalah, mengakhiri segala emosi yang berkaitan dengannya. Karena katanya aku masih terlalu muda untuk keukeuh ingin juga memilikinya, adik dari pria yang akan di nikahkan dengan kakakku.

Air mataku meluruh saat aku merasakan elusan tangan di punggungku.

"Tenang, semuanya akan baik-baik saja."

Aku hanya membisu. Tak mampu mengiyakan perkataannya. Sebab aku tak yakin, bahwa semuanya memang akan baik-baik saja.

 Sebab aku tak yakin, bahwa semuanya memang akan baik-baik saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Hullaaaa. it's been a long time. Bukannya berenti nulis, tapi kadang-kadang aja ngepost-nya di steller hehe ^-^

KEDALUWARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang