estoy bien

206 24 13
                                    

Wonwoo terduduk diam di sofa rumahnya. Ini sudah sangat malam, namun sang kekasih belum saja pulang. Wonwoo menarik nafasnya perlahan, berusaha untuk berpikir positif terhadap sang kekasih.

Temo siempre ser tú mismo

Cklek

Pintu rumah terbuka, menampilkan seorang pria jangkung dengan wajah kusut, pakaian berantakan, serta rambut acak-acakan.

"Gyu,kau sudah pulang? Darimana saj-"
"Bukan urusanmu!"

Sang kekasih- Mingyu memasuki kamar tidurnya dan membantingnya dengan cukup keras. Wonwoo hanya tersenyum, sudah biasa, batinnya.

Namja manis itupun merebahkan tubuhnya di sofa. Dan mulai menutup matanya.

Estás herido yo mismo, pero siempre respondo con una sonrisa

"Gyu, kau mau kemana?"
"Bertemu Jieqiong,"
"Apa yang akan kau lakukan? "
"Bukan urusanmu, bodoh!"

Wonwoo menghela nafasnya ketika Mingyu keluar dari rumah, iya memandang bahu sang kekasih yang tampak menjauh, Wonwoo hanya tersenyum.

Tal vez no sé qué hacer con él, pero mi voluntad sigue sonriendo

Tok tok tok

Wonwoo membuka pintu rumahnya, menampakkan kakak Mingyu-Kim Jongin.

"Annyeong, Wonu-ya! Dimana adikku?" ucap Jongin, Wonwoo pun mempersilahkan Jongin masuk terlebih dahulu.
"Ada urusan, hyung," Wonwoo mengambil air putih dan menyajikannya kepada Jongin.
"Dengan siapa?"
"Sekretarisnya, Jieqiong."
"Apa yang akan dia lakukan?"
"Entahlah, hyung,"

Jongin meminum air putihnya dan menaruhnya kembali. Lalu ia menatap Wonwoo yang tengah menunduk.
"Wonwoo-ya, apapun yang dia lakukan padamu, tetaplah berpikir yang positif, meskipun sekalipun itu menyakitimu, percayalah akan sebuah balasan, dirinya hanya belum tau," ucap Jongin seraya menepuk bahu Wonwoo pelan. Namja manis itupun hanya tersenyum menanggapi Jongin.
"Selalu,hyung!" Wonwoo menggenggam tangan Jongin. Namja berkukit tan itu berpikir, mengapa adiknya menyia-nyiakan seseorang yang benar-benar mencintainya?

Me no va nunca considero a ti mismo

Ini sudah sangat malam, namun Mingyu belum juga pulang. Wonwoo hanya terdiam, setia menunggu tanpa ada pikiran negatif diotaknya.

Sudah hampir 2 jam menunggu, namun Mingyu belum saja pulang. Akhirnya, Wonwoo memutuskan untuk menghampiri Mingyu di kantornya. Ia menyalakan motornya dan melajukan motor tersebut menuju kantor Mingyu.

Duele pero,filmé con una sonrisa

Wonwoo melangkahkan kakinya menuju ruangan Mingyu. Ia membuka pintu ruangan tersebut, dan betapa terkejutnya Wonwoo. Ia melihat Mingyu sedang berciuman panas dengan sekretarisnya, dasinya berantakan, bahkan kemejanya sudah sepenuhnya tidak utuh kerapiannya.
"Mingyu-" Wonwoo menahan isakannya, membuat Mingyu dan sang sekretaris memandang kaget kearahnya.
"Wonwoo, apa yang kau laku-"
"Selamat, Kim Mingyu! Penggantiku sudah ada, mungkin sudah saatnya aku pergi, kau tidak membutuhkanku lagi," Wonwoo tersenyum manis, sangat manis.
Ia meninggalkan ruangan tersebut dengan senyumannya, berjalan kembali ke parkiran dan melajukan motornya.

Este es el momento

Wonwoo melajukan motornya pelan, namun penuh dengan senyum kesakitan. Ia tetap konsen dengan perjalanannya. Namun, itu tidak mengurangi ke-

BRUKKKKKKK

mungkinan.

