Kapan Bertamu??

62 2 2
                                    

Perkenalkan namaku Pratiwi orangtua dan sahabatku biasa Memanggilku Tiwi atau wi saja. Umur ku 24 tahun, aku mempunyai cita-cita menjadi seorang penulis muslimah terkenal dan Alhamdulilah aku sudah lulus kuliah jurusan sastra Indonesia dengan nilai sangat memuaskan, sekarang aku sudah bekerja di kantor redaksi penerbitan novel dan cerpen di Jakarta, sebagai penulis dan penerbit. Alhamdulilah karya-karya ku sudah banyak diterbitkan dan banyak peminatnya. Bahkan sampai ada banyak yang memesan buku setiap harinya. Jarak rumah dan tempat kerjaku, lumayan dekat kurang lebih memerlukan waktu hanya 20 menit. Setiap pergi dan pulang bekerja, aku selalu membawa motor Kesayanganku. Jadi tidak perlu bersusah payah berebut antrian angkutan umum pagi-pagi. Alhamdulilah Alloh SWT telah mengabulkan do'aku untuk mewujudkan satu persatu mimpi-mimpiku. Mulai dari kuliah di universitas favoritku, masuk jurusan yang aku sukai, lulus dengan nilai yang sangat memuaskan dan bekerja ditempat yang aku inginkan😊.

Semenjak lulus kuliah, aku sering ditanya-tanya " kapan nikahnya nih wi?" oleh teman, tetangga, saudara, dan yang paling cerewet adalah kedua orangtuaku. Selalu saja membandingkan aku dengan Kakakku. Namanya Winda yang menikah di usia 22 tahun. Sedangkan usiaku sekarang sudah berinjak 24 tahun belum saja menikah. Ketika sedang sarapan pun, keluargaku selalu menyindirku.

" wi tahu tidak ilham?" Tanya ibuku.

" ilham yang mana bu?" Tanyaku heran.

" itu loh anaknya pak Ahmad, teman SD kamu dulu" jelasnya sambil menuangkan teh hangat di gelasnya bapak.

" oh ilham yang itu, iya tiwi tahu" jawabku singkat.

" ibu dengar katanya dia sudah lulus kuliah, sudah kerja juga, bahkan sekarang dia sedang mencari calon istri loh wi" sindirnya.

" alhamdulilah.. bagus kalau gitu" jawabku seakan tak ingin percakapan ini berlanjut " pasti ujung-ujungnya nanya aku" menggerutu dalam hati.

" Tiwi kapan bawa calon ke rumah??" Sambil menatapku dengan penuh harap.

" tuh kan bener nanya itu" ucapku dalam hati. Dan aku bingung harus jawab apa

" wi, kok malah diam? Ibu dan bapak ingin sekali melihat kamu menikah, semoga saja masih ada umur ya pak" melihat ke arah bapak dan bapak hanya tersenyum.

" kok ibu ngomongnya gitu sih, ibu dan bapak jangan samakan Tiwi dengan kak Winda, kak Winda memang nikahnya cepat, mungkin Alloh belum takdirkan Tiwi untuk bisa cepat menikah. Jelasku

" iya.... tapi kalau kamunya tidak ada usaha, ya sampai kapanpun tidak akan datang" keluhnya.

" Tiwi kurang usaha apalagi bu, alhamdulilah Tiwi sudah hijrah penampilan, berpakaian syar'i, InsyaAlloh sholat lima waktu, Membaca Alqur'an, supaya imam Tiwi kelak bisa membaca Alqur'an juga. Bahkan Tiwi sudah mulai belajar memasak, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, supaya imam tiwi kelak bisa mandiri. Karena jodoh itu cerminan kita. Tiwi juga selalu berdo'a kepada Alloh SWT, meminta agar Tiwi dan dia segera dipertemukan. Kalau jawaban Alloh, kita masih harus menunggu, ya kita juga harus sabar bu. Mungkin dia masih Alloh simpan agar kelak kita dipertemukan, dia sudah siap menjadi Imam yang mampu membimbing Makmumnya ke jalan yang Alloh Ridhoi.

Maafkan Tiwi pak, bu tidak ada maksud untuk menggurui. Tiwi hanya ingin mempersiapkan lahir dan batin Tiwi saja. Karena menikah itu tidak seperti cerita pendek, singkat. Menikah itu perlu perjuangan karena untuk selamanya " Jelasku pada kedua orang tuaku. Mereka hanya bisa terdiam mendengar penjelasanku. Setelah selesai sarapan, aku segera berpamitan kepada kedua orangtuaku untuk pergi bekerja.

" Tiwi pamit dulu ya bu, Assalamu'alaikum" sambil mencium tangan kedua orangtuaku. Karena aku sangat yakin dibalik tangan kedua orangtuaku, terdapat keberkahan dan ridho dari Alloh SWT. Aku juga sangat yakin bahwa disetiap detik, menit, jam, bahkan disetiap do'anya mereka selalu membuka kedua tangannya untuk mendo'akan anak-anaknya, mendo'akan yang terbaik untuk kehidupan dan masa depan anak-anaknya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 19, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kapan Bertamu? Where stories live. Discover now