Molen Mini

15 2 0
                                    

KRINGGGG!! KRINGGGG!!

Alarm berbunyi sangat keras dan ribur. Tiba-tiba ada suara seorang gadis tertawa.

"hahaha! Lo gabisa ngebalap gue kali ini.. Karna hari ini itu hari pertama gue JB di sekolah. Tentunya gue gak mau ketinggalan!" ucapnya sambil memegang jam bekernya seperti berbicara pada jam.

"tas,baju,celana,rok,parfum,jepit rambut,sisir,dan blablabla.. WAH! udah siap semua" ucapnya.

Tok...Tok...Tok...

"Ra! Lu lama banget sih?ayo berangkat! Kereta layang nya barusan lewat,emang lo mau ketinggalan?" teriakan seorang gadis dari luar. Lalu ara terkejut.
"Ni?sejak kapan lo disini?" sambil membuka pintu lalu menggendong tas besarnya keluar kamar.
"ya.. Barusan sih.. Udah lah ayo buruan.. Gue bawa sepeda angin!" lalu ditariklah tangan ara menuju sepeda anginnya.
"siap?!" kata nini sambil menengok ke arah ara yang masih sibuk dengan tasnya.
"siap deh siap.." tatapnya sinis.
"Jalan!!!" lalu sepeda dikayuh kencang.

Setelah beberapa menit...

"dah sampe..." nini langsung rem sepedanya dan memakirkannya.
"makasih nini.. Yaudahh buruan kita ke Pak Yon.

Terdengar suara ribut.

"diam dulu semuanya,ayo baris yang rapih. Tas jangan di simpan dulu! Ayo semuanya baris perkelas nya masing-masing!" ucap Pak Yon kebingungan mengatur anak-anak yang sedang asik sendiri.

"Kelas Sepatu dan Matahari kalian di Kereta Angin gerbong 1."
"Kelas Mawar dan Melati di gerbong 2."
"Kelas Anggrek dan Tulip di gerbong 4. Dan kami para wali dan bawaan kalian berada di gerbong 3. Jika kalian ingin melaporkan sesuatu silahkan ke gerbong 3. Ada Pak Yon,Pak Adi,Pak Heru,Bu Aya,Bu Cita,dan Bu Vivi.

"Wahh sama anak tulip."
"Aw anak tulip."
"Njir kok mereka sama anak tulip?"
"Waduh suami gua di kelas tulip!"
"gue mau deh pindah ke kelas anggrek."

Kata-kata seperti itu mulai bermunculan dari berbagai mulut. Mereka rata-rata iri dan yang iri, tau lah siapa? Iyaps,cewe.

Anak anggrek bergegas masuk kedalam kereta.

"raa.. Lo didepan ya sendirian? Gue sama nini disini masih depan belakang kok! Okey?" kata Naura.

"yaahh.. Yaudah deh. Awas aja lu ngacangin gua" kata ara lalu duduk sendirian.

Tiba-tiba Anak Tulip masuk ke gerbong.

"duh ganteng amat"
"gak kuat iman weh"
"tisu mana tisu?"
"mimpi apa gue semalem"

Nini terus memandangi cowo berkecamata,tinggi dan tampan bernama Cahya.
Naura tidak terfokus pada satu cowo! Dia rakus kalo soal cowo.
Sedangkan Ara... Dia tidak peduli karna sibuk mendengarkan lagu dari mp3 playernya.

Seorang laki-laki duduk di sampingnya.

"hey,gadis kecil!"
Ara terbangun, "a...apaa?kok...?"
Cowo itu memotong pembicaraan ara, "nih mau ga?" menyodorkan sekotak molen mini dengan celupan gula halus dan coklat cair.
Ara mengambil lalu mengelupkan kedalam coklat cair. "hmm makasih ya..." sambil memakan molen tersebut.
"kalo makan jangan ngomong." jawab cowo sksd itu.
"iya..iya.. Pffft.. Hmm btw, gue Ara" ucapnya sambil mengulurkan tangan mungilnya.
Cowo itu menatap ara heran. "oh, hmm gue Putra." sambil menepuk tangan ara.
Ara menatap tangannya yang cuma ditepuk dengan heran.

"eh eh.. Ara sebangku sama si dingin Putra!" kata naura berbisik pada nini.
"ara mana baper sih.. Harusnya dia sebangku sama gue aja.." kata nini berkhayal.
"ehhh sama gue dong.." kata naura sedikit teriak.
"guee..!"
"gueeee...!!!"
Ara dan Putra bersamaan nengok ke belakang.
"hmm ehh ara?kenapa ra?" kata nini sambil menutup mulut naura.
"lo yang kenapa! Diem kali ah." ucap ara lalu kembali duduk.
"ah elo sih! dah ah gua mau tidur! " bisik naura kesal pada nini.

perjalanan masih cukup panjang.. lagu klasik di bus membuat ku melepas earphone. menikmati pemandangan yang tenang dan indah membuat ku mengantuk dan bersandar di pundak putra,putra diam tanpa berkutik. ku rasakan getaran dia seperti grogi mendadak. ku tak tahan menahan mataku, pandangan ku semakin gelap dan aku tertidur.

"ra. ra? bangun! dah sampe."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PleasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang