Absurd - 1

1K 59 5
                                    


Disc © eMKa a ka Masashi Kishimoto sensei.

Warn : Sesuai judul, ini absurd pake banget dan bikin mual. Super Duper OOC. EYD (Ejaan Yang Dipaksakan). Dan Author yang perlu diperiksakan otak dan mentalnya.

Cerita terinspirasi dari pict yang Kira temuin di salah satu group di Fb, dan Kira jadiin cover Ff. Dan sebelum baca, tolong lihat dulu picture yang sudah Kira semat di atas supaya lebih ngena.

A SasuNaru Fanfiction!

.

.

.

Drap, drap, drap ...

Koridor sekolah yang sunyi terkontaminasi bunyi tapak sepatu yang berciuman dengan lantai keramik bermotif pasir.

"Kenapa guru mesum itu memanggil kita ke gym, di saat kita seharusnya bisa istirahat, makan, dan tentu saja mandi. Aku sudah gerah seharian berada di sekolah, ttebayou!"

Suara cempreng sarat kegusaran menambah polusi udara bersanding dengan suara langkah kaki. Sepasang tungkai jenjang berbalut sepatu di antara dua pasang kaki lainnya, menapak tidak sabaran. Kesal setengah hidup dengan perintah guru sekaligus pelatih klubnya yang meminta -memaksa- mereka berkumpul di gym setelah jam sekolah.

"Hn," barithone mengalun, merespon.

Mendapat persetujuan dari seseorang di sampingnya, pemuda pemilik surai pirang jabrik semakin bersemangat menggerutu. Berkicau layaknya burung tebar pesona di kontes kecantikan(?).

"Naruto, bisa tidak kau berhenti mengoceh? Kau semakin membuatku kesal."

Desisan berbahaya meluncur dari belah bibir gadis musim semi di sebelah kirinya, membuat pemuda pirang bernama Naruto merapat ke tubuh jangkung di kanannya, mencoba menjauh dari gadis bernama Sakura yang berniat menghajarnya. Dia mencengkram ujung seragam milik pemuda bersurai raven, minta perlindungan.

Mengerti isyarat Naruto, Sasuke menarik lengan terbalut kulit tan pemuda blonde, menukar posisi. Kini Sasuke lah yang berada di tengah.

"Eh Teme, kau masih menyimpan obat penenang yang dikasih nenek Tsunade untuk Aoda dan Manda?"

Naruto berbisik di telinga pucat Sasuke, mengirimkan fraksi-fraksi menggelitik di telinga sensitive Sang Raven.

"Untuk apa, Dobe?" alis aristokrat terangkat beberapa mili, bingung.

"Untuk Sakura-chan, biar dia berhenti mengamuk."

Dengusan geli terdengar dari belah bibir tipis Sasuke. Iris onyx-nya bergulir malas melihat tampang innocent bin polos patner sparringnya yang menyengir tak berdosa.

.

.

~ TomatoOrange ~

.

.

Tiga pasang iris berbeda warna milik tiga remaja bergulir menyusuri ruangan di dalam gym.

Satu yang mereka cari. Seorang lelaki bersurai perak bermata heterocrome dan selalu memakai masker di bagian mulut dan hidungnya, Sang Pelatih.

"Kemana Kakashi-sensei?"

Mendapat jawaban berupa gedikan(?) bahu dari ke dua rekannya, Naruto mendecih. Makin gusar.

Melangkah ke tengah ruangan, Naruto menjatuhkan diri. Duduk bersila dan melipat tangan di dada, angkuh.

Absurd!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang