sorot lampu yang indah menyinari ruang makan apartemen ini, namun sinarnya tidak dapat menyembunyikan kantung matamu serta wajahmu yang sepucat vampir di film-film Hollywood yang sering kau tonton. Badanmu demam, tapi kau juga merasa dingin. Bibirmu pecah-pecah dan matamu sayu. Yep, sudah 2 hari ini kau sakit dan kemarin malam demam menambah daftar keluhan sakitmu. Berawal dari pingsan karena kelelahan lalu flu yang kemudian berubah menjadi demam. Kau sudah berobat ke dokter, tentu saja selain obat yang dokter berikan, beliau juga menyarankanmu untuk beristirahat total. Namun bagaimana bisa kau mencoba tidur dengan tenang saat kekasihmu adalah Kim Nam Joon. Leader dari grup Hiphop terkenal 'BTS' yang juga terkenal karena kecerobohannya, The God of Destruction. Seperti sekarang, kau sedang memunguti serpihan piring yang jatuh saat Namjoon mencoba mencucinya.
"(Y/N)-ah..aku minta maaf..biar aku saja. Kau istirahatlah di kamar" ucapnya sambil memohon didepanmu.
"ania..nan gwaenchana.. jangan bergerak atau kau akan mewarnai lantainya dengan darahmu.." ucapmu sambil memunguti pecahan piring di lantai. Namjoon yang merasa bersalah hanya bisa diam ditempatnya berada. Kau pergi mengambil vacum cleaner untuk membersihkan serpihan-serpihan kecil yang mungkin masih berserakan. Namjoon mengikutimu dari belakang. Dan tiba-tiba kau berhenti karena pening. Pandanganmu kabur, seperti kau akan jatuh pingsan.
"omoo.. (Y/N)-ah.. kau tidak sedang baik-baik saja. Kau harus istirahat. Kau harus tidur." ucap Namjoon. Dan seketika ia mengangkatmu dalam gendongannya dan membawamu ke kamar. Kau terlalu lemas untuk berontak darinya hingga kau membiarkan dirimu dibawa oleh Namjoon ke kamar. Dan Namjoon menurunkanmu di atas ranjang, menyelimutimu dan duduk sejenak memandangimu. Ia menempelkan tangannya ke dahimu, mengecek keadaanmu.
"aku akan mengambil air untuk mengompresmu. Oh iya, kau belum minum obatmu (Y/N)-ah" Ia lalu terdiam sambil menatap wajahmu. Tatapan mata kalian saling bertemu. Dan Namjoon tersenyum padamu dengan lesung pipinya yang khas.
"aku berjanji akan merawatmu sampai kau sembuh. Kau tidurlah, aku akan mengambil obat". Satu kecupan di keningmu lalu Njoon meninggalkan kamar untuk ke dapur. Namun baru sekejap kau memejamkan mata, kau mendengar Namjoon mengumpat disertai dengan suara sebuah benda jatuh ke lantai.
"Namjoon-ah neo gwaenchana..?" ucapmu lemas memastikan keadaanya. "Nan gwaenchana jjagiya.. gwaenchana" ucapnya kikuk. Ia lalu berjalan keluar dengan hati-hati. Lama - kelamaan kau merasa nyaman berada di tempat tidur. Mungkin kau akan tidur sampai esok pagi dan berharap tidak ada yang mengganggumu. Namun harapanmu seketika sirna saat kau mendengar suara benda terjatuh dan pecah. Lengkap dengan umpatan Namjoon yang bisa dengan jelas kau dengar.
"Ughh Namjoon, bagaimana bisa kau menyuruhku beristirahat kalau kau terus menghancurkan barang-barang". batinmu. Kau dengan susah payah beranjak dari tempat tidur dan menghampirinya .
"jjagiya neo gwaenchana..?˝tanyamu. Dan kau terperanjat saat melihat Namjoon mengeluarkan darah dari ujung jarinya. Kau segera mengambil peralatan P3K dan mengobati luka Namjoon. Ia hanya bisa diam dan tidak berani bersuara. Ia merasa bersalah karena ia terus-terusan membuat masalah dan membuatmu tidak bisa beristirahat. Kau menghampirinya dan mengusap pipinya.Tersenyum tipis padanya.
"sepertinya kita berdua memang harus selalu bersama" Ucapmu saat membersihkan luka di jari Namjoon. "Mianhae.. jeongmal mianhae". Ia menatapmu dengan rasa bersalah sepanjang kau mengobati lukanya, Mengagumimu. Dalam hati Namjoon bersyukur atas kehadiranmu dalam kehidupannya. Kau yang bisa melengkapi segala kekurangannya dan tidak mempermasalahkannya. Walaupun ia yakin ada suatu saat dimana dia benar-benar membuatmu marah dan lelah atas segala kecerebohan yang dibuatnya dan kau tidak pergi darinya. Dan Namjoon sangat bersyukur akan hal itu. Ia menatapmu dengan seksama sembari tersenyum karenanya. Dan Namjoon yang terus-terusan menatapmu, bahkan saat kau selesai mengobati lukanya. Membuatmu mengedarkan pandangan kepadanya.
"waeyo..?" Ucapmu heran padanya. Dan Namjoon hanya membalas tatapanmu dengan senyuman khasnya lengkap dengan lesung pipi kesukaanmu di kedua pipinya. "chyeodaboji ma! " protesmu sambil melemparkan kapas kecil ke arahnya. Kau berdiri, mengembalikan kotak P3K ke tempat sebelumnya dan meminum obatmu. Dan Namjoon membuatmu berteriak saat tiba-tiba ia melingkarkan kedua tangannya di pinggangmu, kau jadi lebih sensitif saat kau sedang sakit.
"Namjoon-ah.. jangan memelukku. Kau bisa tertular nanti" protesmu. Namun Namjoon malah tidak menghiraukannya dan semakin mempererat pelukannya padamu. "aku lebih baik sakit sepertimu daripada aku lama kelamaan membakar apartemen ini". Ucapnya sambil membelai rambutmu. Menelusupkan jari-jarinya diantara rambutmu. Ia lalu membalikkan badanmu menghadapnya. Mengeliminasi jarak diantara kalian dan menciummu. Menaruh kedua tanganmu ke pundaknya. Ciuman yang membuatmu merasakan sesuatu di dalam tubuhmu dan masih terasa bahkan saat Namjoon melepaskan ciuamannya.
"kaubenar-benar akan tertular dasar keras kepala!" ucapmu sambil memukulperutnya. "Paling tidak aku bisa merasakan sakit yang sama sepertimu"tuturnya. Dan Namjoon menggendongmu dalam pelukannya. Membawamu kedalam kamar danberistirahat. Namjoon berniat kembali kedapur untuk membersihkan serpihan piring saat kau menahannya. "Aku tidak akan mengizinkanmu menghancurkan lebih banyak furniture di apartemen ini danmembuatku tidak bisa beristirahat Kim Nam Joon" Ucapmu. Dan ia menuruti perkataanmu dengan naik ke ranjang dan tidur denganmu. Memberikan kecupan singkat di keningmu dan memelukmu dalam tidur.
YOU ARE READING
BTS
Fanfictionhai gus ini FF pertama gw nih. maapkeun kalo formatnya masih acak2an masih amatiran cuy Vomment juseyo ^^