Sebuah truk tronton menabrak motornya, Wonwoo terpental jauh hingga 2 km. Pandangannya kabur ketika segerombol manusia mengitarinya. Namun, seketika-

semuanya gelap.

Gracias, tengo que dejarte

"Wonwoo-ya! Jeongmal mianhamnida! Mianhae, Wonu-ya! Saranghae! Wonu-ya!" Mingyu mengejar troli yang mengangkat tubuh Wonwoo. Ia menangis. Dirinya sungguh brengsek, meninggalkan seseorang yang benar-benar mencintainya.
"Maaf,tuan! Anda harus menunggu diluar," Dokter menahan Mingyu yang ingin memasuki ruang UGD.

Mingyu ambruk seketika, ia merutuki dirinya sendiri.
"Mingyu-ya, masih ada diri-"

Plak

"Pergi kau, wanita brengsek! Pergilah! Enyahlah dari diriku sebelum nyawamu habis ditanganku!" Mingyu menampar sang sekretaris dan mengusirnya, wanita tersebut mendecih. Ia menghentakkan kakinya meninggalkan rumah sakit tersebut. Rencananya gagal, ya gagal untuk mendapatkan Mingyu.

Ketahuilah, Mingyu tidak akan melakukan ini jika tidak dirayu oleh sang sekretaris.

"Mingyu-ya, kudengar-"
"Jongin hyung!"
Mingyu menghambur kedalam pelukan Jongin, sang kakak berusaha menenangkannya. Membiarkan Mingyu untuk menangis sekeras mungkin.
"Hyung! Aku bodoh! Sangat bodoh!"
Jongin membiarkan sang adik mengumpat, mengeluarkan seluruh penat dikepalanya.
"Bisa-bisanya diriku-"
"Tuan, anda kekasih Jeon Wonwoo?" suara Dokter menyadarkan Mingyu.
"Y-ya! Dengan saya sendiri pak!" jawab Mingyu sembari masih menahan isakannya.
"Anda boleh mengunjunginya," tanpa basa-basi, Mingyu melewati dokter tersebut dan berlari menghampiri Wonwoo yang terbaring lemas dikasur UGD.

"Wonwoo-ya! Mianhae! Jeongmal saranghae!" Mingyu memeluk tubuh Wonwoo yang terkulai lemas. Mengecup tangan yang penuh dengan luka tersebut, berkali-kali.
"Min-min-g-g-gyu" Wonwoo tersadar secara perlahan, tangannya bergerak mengelus surai Mingyu.
"K-kau tersadar! Dokter! Dokter! Dok-"
"Ssstttt...." Wonwoo menarik kepala Mingyu, mendekat dengan wajahnya. Melumat bibirnya perlahan, dengan penuh rasa. Mingyu membalasnya perlahan. Mengecup lembut bibir tersebut. Setelah beberapa menit, Wonwoo melepas tautan mereka, dan mengecup kening Mingyu perlahan.
"G-gyu s-saranghae, j-jeongmal...s-sarang-hamnida... m-min g-gyu-"

TIIIITTTTTTTTT

"WONWOO-YA!"

Seguirá siendo a la vista de ustedes

Mingyu menunduk. Mengumpat. Merutuki. Seluruhnya untuk menyumpahi dirinya sendiri.

Sulit mengakui bahwa Wonwoo telah tiada.

Ia pergi dengan kecupan dan senyuman hangatnya.

"Mingyu, aku menemukan ini dirumah Wonwoo," ujar Jongin sembari menghampiri Mingyu dan memberikan secarik kertas. Mingyu menerimanya. Ia meninggalkan area pemakaman dan berjalan menuju taman- ya, taman tempat bersaksinya cinta mereka.

Mingyu mendudukkan dirinya dibangku taman, mengambil secarik kertas tadi dan membacanya.

I'm always hope that you always hug me everytime, kiss me everytime, give me your shoulder everytime. But, i realized that it was just a hope that will not be easier & tastier that I achieved.

Jeon Wonwoo,

"Tenanglah disana Wonwoo-ya, aku mencintaimu-" Mingyu menitikkan air matanya sebelum sebuah cahaya cantik mengejutkannya.







"Aku akan tetap berada disampingmu


selamanya."

END

Gemeter nulisnya :v ff hurt/ comfort pertama. Vote and Comment jsy :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 13, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fine.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang