Part;4

1.8K 157 29
                                    

Hari ini. Dihari jum’at yang cerah, Jiyeon sedang memakai sebuah gaun yang indah.

Kulit putih bersihnya sangat cermerlang dipadukan dengan gaun putih yang elegan.

Ekor gaunnya menjuntai menutupi lantai mamer ini.

Dihari jum’at ini Jiyeon akan menjadi seorang pengantin.

“Nona Park cantik sekali” puji salah satu perancang busana.

Jiyeon tersenyum. Dia melihat lagi penampilannya.

Rambut caramel Jiyeon dibiarkan menjutai dengan sedikit ikal dibagian bawahnya dan diberi hiasan bunga dari permata.

Kedua tangannya ditutupi oleh sapu tangan khas pengantin.

Riasan wajahnya cukup cerah. Kedua pipinya yang memakai blush on, serta bibirnya yang memakai lipstick berwana merah pekat menambah kesan cantik yang dimiliki Jiyeon.

“Anakku”

Jiyeon menoleh dengan cepat. Dia melihat sang ibu sedang berkaca-kaca bahagia. Sang eomma memegang bahu Jiyeon.

“Ya Tuhan…. Kau cantik sekali Jiyeon-ah. Kau mirip sekali denganku”

Eomma mengelus pipi Jiyeon dengan hati-hati, dia tidak mau merusak make-up terkenal. Sang eomma benar-benar terperangah, dia tidak menyangka putri ke2nya ini benar-benar cantik.

Jiyeon tersenyum kecil “A-aku gugup eomma” lirih Jiyeon

“Hey tenang sayang… eomma juga dulu sama sepertimu, merasa gugup dan takut, tapi eomma mencoba tenang, eomma yakin hari ini pasti berjalan dengan cepat, kau tidak akan merasakannya jika kau tenang”

Jiyeon mengangguk kecil

“Siapa yang akan menjadi waliku?”

“Pamanmu”

“Eoh paman hadir?”

“Tentu saja. Siapa lagi yang akan menjadi walimu, kalau bukan pamanmu”

“Maaf menganggu.. 2 menit lagi pernikahan dimulai. Nona Park dimohon segera bersiaplah” ujar seseorang pengawal Sehun yang membuka pintu ruangan pengantin wanita.

Penata rias serta perancang busana segara keluar dari ruangan sebelumnya memberi ucapan pernikahan untuk Jiyeon.

Setelahnya semua pergi. Jiyeon menghirup udara lalu mengeluarkannya dengan perlahan.

“Eomma keluar ya sayang. Ingat tenanglah, jangan takut eomma ada disini, disampingmu” ujar eomma lembut.

Dia mengelus bahu Jiyeon sebelumnya pergi dari ruangan pengantin.

Jiyeon menunduk. Kain Veil pengantin menutupi wajah Jiyeon. Dan jemarinya mencengkram erat tangan sang paman.

Pamannya mengetahui kegugupan Jiyeon, dia berbisik.

“Hey tenanglah bocah…” bisik sang paman Kim.

“Aku bukan bocah..” geramnya namun lirih.

“Oh iya, sebentar lagi kau akan menjadi seorang istri sekaligus seorang eomma hehehe” sang paman terkikik geli

Jiyeon berdecak pelan, dia mencubit kecil tangan sang paman.

“Silahkan pempelai wanita untuk menghampiri pempelai pria” ujar MC
Jiyeon dan paman Kim terlihat gugup.

Mereka melangkah bersama. Wajah paman Kim terlihat tegak dan gagah, sementara Jiyeon menunduk malu. Semua orang mulai bertepuk tangan.

Tidak terasa. Kedua kaki mereka terhenti. Didepan sudah ada Sehun yang menunggu. Paman Kim melepaskan tangan Jiyeon, dan menggenggamnya.

RESERVES WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang