"Sebenernya gue sama kakak lo tuh..."
flashback on
"Kak zi.. Kakak dimana??" panggil vania sambil terus berjalan mencari zidni ke arah taman bermain
"Iya anya.. Kakak disini... Kemarilah!" zidni melambaikan tangannya ke vania
Vania berjalan ke taman bermain anak-anak dan menghampiri zidni dan mulai bermain bersama,tidak hanya ada zidni disana juga ada zein,rura,vava dan kenzo tetangga zidni dan zein yang kebetulan juga disitu.
"Kak kok rame banget? Itu siapa?"
"Ooh.. Kenalin itu rura,vava,dan kenzo tetangga kakak" jawab zein dengan memperkenalkan temannya satu persatu."Oooh.. Kalian lagi main apa? Aku boleh ikut nggak?"
"Nggak!!!"interupsi rura
"Boleh kok.." jawab mereka semua kecuali rura
"Loh?kenapa kak rura?"
"Pokoknya kamu ga boleh ikut main kamu itu ngganggu kita semua!! Dan aku ga kenal kamu."
"Rura sudahlah.. Jangan begitu... Ayo kita bermain sama-sama!" seru zidni yang lelah dengan sifat rura yang semena-mena.
"Ayooooo!!!" jawab mereka kecuali rura dan vania yang menunduk sedih karena perkataan rura.
"Anya ayo main... Kamu kok diem aja sih??"zidni menghampiri vania yang hanya duduk di bangku taman dan menggandengnya ke ayunan tempat rura dan zidni bermain.
"Duduklah anya..akan kudorong ayunannya.."
"Tapi kak zi.. Kak rura..." ujar vania sambil memandang rura takut karena ditatap tajam oleh rura.
"Duduklah aku tidak mau bermain disini!!" seru rura sambil meninggalkan ayunan ke tepi kolam.
"Kak rura... Kak... Kakak jangan pergii.." ucap vania sambil mengejar rura yang menuju tepi kolam.
"Apa kamu ke sini aku nggak suka lihat kamu.. Pergi sana!! Jangan ikuti aku!!!" bentak rura sambil mendorong vania sampai terjatuh.
"Aawww" rintih vania sambil mengusap lengannya yang lecet.
"Sukuriin rasain tuuuh makanya jangan ganggu Aku sama zidni!!!" ejek rura dengan terus menertawai vania yang kesakitan.
"Dan kamu nggak usah ikutin aku lagi!!" ujar rura sambil berbalik meninggalkan vania yang kesakitan.
Melihat rura yang berbalik dan melangkah padahal dibelakangnya sudah ada kolam. Vania pun berusaha memanggil dan mencegahnya.
"Kak rura awa..ss!"Byurrrr
"Tolooooong! Tolooong!!!" teriak rura yang hampir tenggelam.
Dan tiba-tiba ada orang dewasa yang datang bersama zidni dan menyelamatkan rura. Rura pun selamat walaupun badannya basah kuyub dan nafasnya terengah-engah.
"Rura... Kamu gapapa?" tanya zidni
"Zidnii hiks..hiks.." rura malah memeluk zidni dan menangis tersedu-sedu."Kak rura.. Gapapa??" tanya vania khawatir.
"Kamu ga usah kayak gitu... Kamu tega banget siih dorong aku kekolam??!!! Kamu itu gatau apa aku itu mau mati gara-gara kamu!! Hikshikshiks.." ujar rura sambil terus menangis."APA??!! Kenapa kamu ngelakuin itu anya??? Apa gara-gara sikap rura tadi?? Tapi kenapa kamu dendam anya??!!" bentak zidni kepada vania
"Kak... Aku nggak dorong kak rura..hiks hiks" jawab vania disela tangisannya
"Halaaah kamu gausah gitu..kamu tuh udah mau bunuh aku!!" ujar rura tetap menangis
" udahlah anya... Kakak ganyangka kamu seperti itu... Kamu udah tega mau bunuh temen kakak cuma gara-gara perkataannya..kakak ga nyangka kamu jadi PENDENDAM... dan aku gamau lagi temenan sama PENDENDAM kayak kamu!!" ujar zidni penuh penekanan pada kata "PENDENDAM".
"Tapi kak..aku nggak dendam... Aku nggak gitu...aku bisa jelasin.. Hiks hiks" jawab vania sambil mengangis.
"Udahlah aku gabutuh penjelasan kamu... DASAR PENDENDAM!"
"niaaa zidniii... Ayo makan dulu naak!!" panggil tante zenia.
flashback off
"Dan mulai saat itu gue benci banget sama kakak lo zein... Gue benci banget!!"ujar vania dengan tangisannya yang sesenggukan.
"Oooh jadi cuman gara-gara si cabe itu lo sama kakak gue berantem??" tanya zein pada vania.vania pun menganggukkan kepalanya.
" tapi gue sadar siih seharusnya gue tuh ga benci kakak loo.. Tapi bagaimana pun gue berusaha... Gue tetep ga bisa hapus rasa benci dan kecewa gue itu zeeiiin.." ucap vania sambil menundukkan kepalanya.
"Oke.. Gapapa,sekarang gue akan bantu kalian baikan... Tapi..." ucap zain sambil melirik vania.
"Tapi apa zeiiin???" ujar vania kegirangan.
"Tapi lo harus janji gabakal nangis lagi kayak gini oke??? Gue ga tega lihat lo kayak gini van" ucap zein dengan matanya yang sendu.
"Oke.. Gue ga akan nangis lagi.. Tapu lo harus beneran bantu gue... Karena gue bener-bener menyesal zeeiin"
"Oke oke gampang itu mah.. Serahin aja ke zeein" ujar zein yang berlagak sombong
"Ih hillih kamu ini" ucap vania dengan tawanya.
"Gitu dong..kalo ketawa kan nambah cantik.. Dan pipi lo biar kelihatan chubbynya. hwahahahah" gombalan zein yang disertai tawanya terbahak-bahak seolah mengejek.
"Maksud lo?!! gausah gombal dan gausah ngetawain gueee!!" teriak vania yang pipinya sudah merah kayak kepiting rebus.
"Zein kamu ngapain disitu??" tiba-tiba ada suara laki-laki yang memanggil zein. Dan ketika vania melihatnya...tatapan itu...
_______________________________________
Akhirnya bisa update juga setelah sekian lama ngga muncul.. Hehe :D
Maafin aku juga ya ceritanya agak gaje gimanaaaa Gitu.. Hehe :DDan jangan lupa vote dan comment nya yaa... Aku butuh kritikan dari kaliaaan
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Boy For Cute Girl
FanfictionVania alvira virna Halim merupakan salah satu siswa baru di SMA Garda, salah satu SMA favorit. Dia sangat cantik dan pintar, sampai suatu saat dia bertemu dengan zidni alvino givalo kakak kelas yang juga teman kecilnya yang akan dijodohkan dengan va...