Ch.1

14 1 0
                                    

Sejak kejadian kemarin aku terus berada di dalam kamar. Rasanya perutku masih mual. Ervan juga terus mengirimku pesan, menanyakan keadaanku. Jena juga sama, setiap beberapa jam sekali ia menelponku dan menanyakan apakah aku sudah baikan apa belum.

Aku bangkit dari tempat tidur dan berniat mandi. Sebenarnya aku sangat malas, tapi rasanya badanku sangat tidak enak jika tidak mandi.

15 menit kemudian aku selesai. Aku menyalakan ponselku dan ada pesan dari Ervan.

*To: Gaby
"Bi, minggu ada acara? Kalau tidak ada aku berniat mengajakmu jalan."

Sejenak aku terdiam. Wait, Ervan mengajakku jalan? Minggu ini? Tapi kenapa? Gumamku dalam hati.

Aku kemudian menghempaskan badan ke sofa kamar dan kebingunan memikirkan apa yang harus aku jawab.

*To: Chef Ervan
"Tidak ada sepertinya. Um, baiklah aku tunggu dirumah jam 11 siang."

Setelah menulis pesan itu aku menggulingkan badan kesana kemari sampai aku terjatuh dari sofa. Rasanya aneh. Aku akan jalan dengan Ervan yang selama ini selalu memasakkan makanan untukku.

******************

Hari ini aku berdandan. Aku mengenakan baju off shoulders dipadu dengan rok jeans dan sneakers, tak lupa tas warna pink menggantung di tanganku. Pukul 10.50 Ervan datang dengan mobilnya. Ia kemudian masuk dan meminta izin pada ibuku untuk mengajakku pergi. Setelah dapat izin, kami pun langsung pergi.

"Kita mau kemana?." Tanyaku.

"Rahasia." Jawab Ervan singkat.

Sepanjang jalan kami diam. Hanya terdengar suara lagu yang diputar di radio. Lagu terus berganti tapi kami masih saling diam. Kemudian saluran yang kami putar memainkan lagu favoritku
.
.

Oh, there she goes again,
Every morning it's the same
You walk on by my house
I wanna call out your name

I wanted to tell you how beautiful you are from where I'm standing
You got me thinking what we could be 'cause

I keep craving, craving, you don't know but it's true
Can't get my mouth to say the words they want to say to you
This is typical love, love
Can't wait anymore, I won't wait I need to tell you how I feel when I see us together forever
In my dreams, you're with me
We'll be everything I want us to be
And from there, who knows, maybe this will be the night that we kiss for the first time
Or is that just me and my imagination
.
.

Tiba-tiba saat bait terakhir, aku mendengar samar-samar suara Ervan menyanyi.

"Kau tadi menyanyi?." Tanyaku.

"A-ah, iya begitulah." Jawabnya sedikit malu.

"Benarkah? Wah, suaramu sangat bagus." Ucapku. Memang ku akui suaranya bagus untuk ukuran laki-laki seumurannya.

"Berhenti memujiku. Itu membuatku malu." Ucapnya kemudian dia terlihat menutupi separuh mukanya.

"Haha, tapi benar suaramu sangat bagus." Lanjutku, dan aku kemudian menertawainya.

Memakan waktu hampir 30 menit, kami sampai ditempat yang dituju Ervan. Dan ternyata dia membawaku ke acara festival kuliner. Aku menanyakan kenapa ia membawaku kesini, dan ia menjawab untuk menemaninya makan. Aku sempat sebal karena jawabannya. Aku pikir aku akan duduk dan menonton dia makan sambil minum air putih. Tapi ternyata Ervan membawakan ku 1 kotak penuh makanan favoritku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GourmetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang