Haruno Sakura, iryoonin berbakat asuhan Senju Tsunade itu tengah berjalan menyusuri koridor menuju kantor sang Godaime Hokage saat mata emerald-nya menangkap sosok pria berambut coklat panjang tengah memutar kenop pintu sebuah ruangan yang juga akan dimasukinya. "Konnichiwa, Neji-san." Sapa gadis berambut merah muda itu membuat bola mata keperakan milik Hyuuga Neji menatap ke arahnya. "Apa kau menerima panggilan untuk misi?"
"Aa. Kau juga dipanggil rupanya." Neji mendorong pintu kantor Hokage agar terbuka. Pria yang sudah dikenal sebagai ninja jenius sejak masih di akademi itu membiarkan Sakura masuk lebih dulu sebelum ia mengikuti dari belakang dan kembali menutup pintu. Keduanya berjalan menyeberangi ruangan dan berhenti di depan meja yang penuh tumpukan berkas milik sang Godaime Hokage.
"Kalian sudah datang." Sambut seorang wanita cantik berambut pirang yang tampak jauh lebih muda dibandingkan dengan usianya. Senju Tsunade memutar kursinya yang semula menghadap ke jendela besar di balik meja kerjanya untuk menyambut kedua tamunya. Di sampingnya berdiri seorang wanita berambut hitam pendek yang parasnya tak kalah cantik dari sang Godaime Hokage. Mata hitamnya sibuk mencerna kata demi kata yang tertera pada lembaran kertas yang ia pegang dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya memeluk seekor babi gemuk yang mereka panggil degan nama Tonton. "Shizune," mata coklat terang milik Senju Tsunade melirik asisten pribadinya yang langsung mengalihkan pandangannya dari kertas-kertas yang sejak tadi ditekuninya. "Jelaskan misi mereka kali ini."
"Hai, Tsunade-sama. Jadi…"
"Etto, Tsunade-shishou," Belum sempat Shizune memulai penjelasannya, suara kunoichi berambut merah muda itu menginterupsi,"apa kita tidak menunggu yang lain dulu?"
"Karena itu dengarkan penjelasan Shizune dulu, Sakura."Alih-alih memberikan jawaban atas pertanyaan anak didiknya, Tsunade justru menghela napas kemudian menyandarkan punggunya ke kursi. Sepertinya tumpukan laporan yang setiap hari harus ditekuninya membuat cucu Hokage pertama itu menjadi semakin tidak sabaran. Selain itu, di dalam benaknya ia mengingat-ingat bukankah biasanya Sakura adalah orang pertama yang akan memarahi Naruto jika terlalu banyak menyela ketika mereka sedang membicarakan tentang misi? Jadi kenapa sekarang iryoonin asuhannya itu justru meniru kebiasaan Naruto?
"Ahaha, sumimasen." Ujar Sakura menyadari kesalahannya. Secara refleks tangan kanannya bergerak menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Hanya saja, biasanya Anda akan mulai menjelaskan tentang misi kami jika tim sudah lengkap."
"Karena tim kalian memang sudah lengkap."Kali ini Shizune yang menjawab. Ia meletakkan lembaran kertasnya ke atas meja sebelum memfokuskan pandangannya pada dua orang yang berdiri di hadapannya dan melanjutkan, "Kalian akan menjalankan misi berdua, sebagai mata-mata."
"Eh?" Saat itu Sakura benar-benar berharap dia salah dengar atau setidaknya Shizune salah mengucapkan. Tentu saja gadis itu tahu bahwa Hyuuga Neji adalah ninja yang sangat jenius. Dia bisa bersikap tenang dalam situasi apapun dan pandai mengambil keputusan. Menjalani misi dengannya tentu akan memberinya banyak kemudahan. Masalahnya ia juga sangat tahu bahwa Hyuuga Neji termasuk ke dalam daftar pria irit bicara, dan menjalani misi sebagai mata-mata sudah pasti akan memakan waktu yang cukup lama karena mereka harus mengumpulkan informasi selengkap dan seakurat mungkin. Sakura benar-benar tidak bisa membayangkan apa yang harus dilakukannya untuk beberapa hari ke depan ketika mereka harus mengintai target dan bersembunyi di dalam hutan. Berdua saja. Dengan Hyuuga Neji. Gadis itu sudah membuka mulutnya untuk melayangkan protesnya, namun Shizune kembali angkat bicara.