five

30 2 1
                                    

Aku menangis mengingat kenangan itu. Ya kejadian itu sudah terjadi hampir sembilan tahun yang lalu tepat pada hari ini. Aku masih mengingatnya. Aku masih ingat dimana,kapan,dan apa yang terjadi setelah peristiwa itu. Aku selalu berpikir dimana dia sekarang? Apakah dia masih mengingatku? Ah sudahlah mengapa aku mengingat hal-hal yang sudah terjadi toh mending mikirin kerjaanku yang sudah menumpuk.

"Naya!!!"

Teriak mama terdengar menggelegar di kamarku. Oh, astaga... Telingaku seakan terbakar mendengar teriakan mama. Ya, hampir setiap hari mama melakukan hal tersebut. Segera ku bangkit dari sofa menuju ruang makan. Langkahku terhenti melihat sebuah benda. Benda berisi sejuta kenangan. Ku hendak mengambil album itu tetapi suara mama lebih cepat kudengar, tak ambil pusing ku urungkan niatku mengambil album, segera kulanglahkan kakiku untuk turun kebawah. Ya aku tak ingin menangis lagi karena laki-laki itu. Aku akan mengawali hari ini dengan hari yang ceria, seceria mentari hari ini.

"Pagi mamaku sayang.."

"Wah.. Ma kok mama ga masak nasi goreng sih Naya kan mau bawa bekal buat dimakan dikantor."

"Ih adekk.. Udah gede kok belum bisa masak sih. Kakak ga mbayangin deh gimana kalo besok kamu udah nikah. Mau dikasih makan apa suami sama anakmu?"

Kalian masih ingat dengan kakak perempuanku? Ya kak Lia. Dia sekarang sudah lulus S2 dan sudah menikah. Menurutku kak Lia sangat beruntung karena mendapat suami seperti kak Rian. Gimana ga beruntung coba, kak rian itu ya udah ganteng, kerjanya mapan,perhatian ama keluarganya pokoknya keren abiz.

"Ya ampun kak umurku masih muda kali, ngebet banget sih nyuruh aku buat nikah. Jodoh tu ga kemana-mana kak, nanti juga dateng sendiri"

"Terserah kamu deh dek, kakak cuma ngingetin aja. Oya ma, nanti siang aku balik kerumah ma. Nanti aku dijemput mas Rian"

"Kok cepet banget pulangnya sih kak, aku kan masih pengen main sama ponakan tercinta ku"

Ya, aku sudah memiliki ponakan lucu, namanya Shifa Putri Riali. Umurnya masih kecil baru 3 tahun.

"Ya li, mama juga masih pengen main sama cucu mama, maklum mama kan kesepian gara-gara adik kamu sukanya pulang malem."

"Ih, mama... Ya deh nanti aku usahain ga pulang malem demi mama ku tercinta.."

"Apaan sih dek, alay. Udah sana buruan berangkat nanti telat lagi."

"Iya iya bos. Ya udah ma, kak Naya berangkat dulu. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsallam"

〽〽〽〽〽〽〽〽〽〽
12.00 p.m

"Naya, lo mau makan siang ga? Gua laper nih."

"Iya bentar lagi nanggung ni ras."

"Kebiasaan deh, nanti kalo sakit entar yang repot lo sendiri"

"Iya...iya laras ku tersayang. Yuk, kita mau makan dimana?"

"Tempat biasa. Capcusss..."

Setelah sampai tempat tujuan. Mereka berdua memesan makanan kesukaan masing-masing.

"Nay gua ke toilet bentar ya"

Belum sampai Naya menjawab laras sudah lari menuju toilet. "Emang kebiasaan tu anak"batin Naya

Tak lama kemudian...

"Naya?"

Terdengar sebuah suara. Ya suara seseorang yang membuat Naya sampai sekarang menjabat status single, suara yang ia rindukan tetapi ia takuti. Suara yang ia tidak harapkan lagi didunia ini. Mengapa ia bertemu sekarang?

〽〽〽〽〽〽〽〽〽〽〽

Hai hai hai...
Ketemu lagi... Sorry telat update.Gimana ceritanya gaje? Maafkan author, yang ga bisa buat cerita bagus...

Maafkan author ya...
Jadi ni cerita bakalan pendek ga panjang-panjang...
Ku ucapkan big thanks buat yang dah baca cerita ku 😘😘...

Kutunggu vote dan komen kalian..
See you...

#salamdariauthor :*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just A DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang