***
Endah n' Rhesa
When you love someone***
I love you but it’s not so easy
To make you here with me
I wanna touch and hold you forever
But you’re still in my dream***
Kali ini dia terlihat sangat manis dengan balutan sweater biru, entah kenapa ada sesosok hati yang selalu berujar dan bergetar melihatnya tampil dengan style seperti ini.
Bukan. Stylenya hanya seperempat bagian yang menggugah hati gadis itu, sisanya dipegang oleh tawa dan tingkahnya yang selalu beretika baik.
Dari kejauhan saja nampak sudah gadis itu mendamba kehadirannya dalam warna-warni kehidupannya. Jika saja gadis itu cantik, jika saja ia populer, jika saja ia tidak culun. Mungkin ada sedikit keberanian untuk lebih dari sekedar memandangi. Menyapa atau melempar senyum misalnya.
Sayangnya itu hanya ilusi semata. Gadis itu memang tidak pernah mampu berubah menjadi gadis kota, meski sudah hampir 5 tahun ia tinggal di Jakarta.
"Nesa! Lo ngapain diem di tengah lapangan kayak orang bego?" teriak Danu dari kantin.
Teman disandingnya juga ikut menimpali, "Sini nerd, jangan disitu, entar lo kena bola lagi terus pingsan lagi. Kan kita repot! Ya kagak? Haha." Teman yang lainnya langsung ikut menertawainya. Memang, sudah 2 kali dia jatuh akibat hantaman bola basket dan semua itu terjadi atas kebodohannya yang tidak sadar tempat ketika memperhatikan lelaki itu.
Tanpa melirik teman-temannya di kantin, ia pergi begitu saja meninggalkan area lapangan. Ia memilih menuju kelasnya yang berada di lantai dua dan menuliskan sebuah catatan.
Hai kamu pemilik punggung,
Coba lihat akan sesosok diriku yang tak berguna ini.
Bolehkah kau ajak aku bermain dalam panggungmu?
Siapa tau kita berjodoh dalam sebuah drama kehidupan.
Tapi sepertinya terlalu tinggi.
Panggungmu menjulang ke atas.
Sedangkan aku?
Aku cuma satu dari ribuan manusia di sekelilingmu.
Sehingga apalah dayaku yang hanya mampu menjadi pengamat punggungmu dalam panggung kehidupanmu.
Mungkin, kau cuma akan menjadi panggung impianku untuk berpijak.Teruntuk kamu, Lexandro Revanaldi.
Setelah merasa cukup merangkai hatinya, ia kembali menyimpan buku itu dalam tasnya.
Di luar kelasnya tampak langit berubah abu-abu, padahal tadi terang-terang saja, membuat gadis itu langsung berhambur keluar untuk menadahkan tangannya.
"Ayo hujan, turun saja. Aku rindu akanmu," ujar Nesa dalam hatinya.
Dan dalam sekejap hujan turun dengan deras, membuatnya memainkan hujan itu. Tangannya begitu asyik menadah kemudian dibuangnya lagi kedepan hingga seterusnya. Sampai ahkirnya ia terhenti, ketika matanya menatap sesosok dia.
Dia lelaki itu sedang memayungi gadis lain, terlihat mereka sedang tertawa bersama di bawah hujan. Sesekali mereka tampak saling mencubit, kemudian menginjak-injakan sepatunya diatas air yang sedikit menggenang.
Gadis itu hanya bergumam, "Seandainya gadis itu gue," kemudian ia mengelap wajahnya dengan keras sambil menambahkan, "sayangnya itu cuma mimpi gue. Gue gak akan pernah bisa menggenggammu"
***
And I can’t stand to wait
Your love is coming to my life
But I still have a time to break a silence***
Setelahnya pelajaran berlangsung dan hujan berhenti gadis itu segera beranjak menuju taman belakang, melepas letih hati dengan membaca novel.