2: Persamaan Yesus dengan Buddha

377 7 2
                                    

Kelahiran Yesus Kristus memiliki kemiripan kisah maupun ajaran dengan Sang Buddha Gautama.

Adapun kemiripan kisah tersebut adalah:

Sama-sama keturunan raja:
Buddha merupakan keturunan Raja Suddhodana.

Yesus keturunan raja Daud (Matius 1:6). Yesus masih keturunan dari Raja Daud maupun raja Salomo.

Salah satu orang tua sama-sama mendapat mimpi sebelum kelahiran. 

Ayah Yesus mendapat mimpi :Matius 1:20. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.

sedangkan ibu Buddha juga mendapat mimpi: dalam tidurnya, Ratu Maya bermimpi bahwa ada empat orang Dewa Agung yang mengantarnya ke Gunung Himalaya, kemudian membawanya ke Pohon Sala di Lereng Manosilatala.

Lalu para istri dari Dewa-dewa Agung tersebut memandikannya di Danau Anotta, menggosoknya dengan minyak wangi dan kemudian memakaikan pakaian para dewata pada Ratu Maya.

Ratu kemudian diajak ke istana emas dan direbahkan di atas dipan yang mewah.

Di tempat itulah seekor gajah putih dengan membawa sekuntum bunga teratai di belalainya memasuki kamar, kemudian mengelilingi dipan sebanyak tiga kali untuk selanjutnya memasuki perut Ratu Maya dari sebelah kanan.

Setelah itu Ratu Maya terbangun dan tiba-tiba terjadilah sebuah gempa bumi yang singkat.

Sama-sama dilahirkan dalam perjalanan: 
Yesus dilahirkan dalam perjalanan dari Nazaret ke Betlehem (Lukas 2:4).Buddha dilahirkan di tengah perjalanan antara Kapilavatthu dan Devadaha, di hutan pohon Sala yang dinamakan Taman Lumbini.

Sama-sama diramalkan masa depannya. Yesus diramalkan oleh Simeon (Lukas 2:34-35). Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan.

Sedangkan Buddha diramalkan oleh para pertapa di bawah pimpinan Asita Kaladewala, diramalkan bahwa Pangeran kelak akan menjadi seorang Chakrawartin (Maharaja Dunia) atau akan menjadi seorang Buddha. Hanya pertapa Kondañña yang dengan tegas meramalkan bahwa Pangeran kelak akan menjadi Buddha.

Sama sama memiliki kecerdasan yang tinggi dimasa mudanya. 
Yesus pada usia 12 tahun bertanya jawab dengan para alim ulama dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya.(Lukas 2:47)

Sedangkan Buddha setelah tiba waktunya untuk bersekolah, Raja memerintahkan seorang guru bernama Visvamitta untuk memberikan pelajaran kepada Pangeran dalam berbagai ilmu pengetahuan.

Ternyata Pangeran cerdas sekali dan semua pelajaran yang diberikan dengan cepat dapat dipahami sehingga dalam waktu singkat tidak ada lagi hal-hal yang dapat diajarkan kepada Pangeran kecil.

Belibis dipanah oleh Devadatta, dan belibis itu diobati oleh Siddharta. Mereka berdua pergi ke Dewan Para Bijaksana dan mohon agar Dewan memberikan putusan yang adil dalam persoalan tersebut.

Setelah mendengarkan keterangan-keterangan dan penjelasan-penjelasan dari kedua belah pihak, Dewan lalu memberikan keputusan sebagai berikut :

“Hidup itu adalah milik dari orang yang mencoba menyelamatkannya. Hidup bukan milik dari orang yang mencoba menghancurkannya.

Karena itu menurut norma-norma keadilan yang berlaku, maka secara sah belibis harus menjadi milik dari orang yang ingin menyelamatkan jiwanya, yaitu Pangeran Siddhattha.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rahasia Yesus dalam Perjanjian BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang