MinaKushi : Janji

486 29 8
                                    

"Woah !"

*GLUDAK!*

Terdengar suara dentuman di lantai dua. Seseorang terjatuh dari tempat tidurnya dan terbangun dari mimpinya.

"Aduh, hari ini hari apa ? Jam berapa ?"

Minato masih mengantuk. Matanya masih terlihat sayu. Ia mengusap matanya dan mengelus kepalanya yang sakit.

"Tanggal 1 Desember 2016 pukul 07.00," gumam Minato sambil melihat kalendar dan jam yang tergantung di dinding kamar tidurnya.

"Huh ? Ada lingkaran merah ?" Minato diam sejenak. Ia mencoba mengingat hal penting apa yang akan ia lakukan hari itu.

"Hmm . . . Oh janji dengan Kushina ! Aku tidak boleh terlambat."

Minato segera menuruni anak tangga satu per satu dengan cepat. Diambilnya handuk yang tergantung di jemuran dan segera mandi. Sarapan roti dan telur mata sapi tidak masalah baginya, asalkan tidak terlambat menemui sang pujaan hati.

Lima belas menit kemudian, Minato sudah memacu mobil silvernya ke jalan raya. Lima kilometer lagi ia akan sampai, namun sesuatu terjadi. Semua kendaraan tiba-tiba diam mematung, hanya terdengar suara deru mesin saja. Ia terjebak macet.

"Macet ? Pagi-pagi begini ?"

Minato melihat ke jam tangannya. Kedua jarum panjang dan pendek menunjukkan pukul 07.20.

"Kalau seperti ini terus, aku bisa terlambat. Mobilku saja hanya bisa bergerak di bawah 20km per jam."

Minato menarik nafas dalam-dalam dan menempelkan keningnya pada kemudi mobilnya.

"Semoga Kushina tidak marah dan sabar menungguku."

-----------

Di dalam sebuah rumah yang hangat oleh perapian, Kushina sudah berdandan rapi. Ia menunggu Minato di depan rumah. Ia duduk manis sambil membaca koran pagi itu. Salju berjatuhan dari langit biru pagi itu. Gadis berambut merah itu sudah mengenakan jaket dan syal agar tidak kedinginan.

Waktu berjalan dengan sangat cepat. Jam yang dijanjikan sudah lewat hingga setengah jam.

"Apakah dia lupa ?"

Kushina berdiri dari tempat duduknya, melipat koran yang dibacanya, dan memutuskan untuk menunggu Minato di dalam rumah. Udara dingin sudah mulai terasa hampir di sekujur tubuhnya. Saat ia akan membuka pintu, seseorang memanggilnya.

"Tunggu !"

Seorang pria berambut kuning berteriak dari depan mobil.

"Minato ! Menyebalkan sekali ! Bisa-bisanya kau terlambat !"

Kushina yang lelah menunggu menjadi marah. Ia berjalan ke halaman dan mengambil segenggam bola salju. Dilemparkannya bola salju itu lagi dan lagi sambil mengomel.

"Menyebalkan sekali kau ! Tidakkah kau tau berapa lama aku menunggumu ?"

Kushina hendak melemparkan bola salju lagi ketika dilihatnya ekspresi Minato yang berusaha melindungi diri dengan tangan di wajahnya. Entah mengapa ekspresi Minato selalu berhasil memadamkan api amarahnya.

"Hahaha"

Kushina tertawa sambil memegangi perutnya dan menunjuk ke arah Minato.

"Huh ? Hahahaha. Ini untukmu Kushina !"

Minato ikut tertawa dan ide usilnya untuk membalas Kushina muncul. Dilemparnya segenggam bola salju ke Kushina. Semarah apapun Kushina, di mata Minato, Kushina adalah gadis manis yang sangat ia sayangi.

Couples In ChristmasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang