This is my first story, hope you guys enjoy it. ;)
Story begin.
Langit makin terlihat gelap, suara serangga malam yang bersenandung pun, mulai terdengar. Ditambah suara rintik air hujan yang jatuh membasahi permukaan bumi, menimbulkan ketukan teratur di genting seolah menjadi senandung tersendiri yang mengusir sunyi malam yang sepi.Pakaian hitam masih melekat ditubuhnya senada dengan gelapnya malam hari, rambutnya yang tergerai panjang kini sudah kusut tak berbentuk. Airmata tak henti mengalir di pipinya seiring dengan tetes air hujan yang makin bertambah deras. Suara isakkannya yang terdengar lirih dan mampu membuat iba bagi orang yang mendengarnya.
Ia sungguh tak menyangka, jika hari ini akan menjadi hari terakhir baginya menatap 2 pasang bola mata yang semasa hidupnya selalu menemani hari-harinya. Setia menjadi sandaran hidupnya. Telinga mereka seolah tidak pernah bosan mendengar segala keluh kesahnya.
Tapi kini, kenyataan pahit harus diterimanya. 2 orang yang ia sayangi, sudah tidak mampu lagi ia sentuh, dirinya tak mampu lagi menatap 2 pasang bola mata itu, yang selalu menatapnya dengan pancaran mata yang hangat, karena kini 2 pasang bola mata itu sudah tertutup untuk selamanya.
Persahabatan diantara mereka sudah terjalin lebih dari 3 tahun lamanya. Waktu selama itu sudah cukup membuat satu ikatan batin yang kuat diantara mereka. Sejauh apapun jarak diantara mereka, mereka tidak akan pernah saling meninggalkan. Sejauh apapun jarak diantara mereka, mereka tidak akan pernah tidak berada disisinya jika ia membutuhkan.
Jarak bukanlah masalah bagi mereka. Meski mereka terpisah oleh samudra antartika pun, mereka pasti akan bertemu lagi, dan berbagi kasih sayang kembali. Tapi kini, gadis itu meragukannya. Gadis yang enggan melepaskan pakaian hitam itu, ragu, apakah jarak kali ini tidak akan menjadi masalah lagi untuk mereka?. Karena mereka sudah tidak terpisahkan lagi oleh samudra ataupun savana yang terbentang sangat luas. Melainkan mereka berada di dimensi yang berbeda. Dimensi yang tidak terikat ruang dan waktu.
Andaikan jika ia boleh meminta. Kejadian waktu itu tidak pernah terjadi, maka ia akan melakukan apapun sekarang untuk mengubahnya. Namun sayangnya, takdir sudah berkata dan ia tidak akan bisa berbuat apapun saat ini.
Seo joohyun, gadis berusia 17 tahun yang masih mengenakan pakaian hitamnya itu memandang selembar foto yang sedari tadi terus digenggamnya.Di dalam foto itu, dua orang sahabatnya tengah tersenyum lebar seolah kejadian kelam itu tidak pernah terjadi dalam hidup mereka. Meski pun ada sosok ketiga diantara mereka. Sosok kecil yang tidak bisa disalahkan sama sekali atas apa yang terjadi. Ia hanya seorang malaikat kecil tidak bersalah, yang lahir dari sebuah kesalahan.
Jessica dan Donghae, adalah dua sosok yang sedari tadi membuat Seohyun menangis tak henti-henti. Dua orang yang sudah ia anggap sebagai kakaknya dan ia sayangi melebihi dirinya sendiri. Gadis itu bahkan berjanji akan melakukan apapun untuk kebahagiaan mereka.
Dan satu sosok kecil diantara mereka, Lee Joon Hae.Bayi yang masih berumur 6 bulan yang lahir dari sebuah kesalahan antara Jessica dan Donghae. Sosok yang membuat Jessica dan Donghae bahkan tidak diakui lagi oleh orang tua mereka masing-masing, sosok yang membuat Jessica dan Donghae bahkan harus merelakan masa depan mereka dan hidup menderita.
Tapi, meskipun hadirnya membawa luka, namun kehadirannnya juga menjadi sumber kebahagiaan kedua sahabatnya.
Dering ponsel menyadarkannya, dengan wajah yang masih berurai airmata ia ambil ponsel yang tergeletak tak berdaya diatas meja. Sebuah pesan tertuju untuknya. Gadis itu pun membukanya.
From : Kyuhyun Oppa
Seohyun-ah, bagaimana keadaanmu sekarang? Kau baik-baik saja kan?. Jangan terus larut dalam kesedihan, masih ada kami bersamamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY CUPID
FanfictionIni adalah kisah anak-anak sma yang bersahabat sejak lama, merawat seorang bayi mungil yang terlahir dari sebuah kesalahan diantara mereka. Hingga sering dengan berjalannya waktu bukan hanya rasa persahabatan saja yang kini mereka rasakan, namun jug...