In my dreams you're with me. We'll be everything i want us to be.
And from there-- who knows? Maybe this will be the night that we kiss for the first time.
Or is that just me and my imagination?
(-imagination)Maaf aku memang salah. Jatuh untuk yang kesekian kalinya. Di bawah tangisan matahari. Di atas kebahagiaan bulan. Di sisi gelap awan. Dan di saat gemerlap bintang.
Maaf aku memang salah. Mencintaimu di saat pergi. Mencarimu di saat hilang. Di saat semua menghindar. Di saat aku dan kamu memang tak mungkin. Tak bisa melihat kerasnya dunia ini. Untuk 1000 kali jutaan kertas yang mungkin akan bosan jika selalu ku tuliskan namamu.
Maaf mungkin aku terlambat. Terlambat mencintaimu. Terlambat memberimu cerita. Cerita dimana aku merasa bahwa berada di titik terendah. Sampai akhirnya dia merasa. Bahwa cukup.
Cukup baginya untuk melihatku. Cukup baginya tersenyum karenaku. Cukup baginya tertawa karenaku. Cukup baginya menangis karenaku. Dan cukup waktunya bagi dia untuk memilih. Memilih bahwa ia memutuskan untuk pergi. Pergi dari kehidupan nyataku. Melupakan semua tentangku. Dan melihat diriku bahagia tanpanya.
Mungkin entah kapan. Kejadian itu akan berakhir. Di saat dirimu melupakanku. Dan di saat diriku
merelakan dirimu melupakanku.
***
'Kalau saja bumi seperti garis lurus, mungkin aku mudah mencari 2000 orang termasuk kamu, tanpa sesusah mendengar cerita bintang kepada hujan.
(101 Abu-abu)
Author note
Wahai kalian para readers. Gimana first story ku hee?
Setelah akun pertama ku yang ke reset. Akhirnya aku ada ide buat cerita lagi.
Semoga kalian suka dengan chapter pertama nya yaa. Walau belum jelas gimana nantinya, tapi semoga ga kecewa sama alurnya.
Gluck!1!1!1
KAMU SEDANG MEMBACA
Quarter
Teen FictionApa kabar matahari? Aku pernah berjuang demi cahaya matahari. Tapi bulan? Ia tak pernah berterima kasih kepadaku. Dan diriku? Aku rela menjadi bayangan diantara bulan dan matahari. Walau sulit menentukan bagaimana wajah bulan sebenarnya. Tapi aku ya...