Satu

26 7 9
                                    

"Comparisons are easily done once you've had a taste of perfection."

***

Aku menatap ke layar laptop-ku sambil mengetik sesuatu. Aku tidak menyadari kedatangannya sampai ketika ia menyodorkan satu botol minuman di hadapanku. Aku menerimanya sambil tersenyum.

"Makasih," kataku kepadanya.

"Sama-sama," balasnya. "Serius banget, dah."

Aku menoleh sekilas ke arahnya yang sudah duduk di sebelahku. "Iya, nih. Deadline-nya besok. Gila nggak, sih?"

Kepalanya manggut-manggut lalu membuka minumnya dan meneguknya. Aku dapat melihat dari sudut mataku kalau ia sedang mencuri-curi pandang ke arah laptop-ku—mungkin untuk mengetahui apa yang sedang kukerjakan.

Ia berdehem. "Rel," sapanya, "hmm—jadi.. gimana?"

Jari-jariku langsung berhenti mengetik. Aku menelan ludahku dengan gugup, karena tahu ke mana arah pembicaraannya. Namun, aku langsung mengetikkan jari-jariku ke keyboard laptop-ku kembali, pura-pura tidak mengerti.

"Gimana apanya?" tanyaku dengan mata yang masih tertuju pada layar laptop.

Ia mendecakkan lidahnya dan membenarkan posisi duduknya agar lebih menghadapku. "Nggak usah pura-pura nggak tahu, deh."

Aku membuang napasku kesal lalu menutup layar laptop-ku. Aku menoleh ke arahnya dan menatap matanya lekat-lekat.

"Dri, gue udah bilang sama lo, kan, kalau gue nggak bisa jawab cepet," kataku.

"Iya, sih. Gue inget," katanya. "Tapi, ya, kali aja lo udah ada jawaban."

Aku menekan kedua bibirku hingga membentuk garis lurus. Aku ingat pertanyaannya kala itu. Pertanyaan yang sangat tidak terduga keluar dari mulutnya. Pertanyaan yang bahkan sampai saat ini belum aku ketahui jawaban yang pastinya. Aku menghela napasku kembali namun kali ini dengan pelan.

"Yang sabar sama gue, ya."

***

Baiklah geng, jadi alasanku untuk selalu publish-unpublish-republish cerita ini adalah because i thought this story is not good enough sampe2 terus mikir untuk ganti cerita tapi kalo gini terus yang ada ini cerita ga kelar2. i once read di buku divergent kalo gasalah apa dimana ya lupa (huehe) salah satu tips nulis itu terus lanjut aja dan jangan berpikiran kalo tulisan lo jelek. well, itulah pikiran gue selama ini yg membuat semua jadi kehambat huehe. dah ah curhatnya. pokoknya aing berusaha buat kelarin cerita ini but i also need all of your support❤️ mungkin bakal ada beberapa revisi tapi harusnya ga banyak.

enjoy konco2ku!

Let There Be UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang