Disclaimer © Fujimaki Tadatoshi
WARNING: OOC, AU, OC, Typo
Italic: flashback
.
.
.
“Selamat pagi,”
“Pagi,” jawab Kagami dan melihat Aomine menghampiri mereka masih sambil menguap. Dia lalu berhenti di sebelah Kagami kemudian membungkuk untuk mencium anak berumur tiga tahun yang sebelumnya sedang memakan sarapannya dan membuat anak dengan rambut biru gelap itu tertawa-tawa.
Kagami yang sebelumnya tersenyum melihat pemandangan di depannya, menjadi mengerutkan keningnya ketika Aomine tidak berhenti menciumi anaknya.
“Aomine, biarkan Emi makan dulu,” kata Kagami dan menarik kaos Aomine untuk menghentikan perbuatannya.
Aomine menggerutu sebelum berbalik menghadap Kagami dan memegang pipinya. “Kalau begitu…” katanya sambil menyeringai dan berganti mencium Kagami.
Setelah beberapa saat mereka berciuman, Kagami melepaskan dirinya tapi kedua tangannya masih memeluk Aomine. “Aku sudah menyiapkan sarapanmu.”
“Ya, aku sudah memegangnya sekarang.” balas Aomine dan mengeratkan pegangan tangannya pada Kagami.
“Oh ya sangat cerdas, makan sarapanmu.” Kagami berkata dan melepaskan dirinya dari Aomine.
Aomine merengek sebentar sebelum duduk di depan anaknya untuk memakan sarapannya seperti perintah Kagami.
“Kau mau menambah telurmu lagi, Emi? Ini, makan yang banyak,” Kagami berkata dan menambahkan telur orak-arik ke piring Emi.
“Aku juga mau telur lagi.” kata Aomine sambil menyodorkan piringnya yang masih berisi setengah sarapannya ke Kagami.
“Ambil sendiri.” balas Kagami yang duduk di sebelah Emi untuk memakan sarapannya.
“Hey, kenapa cuma Emi yang kau ambilkan telur?”
“Karena kau tidak lucu seperti Emi,” jawab Kagami pendek.
“Memangnya kau pikir Emi mendapat kelucuannya dari siapa?”
“Pastinya bukan darimu.” balas Kagami.
Aomine mendengus lalu kembali memakan sarapannya. “Kau jadi libur, ‘kan hari ini?”
Kagami mengangguk. “Ya, aku bisa menutup kedai sehari,”
“Terima kasih.” ucap Aomine tulus.
“Tidak masalah, jadi aku bisa seharian dengan Emi.” balas Kagami, memegang tangan Aomine dan tersenyum kepadanya.
Biasanya saat mereka berdua pergi untuk bekerja, mereka akan menitipkan Emi ke Kuroko yang bekerja di penitipan anak di kota mereka. Tetapi karena tempat penitipan anak itu sedang tutup karena pemiliknya sedang mempunyai acara lain dan Kuroko sedang sakit di rumah, jadi Kagami memutuskan untuk menutup kedainya dan menjaga Emi.
Aomine sebenarnya ingin cuti satu hari untuk menjaga anaknya tapi karena saat ini kerjaannya masih sangat banyak dan tidak bisa ditinggalkan makanya daripada nanti dia harus begadang untuk menyelesaikan pekerjaannya, Kagami menawarkan diri untuk menjaga Emi.
Emi, anak kecil berusia tiga tahun lucu imut (menurut Kagami), adalah buah hati dari Aomine dan seseorang yang sampai sekarang belum diketahui oleh Kagami meskipun mereka sudah bersama selama kurang lebih satu tahun dan sudah tinggal bersama di apartemennya Aomine kurang lebih enam bulan yang lalu. Setiap Kagami menanyakan siapa identitas ibunya Emi, Aomine pasti selalu menghindar untuk menjawab pertanyaan Kagami sampai membuat Kagami berhenti menanyakannya dan fokus kepada Emi. Dan meskipun Emi bukan anaknya sendiri, tetapi dia tetap mencintainya karena siapa yang tidak akan jatuh cinta kepada balita unyu yang menggemaskan seperti Emi. Meskipun kelihatannya tidak seperti itu, tapi Kagami suka sekali dengan anak kecil dan kalau wajahnya tidak membuat setiap anak yang melihatnya menangis, pasti Kagami akan ikut bekerja seperti Kuroko. Jadi karena penampilan wajahnya tidak support untuk bekerja di baby daycare, Kagami memutuskan untuk membuka kedai makanan karena selain anak-anak, dia juga punya passion untuk memasak. Di kedainya juga dia pertama kali bertemu dengan Aomine dan Emi yang sekarang sudah menjadi bagian dari hidupnya.
YOU ARE READING
Unwilling
FanfictionEmi, anak kecil berusia tiga tahun lucu imut (menurut Kagami), adalah buah hati dari Aomine dan seseorang yang sampai sekarang belum diketahui oleh Kagami meskipun mereka sudah bersama selama kurang lebih satu tahun dan sudah tinggal bersama di apar...