Di saat musim panas seperti ini selalu di adakan festival kunang-kunang Munju. Ya, Munju-dong adalah sebuah daerah pegunungan yang indah tempat dimana keluargaku tinggal sekarang. Di Korea, kunang-kunang hanya berasal dari sungai Namdaechon di munju. Berbagai acara dengan tema kunang-kunang meramaikan festival, semua orang terlihat begitu bahagia, pasangan yang mesra, sekelompok sahabat yang bersenang-senang. banyak hal yang tidak bisa aku dapatkan di sini. Sebenarnya aku tidak begitu menyukai keramaian seperti ini.
Bruuk!! Aku menabrak seorang yeoja yang tengah asik bercengkrama dengan sahabatnya.
"Maaf ya"
"Eh apa itu tadi? Suaranya seperti robot"
Yah inilah alasan mengapa aku tidak begitu menyukai keramaian, aku tidak bisa berinteraksi dengan orang karna semua orang akan merasa aneh dengan suaraku, aku tidak memiliki sahabat ataupun pacar, semua temanku meninggalkanku sejak aku mengidap penyakit ini tidak hanya meninggalkan tapi mereka juga mengejekku. Sudah 12 tahuan aku di rawat tapi kata dokter penyakit di tenggorokanku ini sudah tidak bisa di sembuhkan lagi.
Tanpa sadar aku berlari menjauhi keramaian, jika aku terus berlari melewati tempat festival pasti ada sungai dimana kunang-kunang berterbangan, aku sangat menyukai tempat itu karena saat berada disana hatiku akan merasa tenang. Setelah berlari cukup jauh dengan nafas yang tersenggal aku tiba di tempat pavorit ku, ya di bawah pohon tua inilah tempat yang selalu aku kunjungi saat aku masih kecil dahulu di saat musim panas tiba, dan saat di mana kunang-kunang berterbangan dengan indah. Yah, saat aku masih kecil dahulu aku sering mengujungi tempat ini, hingga akhirnya keluarga ku pindah ke soul karena appa pindah tugas, dan beberapa bulan yang lalu kami kembali lagi ke sini. Aku menyandarkan tubuhku di pohon ini dan mulai mengatur deru nafasku yang tersenggal.
"Neo gwenchana?"
"Suara siapa itu? Suaranya sangat indah dan menenangkan" aku mengedarkan pandanganku ke sekitarku, dan ku lihat seorang pria tengah berdiri di belakangku dengan senyuman termanis yang pernah aku lihat, "Malaikatkah?"sungguh aku sangat terpesona dengan senyummannya itu.
"Hei, kenapa melamun?" kini ia sudah berjongkok di hadapanku
"Oh tidaak, jangan katakan apapun Seo Ju Hyun, jika kau tidak ingin dia pergi karna mendengar suaramu, oke tetaplah diam seperti ini"
"Kau benar-benar tidak menyukai suaramu rupanya"
"bagaimana dia bisa tau kalau ada masalah dengan suaraku"
"Tanpa kau beritahu itu sudah tertulis jelas di sini" ia menunjuk keningku
"Hei ada apa ini?? Kenapa sedikit sentuhannya membuatku begitu sangat nyaman?"
"Wah wajahmu memerah. Hahahaha"
"Benarkah?" akhirnya tanpa sadar aku mengeluarkan suaraku yang sebenarnya aku tidak ingin dia mendengarnya.
"heemm" jawabnya singkat tanpa menghilangkan senyum di wajahnya.
"Oh tidaaakk,. Aku dibuat malu olehnya, aaaa pipiku mulai memanas (lagi)"
"Jika kau jatuh cinta padaku, aku yakin penyakitmu akan hilang" ia tersenyum lagi dan mencubit pelan pipiku.
"Mwo? Apa kau bilang? Jatuh cinta? Waahh kau seorang playboy rupanya, mana mungkin penyakitku akan sembuh hanya karena aku jatuh cinta padamu, dokter saja memvonis penyakitku tidak bisa di sebuhkan lagi, memangnya kau siapa? Tuhan? Hahahhaha"
Aku rasa aku kagum pada orang yang salah benar kata orang, jangan suka menilai orang dari penampilan luarnya. Ckckck kalau di lihat-lihat dia seperti seorang lelaki yang baik-baik tapi sepertinya otaknya agak sedikit bergeser, mana mungkin penyakitku bisa sebuh hanya karna aku jatuh cinta padanya.